Membangun NTT Berkelanjutan Melalui Kampung Berseri Astra

Gedung Sekolah Dasar Negeri Sonraen, Kabupaten Kupang, sekitar 80 kilometer dari Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, sedang direhab Astra International melalui Yayasan Pendidikan Astra. Sebelumnya kondisi gedung pemerintah ini hanya berupa dinding batako yang sudah lapuk dan terancam roboh.
Penampilan fisik Sekolah Dasar Negeri Sonraen, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kamis (10/5/2018), tidak seperti sekolah dasar negeri lainnya di wilayah itu. Sekolah dalam proses rehabilitasi itu lengkap dengan sarana dan prasarana belajar. Pendidikan yang dikembangan Astra International menekankan pendidikan berkarakter, lingkungan, kreativitas dan inovasi, dan usaha kecil menengah. Semua dilakukan secara berkelanjutan, melibatkan sejumlah yayasan di bawah Astra.
SDN Sonraen tampak lebih hijau. Dinding bangunan dicat lebih menarik. Sebuah taman bacaan berdiri kokoh di sudut barat sekolah. Aula pertemuan menampung 200 peserta di bagian paling timur, lengkap dengan kursi kuliah (menulis). Terdapat puluhan alat tenun ikat di dalam salah satu ruang sekolah.
Wastafel keramik berdiri persis di depan halaman sekolah. Sumur bor dengan kedalaman 70 meter berada di samping halaman sekolah.
Sejumlah pot bunga tampak segar dengan beberapa jenis bunga di dalamnya. Di samping perpustakaan sekolah berdiri satu unit lopo (rumah kecil) berukuran 2 meter x 3 meter dengan bangku duduk yang mampu memuat sekitar 15 orang. Di sisi lopo diletakan pula tiga deret bangku panjang, tempat anak-anak beristirahat, membaca, dan bermain.
Di sudut utara gedung SD itu tampak sebuah demplot hortikultura berukuran sekitar 4 meter x 6 meter. Di situ ada berbagai jenis tanaman sayur, bumbu dapur, dan buah-buahan. Demplot ini dikelola para siswa SD di bawah arahan guru.
Di dalam taman bacaan (ruang perpustakaan) berukuran 5 meter x 7 meter, enam siswa SD sedang mengoperasikan tiga laptop secara bergantian. Beberapa siswa lain sedang menulis dan menggambar di dekat lemari perpustakaan.

Ketua Yayasan Pendidikan Astra Michael D Ruslim, Herawati Prasetyo (berdiri belakang), didampingi dosen Universitas Katolik Widya Mandira, Kupang, Alfons Bunganaen sebagai pendamping guru dan siswa, tengah mengamati para siswa SDN Sonraen mengoperasikan laptop, hibah dari Astra. Kini, para siswa SDN Sonraen mulai belajar teknologi informasi, sebelumnya mereka tidak bisa sama sekali.
Terpajang ratusan jenis buku sekolah. Ada buku pelajaran, buku-buku bacaan, buku komputer, pertanian, peternakan, dan buku Kurikulum 2013. Anak-anak itu didampingi dua guru, bertindak sebagai tutor (pendamping) bagi anak yang sedang mengoperasikan komputer, dan tutor menggambar atau menulis.
”Semua yang dilakukan para siswa di sekolah ini selalu ada pendamping atau narasumber. Pendamping dari guru yang sudah dilatih jauh hari sebelumnya. Ada pula tenaga pendamping tenun ikat, peternakan, dan pendamping perkebunan siswa,” kata Ketua Yayasan Pendidikan Astra (YPA) Michael D Ruslim, Herawati Prasetyo, di Sonraen, sekitar 80 kilometer dari Kota Kupang, Kamis.
Sementara di lapangan terbuka, persis di depan SDN Sonraen, 15 sapi sedang merumput. Ternak sapi ini pun bantuan dari Astra, khusus untuk peternak di desa itu.

Sapi bantuan Astra untuk peternak mulai dikembangbiakkan. Sapi-sapi untuk meningkatkan kesejahteraan warga Desa Sonraen, Kabupaten Kupang.
Saat ini, sudah 70 sapi dihibahkan kepada 12 kelompok tani, tersebar di 10 desa. Satu di antara 70 sapi itu beranak satu ekor. Kelompok tani ini tersebar di Kecamatan Amarasi Selatan dan Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang.
Bonifasius Taneo (52), Ketua Kelompok Tani Suka Maju, Desa Sonraen, yang juga Ketua Komite SDN Sonraen, mengatakan, kelompok peternak itu sepakat, jika induk sapi sudah dua kali beranak, sapi induk dialihkan kepada kelompok lain. Sapi-sapi itu dipelihara dengan sistem penggemukan atau sistem paronisasi.
”Kami sepakat, sapi-sapi ini mencapai berat 300 kilogram, lalu dijual. Hanya sapi jantan bisa dijual. Sapi betina kami alihkan kepada kelompok lain setelah dua kali beranak di kelompok itu. Suatu saat, semua petani di desa ini bisa mendapatkan kesempatan sama memelihara sapi. Beternak, sesuai tradisi masyarakat,” kata Taneo.

