Siaga Tanggulangi Teror
Penanggulangan kelompok radikal tidak bisa dilakukan sendiri oleh polisi dan tentara. Kepala daerah dan jajarannya didorong berani bersikap dan bersama warga mengantisipasi meluasnya teror.
JAKARTA, KOMPAS — Serangan teror kelompok radikal sudah berlangsung sepekan terakhir. Korban berjatuhan dan memicu kepanikan. Diperlukan sikap tegas pemimpin daerah untuk bekerja sama dengan aparat keamanan memerangi setiap tindakan teror yang merugikan warganya. Partisipasi warga dalam menjaga lingkungannya sangat dibutuhkan.
Terkait peristiwa bom bunuh diri di Surabaya, Jawa Timur, juga penyerangan di Pekanbaru, Riau, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyerukan seluruh jajaran Pemerintah Provinsi DKI untuk waspada.
Anies, melalui Seruan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 2018 tentang Peningkatan Kewaspadaan di Lingkungan Masyarakat, meminta kepada semua jajaran, mulai anggota dewan kota/dewan kabupaten, anggota lembaga musyawarah kelurahan (LMK), anggota forum kewaspadaan dini masyarakat, rukun warga (RW), dan rukun tetangga (RT), untuk menjaga stabilitas guna meningkatkan kewaspadaan di lingkungan masyarakat.
Anies meminta setiap unsur yang disebut di atas memantau kondisi lingkungan masing-masing. ”Apabila melihat ada hal-hal yang mencurigakan, laporkan kepada aparat wilayah dan aparat keamanan. Dengan demikian, kita bisa memastikan Jakarta aman. Kita ingin Jakarta aman karena itu kita minta kepada semua, terutama yang di level paling dekat dengan masyarakat, untuk memantau situasi kondisi,” kata Anies usai rapat paripurna di DPRD DKI Jakarta, Rabu (16/5/2018).
Anies juga meminta setiap RT, RW, dan LMK memantau sejumlah tempat kos. Hal ini untuk memastikan semua kegiatan di lingkungan masing-masing adalah kegiatan yang tidak menimbulkan ancaman.
Kodam-Polda
Kodam Jaya dan Polda Metro Jaya meningkatkan patroli gabungan. Anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) dari TNI dan Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) dari Polri diminta aktif mengumpulkan informasi.
Kepala Penerangan Kodam Jaya Kolonel (Inf) Kristomei Sianturi, kemarin, mengatakan, patroli gabungan antara Kodim dan polres di wilayah Kodam Jaya sudah rutin dilakukan.
”Sebelum terjadi ekskalasi seperti sekarang sudah dilakukan patroli bersama, sekarang ditingkatkan kembali,” katanya.
Menurut Kristomei, tidak ada peningkatan status di wilayah Kodam Jaya. ”Situasi sekarang masih kondusif. Kami mengimbau masyarakat apabila ada indikasi yang mencurigakan agar melapor ke Babinsa atau aparat teritorial sehingga bisa ditindaklanjuti bersama,” katanya.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono membenarkan anggota Polri dan TNI melakukan patroli bersama untuk mengamankan wilayah Ibu Kota. Argo mengatakan, pengamanan di Mapolda Metro Jaya setelah penyerangan di Mapolda Riau tidak berubah karena sebelumnya semua personel Polda Metro Jaya sudah diminta untuk waspada.
Kepala Polsek Metro Bekasi Kota Komisaris Besar Indarto mengatakan, kepolisian juga mengadakan operasi gabungan skala besar bersama TNI. Selama 24 jam, tim itu berpatroli ke seluruh wilayah Kota Bekasi untuk menjamin keamanan warga.
Jaga keberagaman
Pejabat Wali Kota Tangerang M Yusuf berharap warga harus tetap tenang, menjaga, dan menghargai keberagaman. Ia meminta warga agar tidak perlu takut yang berlebihan karena Pemerintah Kota Tangerang bersama pihak keamanan, TNI dan Polri, berupaya meningkatkan keamanan dan kenyamanan di masyarakat.
Sikap serupa ditunjukkan oleh Penjabat Wali Kota Bekasi Ruddy Gandakusumah. Ruddy mengatakan, pasca-bom bunuh diri di Surabaya beberapa hari lalu, seluruh warga Kota Bekasi berkomitmen menjaga kondisi tetap kondusif. Para tokoh lintas agama dan jajaran forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) telah berikrar untuk mengamankan kota secara bersama-sama di Bekasi.
”Masyarakat Kota Bekasi sangat heterogen. Selama ini kekompakan mereka sudah teruji,” ujar Ruddy.
Kendati demikian, kata Ruddy, pengamanan kota perlu dioptimalkan dengan peran masyarakat di lingkup terkecil, yaitu di RT dan RW. Masyarakat perlu menyadari pengamanan bukan sekadar kewajiban aparat, tetapi kebutuhan warga. Untuk itu, sejak satu bulan lalu diadakan lomba zero criminal antar-RW.
Dia menambahkan, pihaknya juga akan mengoptimalkan fungsi siskamling. Dengan siskamling, koordinasi antarwarga terjamin. Rasa saling percaya dan saling menjaga antarwarga diharapkan bisa tumbuh.
Di samping itu, mekanisme tamu wajib lapor dalam waktu 1 x 24 jam juga harus dilakukan. Dari situ, warga dapat memastikan bahwa setiap orang yang masuk wilayahnya tidak akan membahayakan.
”Pemerintah Kota Bekasi akan berpatroli gabungan dengan kepolisian dan Satuan Polisi Pamong Praja untuk memastikan masyarakat aman dan nyaman,” kata Ruddy.
”Semua pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, tokoh masyarakat, adat, dan agama harus bahu-membahu memastikan teror tidak terjadi di Kota Bekasi,” katanya.
Pengamanan Asian Games
Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda Ratiyono menjelaskan, Asian Games 2018 merupakan perhelatan besar yang akan dihadiri banyak tamu besar. Dengan banyaknya kejadian teror di sejumlah kota di Indonesia, pengamanan akan diperketat.
Untuk di arena, kata Ratiyono, akan ditambah jumlah personel, baik Polri maupun TNI, yang akan menjaga setiap arena. Tanda pengenal akan menjadi cara untuk memastikan setiap pihak yang datang ke arena adalah untuk menonton pertandingan bukan untuk kepentingan lain. Tanda pengenal untuk sukarelawan juga diperketat.
”Untuk pendamping tamu-tamu penting pejabat atau kepala negara nantinya diambilkan dari TNI-Polri. Meski Asian Games baru berlangsung Agustus 2018, upaya peningkatan pengamanan melalui intelijen negara sudah berlangsung dari sekarang,” kata Ratiyono.