Kemacetan yang menggurita di Jakarta membuat perjalanan di jalan raya sulit diprediksi. Begitupun saat seseorang hendak ke Bandara Soekarno Hatta di Tangerang. Demi mencegah tertinggal pesawat, orang harus 3-4 jam berangkat dari rumah di pusat kota Jakarta.
Kehadiran kereta api (KA) Bandara rute Sudirman Baru-Bandara Soekarno Hatta telah menumbuhkan harapan baru bertransportasi. Kereta bertarif Rp 70.000 per penumpang ini menawarkan waktu tempuh 46 menit saja di rute itu. KA Bandara tersedia saban 30 menit sekali.
Sederetan mesin tiket siap berjajar di stasiun pemberhentian KA Bandara. "Pembelian tiket akan ditutup tujuh menit sebelum keberangkatan," jelas seorang petugas layanan pelanggan yang siap membantu.
Sepuluh menit sebelum kereta berangkat, penumpang yang telah memiliki tiket diminta segera masuk peron dengan melewati mesin untuk memindai kode batang (barcode) tiket. Kereta berangkat tepat waktu. Saat menjajal KA Bandara, Kamis (19/4/2018), kereta berangkat dari bandara tepat pukul 12.50 dan tiba di Sudirman Baru pukul 13.36.
Terasa betul kenyamanan yang ditawarkan di kereta buatan PT Inka ini. Kursi empuk bisa diatur kemiringan sandarannya, ruang duduk yang lapang, hingga slot pengisi daya baterai ponsel disiapkan bagi penumpang.
Satu rangkaian KA Bandara terdiri dari 6 kereta, dengan kapasitas 272 tempat duduk. Tiket dijual sesuai kapasitas tempat duduk sehingga penumpang tidak boleh berdiri. Kamis pekan lalu, penumpang KA Bandara ini belum terlalu banyak. Di satu kereta atau gerbong, ada sekitar 10 penumpang saja.
Dalam perjalanan, kereta sempat berhenti selama tujuh menit di Stasiun Batuceper untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.
Selanjutnya, kereta menuju Stasiun Duri. Selama perjalanan dari bandara melintasi stasiun Batuceper dan Poris (Kota Tangerang) menawarkan pemandangan yang indah dengan hamparan hijau. Selepas stasiun ini pemandangan lebih banyak kawasan perumahan padat, kawasan kumuh dan jorok tak tertata. Apalagi selepas Stasiun Duri menuju Stasiun Sudirman Baru tampak pemandangan kawasan kumuh.
Di Stasiun Duri, kereta berhenti selama 4 menit. Akan tetapi, stasiun ini belum menaikkan dan menurunkan penumpang KA Bandara.
Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Stasiun Sudirman Baru. Selepas Stasiun Duri, jangan heran jika posisi duduk Anda sudah berubah karena perjalanan berlawanan arah.
"Saya sangat terbantu naik kereta dari bandara ke Sudirman Baru. Lebih cepat dan tidak macet. Apalagi kalau ada urusan ke kantor kementerian," kata Ronny Sapulete (35), pegawai dari Makassar. Kamis itu, ia baru tiba dari Makassar dan menuju ke salah satu kantor kementerian di Jalan Medan Merdeka.
Terintegrasi
Sebagai sebuah jaringan transportasi, KA Bandara ini terintegrasi dengan skytrain di Stasiun Bandara. Dengan skytrain, penumpang KA Bandara diantar ke terminal yang dituju di dalam bandara, begitu juga sebaliknya.
Di Sudirman Baru, bus transjakarta tujuan Stasiun Gambir dan Terminal Blok M juga tersedia. Penumpang juga bisa memilih taksi atau dijemput kendaraan sendiri di lantai dua.
Bus transjakarta bertarif Rp 5.000 yang terhubung dengan Stasiun Sudirman Baru ini dirancang khusus dengan menyediakan tempat untuk koper atau bagasi. Juga tersedia jaringan untuk mengisi daya batrei.
"Bus ini hanya melayani penumpang kereta bandara saja. Berapapun banyaknya orang, hanya satu atau banyak, bus akan berangkat setiap kali ada kereta yang datang. Kalau enggak ada penumpang, ya nungguin kereta yang tiba berikutnya," kata pengemudi bus transjakarta.