Soal UNBK Dibocorkan ”Orang Dalam” ke Bimbingan Belajar
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Tim penyidik Polrestabes Surabaya, Jawa Timur, menetapkan IM (38) dan TH (45) sebagai tersangka kasus kebocoran soal ujian nasional berbasis komputer di SMPN 54 Surabaya. Keduanya mengirimkan soal ujian kepada sebuah lembaga bimbingan belajar untuk disebarkan kepada siswa.
Kepala Polrestabes Surabaya Komisaris Besar Rudi Setiawan, Senin (30/4/2018) di Surabaya, mengatakan, kedua tersangka merupakan pegawai harian lepas di SMPN 54 Surabaya. IM adalah pegawai di bidang teknologi informasi, sementara TH merupakan staf tata usaha.
Kedua pegawai tersebut pada Jumat (20/4/2018) atau dua hari sebelum pelaksanaan UNBK meretas komputer di ruang ujian. Beberapa komputer di tiga ruangan ujian sekolah tersebut dipasang dengan kabel LAN (Local Area Network).
Kabel ini menghubungkan komputer siswa dengan komputer lain yang berada di laboratorium IPA sehingga apa yang ditampilkan di komputer siswa bisa terlihat oleh komputer yang dikuasai tersangka.
”Tersangka TH memberikan informasi data Internet Protocol address (IP address) komputer untuk UNBK kepada IM,” ujar Rudi.
Setelah mendapatkan akses ke komputer siswa, tersangka IM memantau soal ujian yang dikerjakan oleh siswa di komputer di laboratorium IPA. Tampilan berupa soal ujian yang terlihat di komputer siswa dan komputer tersangka IM lalu difoto dan dikirim ke lembaga bimbingan belajar Excellent Study Club (ESC) yang berada di Tambaksari.
”Soal ujian difoto dan dikirim ke bimbel ESC melalui grup Whatsapp untuk dikerjakan oleh pengajar di lembaga bimbingan belajar lalu disebar ke siswa menggunakan ponsel pintar. Ada empat posel pintar yang digunakan tersangka untuk mengirim soal ujian tersebut,” kata Rudi.
Soal ujian difoto dan dikirim ke bimbel ESC melalui grup Whatsapp untuk dikerjakan oleh pengajar di lembaga bimbingan belajar lalu disebar ke siswa menggunakan ponsel pintar.
Sebelumnya pada Kamis (19/4/2018), Dinas Pendidikan Kota Surabaya melaporkan dugaan kecurangan UNBK di SMPN 54 Surabaya. Ketika memantau jalannya pelaksanaan ujian di hari terakhir, terdapat perbedaan data nomor presensi peserta yang tidak sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.
Peserta ujian yang seharusnya melaksanakan ujian pada sesi pertama yakni pagi hari justru mengikuti ujian di sesi ketiga atau sore hari. Setelah ditelusuri di lokasi, ditemukan komputer yang digunakan oleh siswa ternyata diretas oleh teknisi TI.
Rudi mengatakan, peretasan soal UNBK dilakukan sejak hari pertama di saat ujian sesi pertama. Soal dikirim tersangka ke bimbingan belajar tersebut untuk diberikan jawaban lalu disebar kepada siswa yang melakukan ujian di sesi terakhir atau sesi ketiga.
Kasus ini, lanjut Rudi, masih akan berkembang. Sebab, kebocoran UNBK diduga melibatkan banyak pihak. ”Kami akan lanjutkan pemeriksaan kepada pihak sekolah terkait pemindahan siswa yang seharusnya ujian di sesi pertama menjadi sesi ketiga,” ucapnya.
Tidak tertutup kemungkinan kasus kebocoran UNBK ini masih akan memunculkan tersangka lain. Sebab, kepolisian masih mencari pemilik lembaga bimbingan belajar ESC yang sampai saat ini masih buron. Pihak sekolah, selain kedua tersangka, juga diduga kuat terlibat dalam kebocoran UNBK ini karena mengetahui pemindahan sesi ujian siswa.