Polisi Menutup Sementara Layanan Pembuatan SIM di Surabaya
Oleh
Iqbal Basyari
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Polisi menutup sementara pelayanan pembuatan dan perpanjangan surat izin mengemudi di wilayah Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, Jawa Timur, Senin (14/5/2018). Penutupan dilakukan sesaat setelah bom meledak di Markas Polrestabes Surabaya pada Senin pagi.
Pantauan di Pelayanan SIM Keliling Polrestabes Surabaya di Taman Bungkul pukul 11.30 tampak sepi. Tidak ada mobil SIM Keliling yang biasanya melayani sejak pukul 08.00. Hal serupa juga terpantau di Pelayanan SIM Keliling di Terminal Bratang.
Beberapa warga yang ingin memperpanjang masa berlaku SIM tampak kecewa. Mereka sudah datang ke Taman Bungkul, tetapi tidak ada pelayanan.
Salah satu warga, Indra Haryono (41), juga harus pulang dan gagal memperpanjang masa berlaku SIM C-nya. Dia datang untuk memperpanjang masa berlaku SIM yang akan habis satu minggu lagi. ”Besok, saya akan kembali lagi. Semoga kondisi Surabaya sudah aman dan pelayanan bisa kembali normal,” ucapnya.
Salah satu petugas Dinas Perhubungan Kota Surabaya yang berjaga di Taman Bungkul, Dyota Prana, mengatakan, pelayanan sempat dibuka pada pukul 08.00. Saat itu sudah ada puluhan warga yang ingin memperpanjang SIM.
”Sesaat setelah terjadi ledakan bom di Markas Polrestabes Surabaya, pelayanan SIM langsung ditutup,” katanya.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Eva Guna Pandia mengatakan, seluruh pelayanan SIM yang berada di Satuan Penyelenggara Administrasi SIM maupun di Pelayanan SIM Keliling ditutup sementara. Penutupan untuk mengantisipasi adanya ledakan lanjutan seperti yang terjadi di Markas Polrestabes Surabaya pada Senin sekitar pukul 08.50.
”Kami belum tahu sampai kapan penutupan pelayanan SIM ini karena petugas kami fokuskan untuk pengamanan kota,” ujar Eva.
Adapun untuk pelayanan SIM di Surabaya berada di Satuan Penyelenggara Administrasi SIM Colombo dan beberapa lokasi SIM Keliling, antara lain di Taman Bungkul, Royal Plaza, Plaza Tunjungan, dan Terminal Bratang. Ada lebih dari 300 pemohon SIM setiap hari.
Bahkan, setelah pengeboman di Markas Polrestabes Surabaya, beredar kabar tentang pengeboman di Satpas Colombo. Namun, hal itu dibantah Eva. Beberapa saat kemudian sekitar pukul 09.00 pelayanan SIM di tempat itu dan tempat lainnya langsung ditutup.