Selang sehari meninggalnya aktor kawakan Amoroso Katamsi, dunia sinema Indonesia kembali berduka. Deddy Sutomo, aktor lintas zaman yang berkarya sejak 1970 hingga 2018, meninggal, Rabu (18/4/2018). Ia mengembuskan napas terakhir pukul 07.00 pada usia 79 tahun di kediamannya, Kompleks Puri Flamboyan, Rempoa, Tangerang Selatan, Banten.
Sebelum berpulang, peraih Piala Citra pada Festival Film Indonesia 2015 ini sempat dirawat selama 12 hari di Rumah Sakit Harapan Kita karena lemah jantung. Empat hari lalu, kondisinya membaik sehingga dokter mengizinkannya pulang.
”Tadi pagi keadaannya stabil. Beliau minta diantarkan ke kamar mandi dan setelah itu masih ngobrol sembari duduk di kursi sambil nonton berita di televisi. Namun, saat ditinggal sebentar, tiba-tiba saya mendengar beliau menarik napas panjang dan matanya sudah terpejam,” kata Rendy Surindrapati, putra ketiga Deddy, kemarin.
Setahun terakhir, Deddy terindikasi gangguan jantung. Namun, hal itu tak menghalangi aktivitasnya di dunia sinema. Terakhir, 1,5 bulan lalu, ia masih menjalani shooting film Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, dan Cinta garapan sutradara Hanung Bramantyo di Yogyakarta.
Aktor Slamet Rahardjo menyebut Deddy sebagai aktor terbaik yang tidak pernah berhenti berkarya. ”Dia orang yang sangat baik. Kalau boleh diranking, urutan pertama mungkin almarhum Amoroso Katamsi yang tak pernah marah sama sekali, lalu urutan kedua Deddy yang agak galak,” kenang Slamet saat memberi kesaksian tentang almarhum di rumah duka. Menurut Slamet, Deddy mengajarkan bagaimana menjadi aktor yang punya harga diri dan tidak mau ”dijual” oleh siapa pun.
Pukul 11.50, jenazah Deddy dibawa ke Masjid Arrahmah di dekat kediamannya untuk dishalatkan. Setelah itu, jenazah dibawa ke TPU Tanah Kusir, Jakarta, untuk dikebumikan. Pusaranya satu kompleks dengan makam istrinya, Rini Sutomo, yang meninggal tahun 1997.
Lintas zaman
Pria kelahiran Jakarta, 26 Juni 1939, ini aktif di film layar lebar dan serial televisi sejak 1970 hingga 2018. Pada dekade 1970-an, ia tampil di 23 film, antara lain Awan Jingga, Pandji Tengkorak, Atheis, dan Janur Kuning. Dari 1980 hingga 2018, ia main di lebih dari 20 film.
Tahun 2015, Deddy meraih Pemeran Utama Pria Terbaik di Festival Film Indonesia saat memerankan bapak tua, Mahmud, dalam film Mencari Hilal garapan Ismail Basbeth. Pada tahun 1980-an, namanya melambung melalui sinetron Rumah Masa Depan di TVRI.
Tahun 1992-2008, ia mengurangi aktivitasnya di layar lebar karena aktif berpolitik. Pemilu 2004 mengantarnya duduk sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Komisi X. (ABK)