Haris Firdaus/Erwin Edhi Prasetya/Regina Rukmorini/Nino Citra Anugrahanto
·2 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS - Balai Taman Nasional Gunung Merapi menutup sejumlah tempat wisata di wilayahnya untuk sementara waktu, hingga ada perubahan status Gunung Merapi. Penutupan itu dilakukan demi keamanan para wisatawan.
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) Wilayah II Singgih Rudi Setiyanto mengatakan, yang berusaha dicegah dengan penutupan itu, adalah kepanikan wisatawan, jika terjadi letusan mendadak saat mereka sedang di lokasi wisata.
“Kami tidak ingin masih ada wisatawan yang berada di kawasan Merapi saat tiba-tiba terjadi letusan freatik. Hal yang dikhawatirkan adalah kepanikan itu bisa menambah risiko saat mengevakuasi wisatawan,” kata Singgih.
Menurut surat edaran yang dikeluarkan oleh TNGM, tempat wisata yang ditutup itu adalah Tlogo Muncar, Taman Kalikuning, Deles Indah, Taman Jurang Jero, dan Pendakian Gunung Merapi yang ada di Sapuangin dan Selo. Tlogo Muncar dan Taman Kalikuning terletak di Sleman. Deles Indah dan Pendakian Gunung Merapi dari Sapuangin terletak di Klaten. Taman Jurang Jero di Magelang. Adapun Pendakian Gunung Merapi dari Selo berada di Boyolali.
Suasana terpantau sangat sepi saat mengunjungi Tlaga Muncar. Pintu masuk dari pagar besi setinggi lebih dari dua meter itu tertutup rapat. Di temboknya tertempel surat edaran dari TNGM yang menyatakan tempat wisata itu ditutup untuk sementara waktu.
Juga, tak satupun penjual yang membuka warungnya. Terlihat, monyet-monyet dari hutan taman nasional itu bermain di warung-warung yang sepi. Dua penjual terlihat berada di warungnya. Tetapi, mereka tidak berjualan, melainkan membersihkan warungnya.
Heri (46), pemilik warung, mengatakan, warungnya baru tutup Rabu ini. Ia sengaja tidak berjualan karena status Merapi meningkat menjadi waspada. Selain itu, ada surat edaran dari TNGM yang meminta Tlogo Muncar ditutup sampai waktu yang belum ditentukan. “Kami hanya ikut instruksi pemerintah. Semisal harus ditutup, maka akan kami tutup,” kata Heri, di warungnya.
Terkait perubahan status Merapi dari normal ke waspada, Balai TNGM juga menyampaikan imbauan terkait penyikapan warga terhadap pergerakan satwa. “Perubahan status Merapi memungkinkan adanya pergerakan satwa untuk turun masuk ke permukiman warga. Kami mengimbau agar warga menyikapinya dengan bijaksana,” kata Singgih.