SEMARANG, KOMPAS — Menyongsong tekad pemerintah menyiapkan bandar udara baru di Jawa Tengah, Bandara Ahmad Yani di Semarang siap melayani para penumpang mudik Lebaran 2018 seiring selesainya analisis mengenai dampak lingkungan lalu lintas bandara itu.
Bandara Ahmad Yani itu dibangun dengan bergeser ke sebelah utara mendekati pantai sekitar 1 kilometer dari lokasi bandara lama.
Amdal lalu lintas untuk masuk bandara baru sudah selesai dikerjakan dan telah disetujui. Jalan masuk bandara baru tidak lagi menggunakan jalan masuk yang lama, yakni dari bundaran Kali Banteng.
”Untuk menuju Bandara Ahmad Yani yang baru, jalan masuknya melalui kawasan Pekan Raya Promosi Pembangunan (PRPP) di daerah arteri Puri Anjasmoro,” ujar dosen yang juga tenaga ahli amdal lalu lintas PT Karsa Harsa Mulya, Djoko Setijowarno, Minggu (29/4/2018).
Untuk mendukung arus lalu lintas masuk keluar bandara baru itu, Pemkot Semarang telah menyiapkan jalan besar dengan empat lajur untuk masuk bandara dari kawasan PRPP yang hanya berjarak 2 kilometer.
Daerah itu dipastikan lalu lintasnya lancar mengingat jalan masuk tidak menyatu dengan jalan arteri utara Kota Semarang yang sangat padat.
Pintu gerbang bandara sendiri telah didesain besar dengan empat pintu masuk untuk kendaraan mobil dan satu jalur untuk kendaraan sepeda motor.
Di dalam bandara sendiri juga disiapkan halte bagi penumpang yang masuk atau pergi menggunakan angkutan umum massal berbasis bus (bus rapit transit/BRT) dan desain awal halte untuk moda transportasi berbais rel (light rail transit/LRT) dari bandara hingga Simpang Lima, Semarang.
Salah satu keuntungan jalan baru ke bandara Ahmad Yani itu, menurut Djoko Setjowarno, tersedia perencanaan matang untuk menghubungkan bandara dengan pusat kota.
Pada perencanaan jangka panjang, jalan baru ke bandara itu juga disiapkan dengan jaringan transportasi kereta api ataupun Jalan Tol Batang-Krapyak. Secara prinsip, amdal lalu lintas bandara baru itu diupayakan bebas hambatan dan tidak terganggu dengan lalu lintas umum masyarakat Kota Semarang.
Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura I Israwadi mengatakan, meski masih dalam proyek pembangunan, bandara Ahmad Yani baru ini disiapkan bisa beroperasi untuk melayani penumpang mudik Lebaran nanti. Bandara baru ini punya kapasitas lebih banyak dibandingkan bandara lama.
Kapasitas terminal lama saat ini hanya 800.000 penumpang per tahun. Padahal, jumlah penumpang pada 2017 mencapai 4,4 juta orang. Sementara itu, terminal baru mampu menampung sekitar 6 juta penumpang per tahun.
Adapun pengembangan Bandara Ahmad Yani masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Perpres Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Proyek itu terdiri atas lima paket. Paket I adalah pengerjaan lahan dan jalan ke bandara (100 persen), Paket II pembangunan parkir pesawat (100 persen), Paket III terminal penumpang (83 persen), Paket IV bangunan penunjang (16,6 persen), serta Paket V pengelolaan air yang masih proses perencanaan dengan konsultan (water management) terkait fungsi dan status bandara Ahmad Yani yang baru merupakan bandara apung pertama di Indonesia.
Direktur Teknik PT Angkasa Pura I Lukman F Laisa menyatakan, pihaknya sudah mengundang Direktorat Jenderal Kemenhub untuk melakukan verifikasi.
Ada verifikasi parsial yang akan dimulai pada 15 Mei mendatang sehingga pekerjaan-pekerjaan yang sudah selesai bisa diverifikasi sambil mengejar hingga 31 Mei guna menunjang kesiapan pengoperasian bandara sementara saat arus mudik Lebaran tahun ini.