Trotoar Sudirman–Thamrin Diragukan Selesai Sebelum Asian Games
Oleh
DD06
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Penataan trotoar di Jalan Sudirman – MH Thamrin, Jakarta belum pasti rampung sebelum Asian Games digelar pada 18 Agustus 2018. Target itu sulit dicapai karena pengerjaan harus menyesuaikan kondisi jalan yang ramai dilalui kendaraan. Selain itu, batas waktu pengerjaan dinilai terlalu singkat.
Penataan trotoar Sudirman – Thamrin yang sedang dikerjakan, antara lain Patung Pemuda Senayan – Kali Krukut, Kali Krukut – Patung Kuda Arjuna Wiwaha, dan di sekitar enam stasiun milik PT Mass Rapid Transit (MRT). Total penataan trotoar adalah 13,2 kilometer untuk keseluruhan kiri dan kanan jalan.
Kepala Seksi Perencanaan Kelengkapan Prasarana Jalan dan Jaringan Utilitas Dinas Bina Marga DKI Jakarta Riri Ashita mengatakan penataan masih dalam proses awal. “Terkejar atau tidak, itu pertanyaan semua orang. Tetapi kita usahakan terus. Kita lihat lagi nanti seperti apa,” ucapnya, Senin (16/4) di Jakarta.
Setelah penataan dimulai awal Maret 2018, proses baru memasuki tahap awal. Pengerjaan baru fokus pada pengecoran dan pembuatan saluran trotoar. Juga, pelurusan trek jalan, mengingat jalan di Sudirman – Thamrin banyak yang miring karena terkendala pekerjaan MRT.
Pengerjaan yang paling cepat perkembangannya adalah Kali Krukut – Patung Kuda Arjuna Wiwaha. Di beberapa titik, jalan sudah mulai terbentuk. Meski demikian, proses tersebut masih jauh dari tahap penyelesaian. Belum lagi, setelah jalan selesai, masih ada tahap pelebaran trotoar dan pemasangan fasilitas di sekitarnya.
“Yang bisa kita pastikan saat ini adalah jalan tersebut sudah lurus sebelum Asian Games. Kalau untuk trotoar akan kita kejar terus. Terutama pada PT MRT Jakarta, PT Mitra Panca Persada (MPP), dan PT Kepland Investama yang merupakan penanggung jawab dari proyek ini,” ucap Riri.
Adapun, Jalan Sudirman sebelumnya terbagi menjadi tiga jalur cepat, satu pembatas berupa jalur hijau berisi pohon, dan satu jalur lambat. Kini, daerah hijau itu dihilangkan. Rencananya, jalur hijau digantikan jalur cepat. Dan, jalur lambat diubah menjadi trotoar.
Jalur cepat akan menjadi empat jalur. Sementara itu, trotoar akan diperluas dari sekitar 3-5 meter menjadi 9-12 meter. Di sepanjang trotoar tersebut akan disertai dengan daerah hijau, jalur sepeda, serta atraksi kesenian dan kebudayaan.
Kondisi tabrak waktu
Menurut Riri, standar pengerjaan trotoar sepanjang 13,2 meter biasanya membutuhkan enam bulan. Namun, karena untuk mengejar Asian Games, pengerjaan harus dipercepat menjadi lima bulan, sejak Maret sampai Agustus.
Waktu lima bulan itu pun menjadi tantangan. Trotoar yang dibuat lebih rumit dari biasanya. Kehadiran jalur sepeda, jalur hijau, serta penambahan atraksi kesenian dan kebudayaan, menambah waktu kerja.
Selain itu, kondisi jalur Sudirman – Thamrin yang merupakan pusat perkotaan menjadi masalah tersendiri. Pengerjaan tidak bisa dilakukan secara bersamaan dengan menutup seluruh jalur yang akan dikerjakan. Hal itu berpotensi menimbulkan kemacetan dan ketidakteraturan yang sudah terjadi setiap harinya.
“Sebenarnya waktu pengerjaan bisa disesuaikan dengan jumlah personil dan penambahan alat. Apalagi kalau mau jalan ditutup semua untuk pembuatan trotoar. Tetapi kan tidak seperti itu. Metode kerja harus disesuaikan dengan kondisi lapangan,” kata Riri.
Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Yayat Supriatna mengatakan, pengerjaan trotoar itu harus selesai sebelum Asian Games. Kehadiran trotoar itu akan membuat Jakarta lebih baik di mata dunia.
“Sudirman – Thamrin akan menjadi etalase dunia. Akan dilihat apa yang baru. Ini bukan hanya tentang olahrga, tetapi gengsi sebuah kota dan negara. Kalau Jakarta gini-gini saja, ya tidak ada cerita lain dari para peserta,” ucap Yayat.
Menurut Yayat, permasalahan ini harusnya menjadi pelajaran pemerintah. Karena, proyek-proyek ajang besar biasanya dilakukan mendekati penyelenggaraan. Seharusnya, proyek tersebut dimulai jauh hari dan berkelanjutan.
Selain itu, Yayat menambahkan, trotoar tersebut perlu menambahkan kanopi hijau. “Supaya tidak panas. Nanti tidak ada yang mau jalan kalau panas. Sayang banget kalau itu terjadi,” ucapnya.