HAVANA, KAMIS — Miguel Mario Diaz-Canel Bermudez, Wakil Presiden Kuba, akan menjadi presiden baru Kuba, mengakhiri 60 tahun era Castro bersaudara yang memimpin negara pulau di kawasan Karibia di Amerika Tengah itu.
Diaz-Canel akan berusia 58 tahun pada 20 April 2018, sehari setelah sidang nasional memberikan suara untuk memilih presiden baru.
Sidang nasional, Kamis (19/4/2018), mengumumkan bahwa Diaz-Canel disetujui sebagai satu-satunya kandidat presiden baru Kuba. Sementara Raul Castro yang berusia 86 tahun tetap menjadi Ketua Umum Partai Komunis Kuba.
Diaz-Canel adalah teman dekat Raul Castro, Presiden Kuba yang menggantikan saudaranya, Fidel Castro, pada 2008. Diaz-Canel terekam kamera sedang berdiri di samping keluarga di pemakaman Fidel Castro pada Desember 2016.
”Kamerad Diaz-Canel bukan orang baru,” kata Raul Castro pada 2013 ketika melantiknya sebagai Wakil Presiden Kuba.
”Diperlukan waktu untuk membuktikan apakah duduknya Diaz-Canel di puncak kekuasaan Kuba akan mengubah politik Kuba,” kata Jannette Habel, peneliti Institute of Higher Studies on Latin America (IHEAL), di Paris, Perancis, seperti dikutip France24.com, Kamis.
Diaz-Canel merupakan inkarnasi generasi yang tidak lagi berkaitan dengan revolusi tahun 1959. Diaz-Canel akan menjadi generasi baru Kuba yang tidak menyandang nama Castro sejak revolusi Kuba. Latar belakangnya sebagai seorang intelektual dan teknokrat berbeda dengan generasi pemimpin Kuba sebelumnya.
Mengantongi ijazah insinyur listrik dan pernah menjabat Menteri Pendidikan (2009-2012), Diaz-Canel adalah anggota Partai Komunis Kuba sejak 1997. Masyarakat Kuba melihat Diaz-Canel sebagai sosok yang down-to-earth (membumi) yang bepergian dengan sepeda untuk bergaul dengan rakyat.
Diaz-Canel akan memainkan peran seremonial yang penting, yang dia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Dia diterima Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Pyongyang. Diaz-Canel juga ke Paris pada 2015 untuk menghadiri Konferensi Perubahan Iklim PBB, dengan Kuba sebagai pemeran penting di balik layar. ”Tak ada indikasi Diaz-Canel akan menyimpang dari garis partai,” kata Habel.
Diaz-Canel diprediksi akan melanjutkan reformasi ekonomi yang dirancang Raul Castro, di antaranya mengakhiri sistem keuangan ganda di Kuba serta mengurangi kesenjangan pendapatan di negara itu.
Dalam perkembangan media sosial dan internet, hampir tidak masuk akal untuk melarang warga Kuba menggunakan itu semua. Diaz-Canel sendiri memiliki akun Facebook—sesuatu yang sangat jarang di antara politisi Kuba. Pada 2013, Diaz-Canel bahkan membela kebebasan pers dan menyampaikan dukungannya terhadap blog La Joven Cuba yang pernah disensor pemerintah sebelumnya.
Namun, Diaz-Canel mengambil sikap keras dengan mengecam pembangkang politik dan mengkritik media independen. Diaz-Canel tampaknya akan bergerak dengan hati-hati.