PANGANDARAN, KOMPAS — Model keramba jaring apung atau KJA lepas pantai diresmikan Presiden Joko Widodo, Selasa (24/4/2018) di Pusat Pelelangan Ikan Cikidang, Desa Babakan, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. KJA lepas pantai ini diterapkan juga di dua wilayah lain, yakni Pulau Weh, Sabang, Aceh dan Jepara, Jawa Tengah.
Model KJA lepas pantai ini menyerap teknologi yang digunakan Norwegia untuk membudidayakan ikan. Di Indonesia, saat ini ikan kakap putih yang dibudidaya menggunakan KJA lepas pantai. Setiap lubang keramba akan diisi sekitar 150.000 ekor benih kakap dan dipelihara selama sekitar delapan bulan.
Diharapkan, dari KJA di tiga lokasi tersebut akan dihasilkan 768-816 ton per unit per tahun. Dengan demikian, produksi diperkirakan berkisar 2.304-2.448 ton per tahun dengan nilai Rp 161,28-171,36 miliar per tahun. Nilai ini menggunakan asumsi harga kakap putih Rp 70.000 per kilogram.
Panen ikan kakap ini kemudian diekspor dalam bentuk ikan beku dan fillet ke Jepang, Australia, serta wilayah Eropa dan Timur Tengah. Kakap putih memang dipilih karena pangsa pasar yang luas.
KJA lepas pantai ini terdiri dari kandang, sistem pemberian pakan dan pemeliharaan, serta kapal untuk transportasi. Kandangnya dibuat dari jaring yang berdiameter 25,5 meter, sistem pengaman posisi dan sistem jangkar. Sistem pemberian pakan berupa persegi panjang ukuran 17,5 x 8 meter persegi yang berfungsi sebagai ruang kontrol dan pemberian pakan, pendorong, rumah jaga, ruang mesin, gudang pakan dan air bersih. Adapun kapal berukuran 10,5 x 5 meter persegi dengan crane berkapasitas 6,5 ton dan mesin 200 hk akan digunakan untuk memonitor dan memelihara jaring serta mengangkut pakan, benih, dan hasil panen.
Hadir pula dalam peresmian KJA lepas pantai ini, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, serta Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata.