JAKARTA, KOMPAS — Indonesia bisa membalas apa yang dilakukan Uni Eropa terhadap Indonesia terkait perdagangan kedua pihak. Peringatan ini disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla merespons larangan produk minyak kelapa sawit mentah masuk ke wilayah Eropa. Sebelum langkah serupa dilakukan Indonesia, Kalla meminta UE meninjau ulang kebijakannya tersebut.
”Kita ingatkan kepada Eropa bahwa Indonesia membeli banyak (barang dari Eropa). Salah satunya adalah pembelian pesawat Airbus oleh Lion Air, Garuda Indonesia, yang termasuk terbesar dibandingkan pembeli lain,” kata Kalla, Rabu (11/4/2018), di Kantor Wakil Presiden di Jakarta.
Itu, kata Kalla, belum termasuk barang-barang lain dari Eropa. Karena itu, Kalla meminta agar UE tidak memperlakukan diskriminatif produk barang dari Indonesia. Sebab, jika UE benar-benar memberlakukan larangan produk kelapa sawit, Indonesia bisa melakukan hal serupa.
Agar perang dagang ini tidak semakin meruncing, Indonesia tetap mengedepankan langkah negosiasi. Forum perdagangan antara RI dan UE terkait perjanjian perdagangan bebas akan dipakai sebagai ajang negosiasi. Kalla tidak dapat memastikan seberapa lama proses negosiasi itu dilakukan.
Pembicaraan mengenai hal ini telah dilakukan sejak empat tahun lalu. Dialog mengenai hal ini berlangsung alot karena masih ada sejumlah syarat yang sulit dipenuhi oleh kedua pihak, baik dari Indonesia maupun UE.
Agar perang dagang ini tidak semakin meruncing, Indonesia tetap mengedepankan langkah negosiasi.
Negosiasi panjang juga dilakukan terhadap Australia menyangkut perjanjian perdagangan bebas. Salah satu yang menjadi ganjal penting kedua pihak adalah menyangkut perdagangan sapi.
Saat berada di Bali, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, Indonesia tidak hanya menggunakan strategi bertahan untuk menghadapi kampanye negatif terhadap minyak kelapa sawit mentah (CPO). Indonesia juga beberapa kali balik menyerang negara-negara yang diskriminatif melarang CPO dan produk turunannya.
Salah satu langkah yang sudah dilakukan adalah pemanggilan Duta Besar Norwegia di Indonesia oleh Kementerian Perdagangan. Untuk meresponsnya, Indonesia siap menghentikan impor ikan dari negara itu, Rabu.