SURABAYA, KOMPAS — Ratna Megasari dan suaminya, Andik, bertanya ke sana kemari. Keduanya mengecek ke sejumlah rumah sakit di Surabaya, termasuk RS Bhayangkara. Namun, hingga Minggu (13/5/2018) malam, keduanya belum mendapatkan jawaban pasti mengenai kondisi Rasiman yang akrab disapa Cak Man (53), warga Pandegiling, Surabaya.
Cak Man adalah salah seorang juru parkir di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS). Biasanya pada hari Minggu, ayah empat anak dan kakek enam cucu itu berangkat pukul 06.00 dan pulang sekitar pukul 17.00.
Namun, hingga malam Cak Man tak pulang. Hati Ratna makin gusar. Ia khawatir, ayahnya jadi salah satu korban bom yang meledak di halaman GPPS. Ia pun ingin mendapatkan jawaban pasti.
Pada Senin (14/5/2018), keduanya mendatangi polisi, polisi pamong praja, dan personel perlindungan masyarakat di tenda yang dipasang di Jalan Arjuna sisi barat yang masih ditutup. Ruas jalan masih ditutup, mulai SPBU pas simpang tiga Jalan Bromo ke selatan sekitar 400 meter.
Namun, para petugas menyatakan tidak tahu kondisi Cak Man. Andik menanyakan dan ingin memastikan kondisi sepeda motor yang dipakai Cak Man. Ia pun diarahkan untuk melihat area parkir dan menanyakan ke sekuriti GPPS.
Di area parkir tak ada sepeda motor yang dimaksud. ”Kami ke sini hanya ingin tahu bapak saya di mana. Pamitnya bekerja kok sampai sekarang belum pulang,” kata Ratna kepada petugas sekuriti sekitar pukul 09.20.
Andik menambahkan, pun seandainya mertuanya menjadi salah satu korban bom, keluarga hanya ingin tahu di mana mengurus jasadnya. Keduanya diminta menanyakan ke kantor pusat GPPS di sisi Jalan Bromo. ”Kami ke RS Bhayangkara semalam belum ada kepastian. Katanya masih pendataan (identifikasi korban),” kata Andik.
Saat disuguhi data nama korban dan kondisi korban berdasarkan tempat kejadian perkara, tangis Ratna pun pecah. Dalam data tersebut disebutkan nama salah satu korban ledakan bom di GPPS, Cak Man (53), warga Pandegiling.
”Iya betul itu bapak mertua saya. Panggilannya memang Cak Man. Pantesan dicari nama Rasman di Polda dan RS Bhayangkara juga belum tahu,” katanya sambil memeluk menenangkan Ratna.