JAMBI, KOMPAS — Delegasi Indonesia dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali membawa produk kopi arabika Kintamani, Kabupaten Bangli, dan tenun endek khas Bali untuk dipromosikan pada Pertemuan Musim Semi (Spring Meeting) Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia di Washington DC, Amerika Serikat.
Kepala Kantor Perwakilan BI Bali Causa Iman Karana menyampaikan hal itu dalam percakapan telepon jarak jauh dari Washington DC dengan Kompas di Jambi, Senin (23/4/2018). Ia menyatakan kebanggaannya karena kopi arabika Kintamani dan tenunan endek khas Bali menjadi perhatian peserta.
Pertemuan Musim Semi IMF-Bank Dunia yang berlangsung pada 17-21 April di Washington DC itu membahas perkembangan ekonomi dunia dan masa depannya. Salah satunya membicarakan persiapan pertemuan pertemuan tahunan (annual meeting) IMF-Bank Dunia yang akan berlangsung di Nusa Dua, Bali, Oktober 2018.
Menurut Iman, misi delegasi Indonesia ini adalah memperkenalkan budaya melalui pameran potensi kopi dan endek. Pertemuan Musim Semi dihadiri oleh delegasi dari 189 negara dengan total peserta sekitar 10.000 orang.
”Kami menghadirkan kopi arabika Kintamani dan tenun endekuntuk menunjukkan kekayaan budaya Indonesia, khususnya Bali, kepada dunia,” kata Iman dari Washington DC dalam percakapan telepon tersebut, Senin.
Dia mengatakan, Bali juga bakal menjadi tuan rumah pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia pada Oktober 2018. ”Bali siap menjadi tuan rumah pada Oktober 2018. Sebagai wakil Bali, kami mengundang semua delegasi untuk hadir di Bali bersama keluarga,” kata Iman.
Iman berharap masyarakat Indonesia, khususnya Bali, bangga dan bersedia ikut menyukseskan pertemuan di Nusa Dua, Oktober mendatang.
Tak hanya kopi dan tenun endek, delegasi Indonesia juga menyuguhkan tari Kembang Girang dan Merak Angelo. Keduanya merupakan tari Bali kreasi baru dengan modifikasi kostum.
Kepala Kantor BI Bali menjelaskan, tari Kembang Girang merupakan hasil kreasi dari seorang seniman tari Bali, I Ketut Rena. Pementasan ini murni merupakan tarian pertunjukan, bukan tarian yang terkait adat dan keagamaan di Bali. Makna tarian ini sesuai dengan namanya, yaitu ”kembang berarti bunga”, sedangkan ”girang berarti bahagia”.
Sementara tari Merak Angelo, yang juga tari kreasi Ketut Rena, menggambarkan burung merak dengan memamerkan keindahan bulu ekornya yang panjang dan berwarna-warni.
Mengenai persiapan pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Iman menyatakan tetap berjalan. Beberapa perencanaan sudah berjalan. Bahkan, sebulan menjelang pertemuan Oktober, kawasan Nusa Dua dijaga ketat. Beberapa hotel di kawasan itu pun ditutup untuk umum.
Ribuan kamar hotel berbintang di kawasan Nusa Dua, Tanjung Benoa, Jimbaran, atau di wilayah Badung selatan, terus di-booking sejak akhir tahun lalu.
Hingga Kamis (5/4), sekitar 6.000 kamar hotel dengan harga rata-rata Rp 5 juta per malam di kawasan tersebut sudah pasti tercatat untuk penginapan peserta pertemuan internasional tahunan IMF-Bank Dunia 2018.
Ketua Bali Hotel Association (BHA) Bali Ricky Putra menjelaskan, ribuan kamar hotel ini sudah pasti terpakai karena pemesan sebagian besar terbayar.
”Bahkan, hotel di Nusa Dua mulai banyak yang diubah menjadi perkantoran. Ini menjadi perhelatan internasional yang besar dan ramai,” kata Ricky.
Ia menambahkan, semua persiapan sudah berjalan. Mengenai logistik, Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Indra meyakinkan stok logistik, seperti beras dan daging, tidak ada kendala.
Bali, katanya, siap tanpa perlu mendatangkan dari daerah lain, kecuali ada permintaan dari hotel tertentu yang stoknya tidak ada di Bali.
Potensi ekonomi pada pertemuan internasional tersebut dengan perhitungan waktu delapan hari dan asumsi 15.000 orang, Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali memprediksi sekitar Rp 5,7 triliun. Perkiraan ini bisa makin bertambah dari sebelumnya sempat terhitung Rp 4 triliun.
Tak hanya itu, TNI AL pun siap mengerahkan pengamanan tak hanya di laut.Pengamanan juga siap di darat dan udara. Hal ini tak hanya mengawal pertemuan, tetapi mengawal dan siap jika terjadi bencana.
PT Telekomunikasi Indonesia pun siap mendukung kesuksesan pertemuan internasional tahunan IMF-Bank Dunia 2018. Dukungan tersebut berupa memaksimalkan layanan jaringan internet hingga lebih dari 60 gigabyte selama pertemuan tersebut.
Director of Wholesale and International Service Telekomunikasi Indonesia Abdus Somad Arief, beberapa waktu lalu, di Nusa Dua, menjelaskan, pihaknya juga memberikan kebebasan akses internet untuk ribuan media. ”Jaringan dibuka dan dijamin aman dari segala risiko,” katanya.
Ia pun menyatakan siap menghadapi kebencanaan. Jaringan Telkom dipastikan tidak akan putus ketika bencana datang saat pertemuan tersebut. Apalagi, hal itu menjadi perhatian utama panitia penyelenggara IMF-Bank Dunia.
”Telkom siap menyukseskan pertemuan internasional tahunan bergengsi ini. Telkom juga mempersiapkan betul agar tidak ada jaringan internet ngadat atau lambat,” ujar Abdus.