PANDEGLANG, KOMPAS — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kemdikbud berupaya meningkatkan kualitas guru dengan berbagai program. Guru-guru juga diminta untuk meningkatkan kualitas mengajarnya, terutama dengan menambah pengetahuan pedagogis dan penguasaan materi.
Demikian dikatakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy seusai Silaturahim Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani Bersama Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia dan Pengurus Besar Mathla’ul Anwar di Pandeglang, Banten, Minggu (29/4).
Program-program yang dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pendidik, yakni kelompok kerja guru (KKG) untuk pengajar sekolah dasar, serta musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) untuk guru sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan sekolah menengah kejuruan (SMK).
Menurut Muhadjir, sertifikasi guru sekarang semakin ketat. Program pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG) yang sebelumnya diterapkan selama kurang lebih dua minggu saja, kini menjadi 1 tahun. Pembinaan terhadap guru pun terus dilakukan.
“Kami melakukan pembinaan terus-menerus. Belajar itu sepanjang hayat agar kemampuan dan profesionalisme para guru terpelihara. Mereka terus dididik,” katanya. Pembinaan guru secara swadaya diselenggarakan dengan KKG dan MGMP. Muhadjir mengatakan, guru perlu meningkatkan berbagai kemampuannya.
“Yang perlu ditingkatkan, yaitu penguasaan materi pengajaran dan pengetahuan pedagogis. Bukan kurang baik tetapi para guru harus selalu melakukan penyegaran,” katanya. Menurut Muhadjir, penyegaran materi dan pengetahuan itu penting karena ilmu, keterampilan, dan profesionalisme harus selalu diasah.
Sertifikasi pengajar dilakukan dengan program pendidikan profesi guru yang menjadi tanggung jawab Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). “Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan atau LPTK berada di bawah Kemenristekdikti. Kami pengguna saja,” ucapnya.
Puan Maharani mengatakan, KH Abdurrahman sebagai pendiri Mathla’ul Anwar membawa banyak manfaat. Tak hanya berjuang untuk bangsa menuju kemerdekaan, ajaran Abdurrahman melalui dakwah dan kegiatan sosial juga mendidik muslim sehingga menjadi toleran dan moderat.
Puan mengatakan, ke depan, kurikulum berdasarkan Islam yang toleran dan moderat akan dibuat. Tokoh masyarakat, sosial, dan agama telah diundang untuk menyampaikan masukan mereka sehingga kurikulum tersebut dapat menangkal radikalisme. (bay)