BEKASI, KOMPAS - Memasuki Ramadhan, sejumlah harga bahan pangan di Kota Bekasi mulai naik. Pemerintah Kota Bekasi bekerja sama dengan beberapa instansi untuk menjamin kecukupan stok.
Penjabat Wali Kota Bekasi Ruddy Gandakusumah dihubungi dari Bekasi, Kamis (17/2018), mengatakan, pihaknya akan terus memantau harga bahan pangan selama bulan Ramadhan dengan membentuk tim inspeksi pasar. Tim tersebut sudah bekerja sejak empat hari sebelum Ramadhan. Hasil pemantauan menjadi bahan evaluasi untuk merumuskan alternatif pemecahan masalah harga pangan.
Berdasarkan pantauan tim inspeksi pasar, kenaikan harga terjadi pada daging sapi, daging ayam, dan telur ayam negeri. Di Pasar Kranggan, harga daging sapi naik, yaitu dari Rp 110.000 per kilogram menjadi Rp 120.000 per kilogram. Begitu juga daging ayam, naik dari Rp 36.000 per kg menjadi Rp 40.000 per kg. Adapun telur ayam negeri, naik dari Rp 26.000 per kg menjadi Rp 27.000 per kg.
Di Pasar Baru, kenaikan mencolok terjadi pada bawang merah. Yuli (48), pedagang sayuran dan bumbu dapur, mengatakan, saat ini ia menjual bawang merah seharga Rp 40.000 per kilogram. Harga tersebut naik drastis dibandingkan beberapa hari sebelumnya, yaitu Rp 25.000-Rp 28.000 per kilogram. Menurut Yuli, para petani bawang merah di Brebes, Jawa Tengah, yang memasok barang dagangan, kerap gagal panen.
Aris Wahyudi (25), penjual daging ayam, mengatakan, saat ini harga ayam mencapai Rp 30.000 per kilogram. Kenaikan sudah terjadi sejak 20 hari lalu. Harga terakhir sebelum naik adalah Rp 19.000 per kg.
Kenaikan lain terjadi pada buah-buahan. Menurut Muhamad Ramdhan (19), penjual buah, harga semangka saat ini Rp 7.000 per kilogram, naik sejak dua hari lalu dari harga standar, yaitu Rp 6.000 per kilogram.
Muhamad menambahkan, stok semangka dari para petani di Banyuwangi, Jawa Timur menipis. Saat ini, ia hanya menjual semangka yang beratnya mencapai 9 kg per buah. Padahal, sebelumnya ukuran semangka lebih variatif, mulai dari 5 kilogram per buah hingga 6 kg per buah.
"Harga buah yang kenaikannya paling tinggi itu blewah, naik dari Rp 12.000 per kilogram menjadi Rp 15.000 per kg," ujar Muhamad.
Menurut dia, pembelian blewah di bulan Ramadhan meningkat, namun hasil panen petani di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, tidak bertambah.
Matroni (56), penjual daging sapi, mengatakan, harga barang dagangannya stabil. Daging sapi lokal saat ini dijual Rp 120.000 per kg sedangkan daging sapi impor seharga Rp 100.000 per kg. Dalam sehari, Matroni menjual sekitar 30 kg daging sapi. Adapun perbandingan antara daging sapi lokal dan impor adalah 50:50.
Menurut Yuni, harga sayuran relatif tetap. Kentang masih dijual seharga Rp 12.000 per kg, kacang panjang Rp 8.000 per kg, wortel Rp 8.000 per kg. Harga beberapa barang justru turun, seperti cabai merah keriting dari 40.000 per kg menjadi Rp 35.000 per kg. Cabe rawit setan pun demikian, turun dari Rp 60.000 kg menjadi Rp 38.000 per kg.
Yuni (61), penjual bumbu dapur dan rempah-rempah, mengatakan hal serupa. Harga barang dagangannya relatif tetap. Harga lada tetap Rp 180.000 per kg, kemiri Rp 45.000 per kg, ketumbar Rp 30.000 per kg. Barang dagangan lainnya adalah cabe kering keriting Rp 60.000 per kg dan bawang bombay Rp 18.000 per kg.
"Walaupun ada kenaikan harga beberapa bahan pangan, kenaikan masih wajar," kata Ruddy. Ia menambahkan, telah bekerja sama dengan kepolisian untuk memantau harga. Kepolisian akan menindak pihak yang memainkan harga.
Selain itu, ia memastikan stok bahan pangan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Bekasi selama Ramadhan. Pihaknya bekerja sama dengan Perum Bulog untuk memenuhi stok beras, minyak, dan gula. Kerja sama juga dilakukan dengan Kementerian Perdagangan untuk memenuhi stok bawang merah, bawang putih, daging ayam, dan daging sapi.