Sumur bor bantuan Astra mulai dinikmati warga Sonraen untuk pertanian dan pemenuhan kebutuhan air bersih warga. Air ini tetap tersedia sepanjang tahun. Warga tidak lagi membeli air tangki untuk pertanian dan kebutuhan rumah tangga.
Sekitar 2 kilometer dari SDN Sonraen, Astra membangun sebuah sumur bor dengan kedalaman 60 meter. Sumur bor ini ditargetkan untuk mengairi sekitar 4 hektar lahan pertanian warga, yang berdampingan dengan sumur. Lebih dari itu, sumur bor itu mencukupi kebutuhan air baku bagi warga 3 RT di desa itu.
Yunus Kasse (62), warga Sonraen yang menjaga sumur bor, mengatakan, sumur itu diadakan akhir 2017. Sebelumnya, kelompok tani setempat mendatangkan 154 tangki air ke lokasi persawahan itu untuk menyiram tanaman jagung, sayur, dan umbi-umbian.
”Saya berterima kasih kepada Astra atas usaha membangun sumur bor ini. Kami tidak susah air lagi. Sekarang, kami sedang berupaya mendapatkan pipa untuk mengalirkan air ini ke rumah-rumah, selain untuk pertanian,” kata Kasse.
Bukan hanya di Sonraen. Astra juga membangun satu gedung SD negeri baru di Desa Buraen, desa tetangga Sonraen. Selain itu, Astra merenovasi gedung lama dengan 15 ruang belajar, 2 ruang guru, 1 perpustakaan, 1 aula pertemuan, 2 ruang kreasi dan inovasi, masing-masing pusat pembelajaran tenun ikat, dan pusat pelatihan teknologi informasi.
Jarak 5 meter arah selatan dari bangunan gedung SD tampak sebuah demplot hortikultura berukuran sekitar 6 meter x 10 meter. Di situ ada tanaman sawi, kol, wortel, bawang merah, daun sup, sere, kunyit, dan tomat. Demplot ini dikerjakan siswa SD sendiri.
Astra membangun pula pusat produksi tenun ikat, melibatkan anak-anak SD dari tiga sekolah di desa itu. Pusat tenun ikat ini terletak sekitar 500 meter arah barat dari gedung SDN Buraen. Anak-anak ini mendapat pelatihan dari rumah produksi Ina Ndao, Kota Kupang.
Herawati mengatakan, masyarakat umum pun terlibat dalam kegiatan menenun di rumah produksi tenun itu. Hasil tenun dipasarkan Astra. Dengan ini terlahir usaha kecil dan menengah (UKM) di desa itu. UKM ini di bawah binaan Yayasan Darma Bakti Astra.
”Astra memasarkan hasil produksi tenun ikat produksi siswa dan masyarakat. Selama ini, persoalan pemasaran menjadi kendala,” kata Herawati.
General Manager Head of Corporate Communications Division Corporate Communications, Social, Responsibility (CSR) and Security Astra Boy Kelana Soebroto mengatakan, Astra tidak datang membangun beberapa tahun kemudian pulang, lalu usaha yang dirintis Astra hilang. Astra membuat pelatihan kepada penduduk lokal, menyediakan tenaga pendamping lokal berkelanjutan, dan membantu pemasaran hasil produk.
Pendamping bidang pendidikan Astra menghadirkan dosen Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, Alfonsus Bunganaen. Selain itu, beberapa guru dari Sonraen dan Buraen dibawa ke Jakarta untuk mengikuti pelatihan pedagogi oleh Prof Yohanes Surya.
”Kami sudah mengundang Prof Surya ke Sonraen, bertemu para guru dan siswa. Setelah itu, beberapa guru diberangkatkan ke Jakarta untuk mengikuti pelatihan lanjutan di bidang pedagogi, khusus eksakta oleh Prof Surya,” kata Boy.
Guru-guru itu mendapatkan metode belajar sistem Gasing, yakni gampang, asyik, dan senang, khusus bidang fisika, kimia, dan matematika. Masih banyak siswa SD menilai, ilmu eksakta sulit dipelajari. Dengan metode Gasing, pelajaran yang sulit menjadi ringan dan enteng untuk dipahami.

