JIMBARAN, KOMPAS - Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) setinggi 121 meter dari permukaan tanah Bukit Ungasan, Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali, Minggu (20/5), memasuki tahap penyelesaian, dengan persentase sekitar 80 persen. Sebanyak 529 keping modul telah terpasang sekitar setahun terakhir, dari total modul 754 keping.
Upacara Ngrastiti dan Pecaruan, kemarin, digelar untuk memohon kelancaran kepada Tuhan, dan dilakukan pemasangan mahkota Dewa Wisnu, menggunakan crane. Presiden Joko Widodo direncanakan meresmikan proyek bernilai lebih dari Rp 1 triliun ini, awal Agustus mendatang, seiring selesainya pembangunan di akhir Juli.
Gubernur Bali I Made Mangku Pastika mengapresiasi usaha seniman Nyoman Nuarta yang akhirnya bisa mewujudkan patung raksasa GWK ini, setelah perjalanannya sekitar 28 tahun. Tinggi patung 75 meter, dengan lebar 65 meter dan berat ribuan ton. Tinggi patung GWK yang kemungkinan 121 meter dari pedestal (pondasi) ini, dipastikan lebih tinggi dari patung Liberty di Amerika Serikat yang setinggi 93 meter dari pedestal.
“Patung GWK ini impian bersama setelah sekian tahun terhenti karena berbagai persoalan, mulai dari pendanaan, pro-kontra pembangunnannya hingga soal politik. Tetapi hari ini menjadi catatan sejarah, patung GWK bisa terwujud berdiri tinggi di bukit Jimbaran ini. Ini prestasi,” kata Pastika, usai pemasangan mahkota Dewa Wisnu.
Pastika memastikan patung ini menjadi kebanggaan rakyat Bali dan Indonesia, di hadapan dunia. Hal ini menjadi cita-cita sejak dirintisnya kawasan budaya GWK, sejak 1992. Apalagi, lanjutnya, patung ini salah satu lokasi kunjungan para tamu pertemuan internasional Annual Meeting IMF-Bank Dunia 2018, Oktober mendatang.
Di sela-sela sambutannya, Pastika meminta hadirin berdoa untuk almarhum Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Joop Ave, salah satu penggagas patung GWK.
Meminta restu
Seniman Nyoman Nuarta, penggagas GWK meminta restu agar seluruh keping modul terpasang tepat waktu. Baginya, waktu pengerjaan 28 tahun pertanda bukan perkara mudah menyelesaikan patung ini. Pada 2012 misalnya, akuisisi saham GWK oleh PT Alam Sutera Realty Tbk harus direlakan.
Patung GWK berdiri di kawasan seluas 60 hektar. Nuarta menerapkan konsep world cultural forum, yakni mendesain ruang-ruang seperti convention hall, museum dan galeri, lobi, viewing gallery, viewing restaurant, multimedia theatre, dan commercial space di pedestal patung GWK. Bahkan, pengunjung dapat naik sampai ke dada Dewa Wisnu, di lantai 22. Pemandangan panorama pun bisa dinikmati dari lantai tersebut.
Pemasangannya menerapkan teknologi baru dalam pembuatan dan pembesaran skala patung, dengan teknik cetak las cor. Pembesaran skala terhadap outline dapat dilakukan dengan pantograf. Prinsip pantograf bisa dilakukan melalui media komputer, dan juga sudah dipatenkan.
Seluruhnya membutuhkan kerangka baja dan tangga besi yang harus dipesan dari Jepang. Bagian tersulit adaah pemasangan sayap Garuda jangkauannya membentang sampai 65 meter, butuh steger khusus.