CIREBON, KOMPAS – Pedagang daging sapi dan kerbau di Kota Cirebon, Jawa Barat, tidak berminat menjual daging beku yang ditawarkan pemerintah. Padahal, harga daging beku lebih murah dibandingkan daging segar.
“Enggak mau daging beku. Enggak laku,” ucap Anna (42), pedagang daging di Pasar Kramat, Kota Cirebon, Jawa Barat, Selasa (29/5/2018).
Sikap Anna itu diungkapkan kepada Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang menawarkan daging beku kepadanya.
Menggunakan bahasa Cirebon, Enggartiasto menawarkan kepada pedagang daging beku sapi dan kerbau hanya Rp 70.000 per kilogram (kg), jauh lebih murah dibandingkan harga daging sapi segar Rp 120.000 per kg.
“Ibu (Anna) bisa menjual daging beku Rp 80.000 per kg. Ada untung Rp 10.000 per kg,” ucap Enggartiasto.
Dia bahkan memanggil Kepala Perum Bulog Subdivre Cirebon Dedi Aprilyadi untuk meyakinkan Anna bahwa harga daging beku lebih murah. Namun, Anna bergeming.
Meskipun memiliki kulkas untuk menyimpan daging beku, menurut Anna, konsumen lebih terbiasa dengan daging segar. Apalagi, menjelang Lebaran, permintaan terhadap daging segar kian besar.
Menurut dia, menjelang Lebaran, dalam sehari, ia mampu menjual 1,5 kuintal daging segar. Padahal, pada hari biasa, ia hanya menjual 50 kg sampai 70 kg daging.
“Apalagi, saat ini, stok dari rumah pemotongan hewan banyak. Saya minta 50 kg, dikasi lebih 37 kg,” ujarnya.
Iding, pedagang daging di Pasar Kanoman juga enggan menjual daging beku. “Meskipun ada untung Rp 10.000 per kg, kalau enggak ada yang beli sama saja,” ujarnya menolak penawaran Enggartiasto.
Terlebih lagi, ia tidak memiliki lemari etalase yang dapat memajang daging beku. Selama ini, daging sapi segar hanya digantung atau diletakkan di atas meja berkeramik. “Kalau enggak ada etalase, 3 jam saja daging bekunya sudah rusak,” ujar Iding.
Enggartiasto pun pergi mengecek harga pangan lainnya. Menurut dia, pemerintah ingin memberikan masyarakat pilihan antara daging segar dan beku yang lebih murah.
Kepala Perum Bulog Subdivre Cirebon Dedi mengatakan, masyarakat belum mengenal daging beku sehingga penjualannya tidak sebanyak daging segar. “Padahal, rasanya sama saja. Namun, harganya lebih murah,” ujarnya.
Pihaknya saat ini siap memasok 1 ton daging beku jika ada permintaan. Bahkan, kalau habis, pihaknya akan mengirim dagin beku dari Jakarta. “Dari Januari 2018 hingga kini, kami sudah menjual sekitar 2 ton daging beku di wilayah Cirebon. Kami berusaha memberikan pilihan kepada masyarakat,” ujarnya.
Sebelumnya, pemerintah mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan daging sapi dan kerbau. Secara nasional, defisit daging selama Mei-Juni 2018 diperkirakan 41.000 ton karena kebutuhan diproyeksikan mencapai 116.400 ton, sementara produksinya 75.400 ton. Selisih tersebut dipenuhi dengan impor daging beku (Kompas, 17/5/2018).