Pasca-penangkapan Terduga Teroris, Masyarakat Diminta Tenang
Oleh
Abdullah Fikri Ashri
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Pasca-penangkapan dua terduga teroris di Cirebon, Jawa Barat, masyarakat setempat diminta tenang. Kepolisian Resor Cirebon Kota berupaya menjamin keamanan masyarakat dari terorisme antara lain dengan menggelar patroli gabungan bersama TNI.
”Kami berupaya semaksimal mungkin untuk menciptakan keamanan masyarakat. Jadi, tidak usah khawatir dengan teror yang terjadi,” ujar Kepala Polres Cirebon Kota Ajun Komisaris Besar Roland Ronaldy, Jumat (18/5/2018) di Cirebon.
Menurut Roland, pihaknya bersama TNI membentuk tim gabungan untuk mengantisipasi gerakan terorisme di Kota Cirebon. Tim gabungan yang berisi 30 sampai 40 personel itu berpatroli siang dan malam di tempat ibadah, obyek vital, dan tempat penting lainnya di Cirebon.
”Tim juga turut berdialog dengan warga setempat untuk mengetahui situasi keamanan dan ketertiban masyarakat,” ujarnya. Sementara di kantor Polres Cirebon Kota, polisi dengan rompi hitam dan senjata laras panjang berjaga di gerbang kantor.
Pihaknya juga meminta masyarakat agar memberikan informasi sekecil apa pun terkait dengan orang atau kelompok yang melakukan hal mencurigakan. ”Maksudnya, pola kehidupannya berbeda pada masyarakat umumnya. Biasanya ini terjadi pada pendatang yang bukan warga asli setempat,” ujarnya.
Sebelumnya, pada Kamis (17/5/2018), Kepolisian Daerah Jabar bersama Densus 88 menangkap S dan H, dua terduga teroris di Cirebon. H ditangkap di wilayah Majasem, Kota Cirebon, sementara S diciduk di Desa Jemaras Kidul, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon.
S dan H diketahui mengontrak rumah. S bahkan mengontrak rumah milik J, pelaku bom Thamrin pada awal 2016. J ditangkap di Desa Orimalang, Kecamatan Jamblang, yang berjarak sekitar 5 kilometer dari Desa Jemaras.
”Mereka jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Ini berkaitan dengan penangkapan empat terduga teroris di Tambun, Kabupaten Bekasi,” ujar Kepala Polda Jabar Inspektur Jenderal Agung Budi Maryoto di Cirebon, Kamis. Kedua tersangka sudah dibawa ke Jakarta untuk diperiksa Densus 88.
Kamis pekan lalu, sekitar pukul 01.35 keempat terduga teroris, yakni RA (41), JG (30), AM (38), dan HG (40), ditangkap di Jalan Stasiun Tambun. Saat penangkapan, RA dan JG melawan dengan berupaya mencekik dan merebut senjata api milik polisi. Akibat tindakan itu, polisi menembak keduanya. RA meninggal dalam operasi tersebut. Mereka berencana menuju Rutan Cabang Salemba, Mako Brimob, untuk melakukan aksi saat insiden kerusuhan di rutan itu (Kompas, 12/5/2018).
Terkait peranan S dan H, Budi mengatakan, polisi masih menelusurinya. Penangkapan itu menambah daftar panjang penangkapan terduga teroris di Cirebon. Pada 2011, bom meledak di masjid Polres Cirebon Kota. Awal Januari 2016, tiga terduga teroris ditangkap di Jamblang terkait bom Thamrin. Polri juga menangkap DYN di Desa Bakung, Jamblang, akhir 2016.
Pada September 2017, polisi meringkus IM (31) di sekitar Bandara Cakrabhuwana, Kota Cirebon. Penangkapan itu terjadi sekitar 3 jam sebelum Presiden menutup Festival Keraton Nusantara XI 2017 di Kota Cirebon.