TUBAN, KOMPAS — Satu alat berat dikerahkan untuk mengevakuasi truk yang tercebur di Sungai Bengawan Solo akibat ambruknya bentang ketiga jembatan Babat Widang sisi barat. Crane tiba di lokasi pukul 14.45.
Bupati Lamongan Fadeli, Selasa (17/4/2018), mengatakan, crane akan mengeluarkan muatan dulu lalu mengangkat kendaraan. Alat berat belum bisa semua masuk ke lokasi karena kemacetan dari arah Lamongan sudah mencapai 10 kilometer. ”Saya ke lokasi naik ojek sepeda motor,” katanya.
Ia menyebut, jembatan yang roboh dibangun tahun 1984. Namun, kemampuan tonase terbatas. ”Jembatan timbang bisa difungsikan lagi untuk meminimalkan kerusakan jembatan, termasuk jembatan lain. Alat ukur tonase diaktifkan lagi dan kendaraan yang melebihi muatan ditertibkan,” kata Fadeli.
Peralihan wewenang jembatan timbang dari pemerintah provinsi ke pusat membuat malah mandek. Peran jembatan timbang belum maksimal.
Kepala Dinas Perhubungan Lamongan Akhmad Farikh mengatakan, sementara arus lalu lintas dari arah Tuban ataupun Lamongan dibuat sistem buka tutup. Kendaraan bertonase 20-40 feet dari Surabaya dialihkan lewat jalur Daendels. ”Yang 8 ton bisa lewat Sukodadi-Karanggeneng atau Pucuk-Brondong. Sebagian dialihkan Bojonegoro,” katanya.