CANBERRA, MINGGU — Pameran dan peragaan busana batik Indonesia di Canberra, Australia, Sabtu (28/4/2018), berlangsung meriah dan dipadati pengunjung. Tetamu juga dihibur penampilan sejumlah tarian tradisional Indonesia, yakni Tari Golek Sulun Dayung dan Wirayudha.
Iwan Freddy Hari Susanto, Minister Counsellor KBRI Canberra, Minggu (29/4/2018), mengatakan, pameran, peragaan busana batik, dan pementasan tarian tradisional diselenggarakan oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Canberra dalam rangka memperingati Hari Kartini.
Ketua DWP KBRI Canbera Caecilia Legowo mengatakan, pameran sehari dan peragaan busana batik itu untuk mempromosikan batik sebagai karya kreatif anak bangsa di sejumlah kalangan di Australia sekaligus mengenalkan mereka tentang makna Hari Kartini.
Iwan menambahkan, busana batik beragam corak yang sejak 2009 diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia dan tarian tradisional Nusantara merupakan salah satu aset diplomasi publik Indonesia.
Pameran dan peragaan busana batik digelar di Wisma Indonesia, Canberra. Ruang utama wisma disulap menjadi tempat catwalk lengkap dengan karpet merah.
Selain di Canberra, kegiatan promosi batik serupa juga diadakan di Konsulat Jenderal RI di Sydney pada Minggu, 29 April 2018.
”Puluhan koleksi terbaik Riana Batik dipadupadankan secara apik sehingga menjadikan batik tampak mewah, stylish, dinamis, berkelas, dan bisa dikenakan di berbagai acara. Benar-benar memukau pengunjung,” kata Iwan lagi.
Pengunjung berasal dari kalangan masyarakat Australia, istri para duta besar, dan diplomat asing dari negara sahabat, seperti Korea Selatan, Jordania, Argentina, Jepang, Amerika Serikat, Vietnam, Thailand, Myanmar, Kamboja, Timor Leste, dan Brunei Darussalam.
Dubes Romania untuk Australia, Nineta Barbulescu, mengajak suami dan anaknya untuk tidak melewatkan pergelaran busana batik ini. ”Hal tersebut membuktikan bahwa para pencinta batik di Australia sangat banyak,” kata Iwan.
Para pengunjung antusias untuk melihat dari dekat keindahan beragam corak batik Indonesia yang sejak 2009 diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia.
Duta Besar RI untuk Australia, Y Kristiarto S Legowo, hadir dengan didampingi Wakil Dubes MI Derry Aman, Wakil Ketua DWP KBRI Canberra Penny D Herasati, Atase Perdagangan Iman Nurimansyah, serta Atase Pendidikan dan Kebudayaan Imran Hanafi.
Selain pameran dan peragaan busana, pengunjung juga dihibur dengan penampilan tari-tarian tradisional dari Nusantara, seperti Tari Golek Sulun Dayung dan Wirayudha.
Dalam pergelaran busana batik yang dibuka Caecilia Legowo selaku Ketua DWP KBRI Canberra ini, para tamu yang hadir disuguhi koleksi baju batik dari desainer Riana Kusuma Astuti yang diperagakan secara atraktif oleh sejumlah model yang umumnya adalah mahasiswa, pelajar, dan masyarakat Indonesia yang bermukim di Canberra serta seorang dokter muda dari Jakarta.
Sesi peragaan kebaya batik untuk acara resmi diiringi langsung dengan gending gamelan Jawa yang dimainkan staf KBRI Canberra.
Dubes Kristiarto mengatakan, melalui pameran ini, ekspor batik ke Australia diharapkan akan semakin meningkat.
”Ekspor produk tekstil Indonesia ke Australia pada periode Januari-Februari 2018 sebesar 39,6 juta dollar Australia atau meningkat 6,6 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 37,2 juta dollar AS. Kita juga mendapatkan surplus sebesar 38,4 juta dollar AS,” ujarnya.