Sebuah mobil berputar-putar mencari lokasi parkir di apartemen Kalibata City, Kamis (3/5/2018). Petugas parkir sibuk mencarikan ruang untuk kendaraan yang baru masuk itu. Area parkir di pelataran gedung rata-rata penuh oleh sepeda motor dan mobil.
Apartemen Kalibata City beroperasi sejak tahun 2012. Meski lokasinya sangat dekat dengan Stasiun Duren Kalibata, apartemen ini masih menyediakan lahan parkir yang cukup banyak. Dari total 13.500 unit, area parkir disediakan untuk sekitar 4.000 mobil dan 4.000 sepeda motor. Dalam perkembangannya, area parkir ini pun tak sanggup menampung banyaknya kendaraan milik penghuni ataupun pengunjung. Pasalnya, berdiri pusat perbelanjaan, tempat-tempat nongkrong, kedai kopi, dan area kuliner di area apartemen.
David (33), penjual jasa penjualan unit di apartemen Kalibata City, mengatakan, saat ini rasio penghuni dan lahan parkir 1:8. Artinya, penghuni di 8 unit apartemen hanya bisa mendapatkan satu slot parkiran mobil di basemen.
”Makanya, warga sini banyak yang memakai angkutan umum, terutama KRL Commuter Line dari Stasiun Duren Kalibata,” ujarnya.
Wen Wen Zi, salah satu penghuni apartemen, mengaku kerap menggunakan transportasi umum dari Kalibata City menuju ke tengah kota. Hal ini untuk menghemat waktu karena kemacetan parah selalu terjadi di kawasan Kalibata.
Namun, Wen Wen merasa, akses pejalan kaki dari apartemen ke stasiun belum memadai. Pejalan kaki harus beberapa kali menyeberang karena jalur trotoar terpotong. Selain itu, pejalan kaki juga harus menyeberang pelintasan sebidang.
”Dulu pernah ada janji mau dibuatkan terowongan yang terhubung langsung antara stasiun dan apartemen. Tetapi sampai sekarang belum terealisasi,” ujarnya.
Antara jalan dan apartemen dipisahkan pagar pembatas yang tinggi. Trotoar sudah tersedia meski hanya cukup untuk dua orang berpapasan. Saat sore, area pintu samping apartemen dipadati pedagang kaki lima yang berjualan.
Untuk mencapai Stasiun Duren Kalibata, pejalan kaki harus menyeberang ke arah berlawanan. Tidak adanya jembatan penyeberangan membuat pejalan kaki harus bersabar menunggu kendaraan yang terkadang melaju kencang.
Daya tarik
Apartemen Kalibata City merupakan salah satu properti yang memanfaatkan kedekatan dengan stasiun kereta api atau halte bus transjakarta. Penghuni tinggal berjalan kaki dari tempat tinggal ke stasiun/halte.
”Salah satu keunggulan Kalibata City karena dekat dengan stasiun kereta api,” ujar David yang bolak-balik menjualkan unit bekas di apartemen ini.
General Manajer Pengelola Kalibata City Ishak Lopung menuturkan, meski berlokasi dekat stasiun, sejak awal pengembang tidak menerapkan konsep transit oriented development (TOD) dalam pembangunan 17 tower apartemen tersebut.
Pengembang apartemen sempat berencana membangun terowongan penghubung antara apartemen Kalibata City dan Stasiun Duren Kalibata untuk menunjang akses warga. Namun, hingga saat ini, program itu belum terealisasi.
Adapun untuk mendukung program pemerintah untuk memakai angkutan umum massal, pengelola sudah membangun dua halte transjakarta di lokasi apartemen. Sayangnya, belum ada bus transjakarta yang masuk ke lokasi. Ishak berharap, bus transjakarta bisa masuk apartemen ini untuk mendukung program pemerintah yang ingin mengurangi kemacetan di Jakarta.
”Kami sudah bangunkan dua halte transjakarta, tetapi busnya belum ada. Kami berharap PT Transjakarta mau memfasilitasi kebutuhan warga di sini,” ujar Ishak.
Wibowo dari Humas PT Transjakarta mengatakan, sejauh ini belum ada pembicaraan soal bus transjakarta masuk ke apartemen ini. ”Namun, ini ide menarik,” katanya.
Integrasi antara properti dan angkutan umum tak lain untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.