Siswa mulai rajin membaca di dalam perpustakaan bantuan Astra di samping SDN Sonraen, Kabupaten Kupang, NTT. Mereka mulai membangun keterampilan berliterasi. Ilmu eksakta tidak lagi menjadi momok yang menakutkan siswa, tetapi menyenangkan.
Dengan ini Astra terlebih dahulu membentuk karakter mengajar dari para guru sebelum mengajar di sekolah. Sementara guru yang tidak dibina Prof Surya mendapat pendampingan pedagogi dari Unwira Kupang. Guru harus menjadi teladan bagi siswa.
Boy menegaskan, kehadiran Astra di NTT karena peduli membangun kampung berseri Astra (KBA) di daerah ini secara berkelanjutan. KBA sudah hadir di 72 desa di Indonesia. Di NTT, Astra hadir di 10 desa, dan sesuai rencana, Astra akan masuk juga ke Kabupaten Rote Ndao dalam waktu dekat.
Astra tidak ingin sekadar hadir, lalu kembali dan masyarakat kembali miskin seperti semula. Astra akan meninggalkan sarana, prasaran, sumber daya manusia, dan keterampilan kepada warga NTT secara berlekanjutan. Karena itu, prioritas pendidikan dan pelatihan paling utama adalah siswa SD.
Sekolah negeri dipilih Astra karena sekolah-sekolah ini langsung di bawah binaan pemerintah daerah. Astra ingin menyatu dengan program pemerintah dalam mengembangkan pendidikan dan karakter anak-anak sejak dini.
”Astra ingin mengubah mindset masyarakat, guru, dan siswa secara keseluruhan. Karakter anak untuk bersikap sopan dan jujur. Bekerja keras, disiplin, lifeskill, ingin terus maju, kreasi, inovatif, dan mengembangkan seni budaya lokal. Siswa SD harus selalu menjaga kebersihan dan merawat lingkungan yang hijau dan asri,” katanya.
Desa prasejahtera
Herawati mengatakan, Astra selalu masuk ke desa-desa dengan kategori prasejahtera sehingga dalam kurun waktu 5-10 tahun desa itu bisa berubah menjadi desa sejahtera. Desa Sonraen adalah desa prasejahtera yang mulai disurvei Astra tahun 2015. Selain survei, juga mapping, wawancara dengan kepala desa, dan sejumlah tokoh masyarakat.
Saat ini, sudah ada 72 KBA di Indonesia. Program KBA mengutamakan empat pilar, yakni pendidikan, lingkungan, kewirausahaan warga, dan kesehatan. Ini sesuai dengan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) Astra, yakni Astra untuk Indonesia cerdas, Astra untuk Indonesia sehat, hijau, dan Astra untuk Indonesia kreatif dan inovatif.
Astra untuk Indonesia cerdas diprioritaskan pada pendidikan dasar. Astra untuk Indonesia sehat berupa pembangunan posyandu, pembagian kacamata, dan pengobatan gratis. Astra untuk lingkungan berupa air bersih dengan bor air dan penghijauan kawasan sekolah. Jumlah 10 sekolah yang ditangani Astra masing-masing memiliki satu sumur bor di sekolah itu.
Kini, Astra melatih guru-guru menulis untuk kepentingan penelitian tindakan kelas. Sebanyak 67 sekolah di daerah prasejahtera di Indonesia terlibat dalam kegiatan menulis penelitian ini.
”Ada beberapa yayasan yang bergerak di bidang CSR di Astra. Yayasan pendidikan bergabung dengan KBA. Semua yayasan saling berintegrasi untuk saling membangun,” katanya.

Alfons Bunganaen, dosen Unwira Kupang, sedang memperkenalkan siswa SD berprestasi, Yotantom, kepada Ketua Yayasan Pendidikan Astra Herawati Prasetyo dalam lomba matematika tingkat kabupaten.
Astra mulai melakukan pembenahan di tingkat SD, setelah itu SMP dan SMK. Lulusan SD binaan Astra akan masuk ke tingkat SMP yang diselenggarakan Astra, demikian juga SMK. Ini juga dilakukan sesuai dengan kearifan lokal yang ada di daerah itu. Mereka juga tetap mendapatkan pendampingan khusus.
Pada Jumat-Sabtu (11-12/5/2018) diselenggarakan lomba karya inovasi guru tingkat nasional bagi guru-guru di bawah binaan Astra. Saat itu, diselenggarakan pula festival KBA khusus pendidikan. Jumlah 300-an guru dengan 300-an karya lomba, binaan Astra, akan mengikuti lomba di Sonraen.
Setiap unit usaha Astra, seperti Astra Honda Motor dan Astra Agung Mandiri, terlibat dalam pendidikan, di bawah CSR setempat. Mereka pun ambil bagian dalam lomba ini. Lomba karya inovasi guru binaan Astra ini terkait dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei tahun ini. Ada lima kategori lomba atau lima kategori juara.