Terkendala Pembebasan Lahan, LRT Jabodebek Tetap Ditargetkan Rampung Mei 2019
Oleh
DD06
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pembebasan lahan kereta rel ringan atau light rail transit Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi sebesar lima hektar di Bekasi Timur masih terkendala penolakan masyarakat. Meski demikian, pihak pemerintah dan kontraktor meyakini hal itu tidak menggangu target penyelesaian pada Mei 2019.
Permasalahan pembebasan lahan itu diungkapkan Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri, Rabu (11/4/2018), seusai rapat koordinasi bersama Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Direktur Utama PT Adhi Karya Budi Harto.
Masalah pembebasan lahan terjadi di beberapa titik, seperti, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Kota Bekasi, dan Bekasi Timur. Akan tetapi, hanya Bekasi Timur yang masih mengalami penolakan dari warga sekitar.
Zulfikri mengatakan, masalah pembebasan lahan terjadi di beberapa titik, seperti Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Kota Bekasi, dan Bekasi Timur. Akan tetapi, hanya Bekasi Timur yang masih mengalami penolakan dari warga sekitar. ”Memang agak berat yang di Bekasi Timur. Warga masih tidak mau,” ucapnya di Gedung Kemenko Kemaritiman, Jakarta.
Lahan di Bekasi Timur seluas lima hektar itu, menurut rencana, akan dijadikan depo. Tempat itu nantinya akan menjadi titik akhir dari LRT dengan rute Bekasi Timur-Cawang.
Untuk menyelesaikan itu, Kemenhub menyatakan sudah berhubungan dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR). Harapannya, Kementerian ATR mampu mensterilkan lahan tersebut untuk kemudian dilakukan pembangunan depo.
Sementara itu, seusai rakor, Luhut menyatakan tidak ada permasalahan berarti yang dapat menganggu pengerjaan. Pengerjaan pun masih berjalan sesuai rencana awal dengan target rampung pada Mei 2019. ”Tidak, tidak ada kendala yang serius. Semua masih on the track,” ucapnya.
Alasan Luhut mengundang Kemenhub dan kontraktor proyek PT Adhi Karya adalah untuk meminta pelaporan teknis. Luhut mengaku rutin mengadakan rakor untuk melihat kemajuan LRT Jabodebek.
Kemajuan pengerjaan
Senada dengan Luhut, Budi mengucapkan, kemajuan pengerjaan sudah sangat positif. Pengerjaan pun sudah terfokus pada pembangunan beberapa stasiun. Per April 2018, proses pengerjaan LRT Jabodebek sudah mencapai 36,6 persen.
Adapun, proses pengerjaan itu meliputi tiga ruas, antara lain Cawang-Cibubur sudah mencapai 59 persen, diikuti Cawang-Bekasi Timur dengan 36 persen, dan Cawang-Dukuh Atas dengan 13 persen.
Sementara itu, perkembangan pembangunan LRT cukup signifikan apabila dibandingkan dengan Desember 2017. Saat itu, total pengerjaan proyek baru mencapai 26,1 persen. Pengerjaan Cawang-Cibubur sebesar 47,2 persen, Cawang-Bekasi Timur dengan 28,2 persen, dan Cawang-Dukuh Atas dengan 12,7 persen.
Adapun, tiga ruas itu merupakan tahap pertama dari pembangunan LRT Jabodebek. Total jalur yang akan dibangun sepanjang 43,1 kilometer, Cawang-Cibubur 14,3 kilometer, Cawang-Dukuh Atas 10,5 kilometer, dan Cawang-Bekasi Timur 18, 3 kilometer.
Tiga ruas itu merupakan tahap pertama dari pembangunan LRT Jabodebek. Total jalur yang akan dibangun sepanjang 43,1 kilometer, Cawang-Cibubur 14,3 kilometer, Cawang-Dukuh Atas 10,5 kilometer, dan Cawang-Bekasi Timur 18,3 kilometer.
Menurut Budi, uji coba LRT akan dilakukan setelah pengerjaan jalur rampung pada Mei 2019. Uji coba akan dilakukan bersamaan pada tiga ruas tersebut. ”Nanti dicoba berbarengan meskipun saat ini yang Cawang-Cibubur sudah hampir rampung,” ucapnya.
Uji coba juga akan menunggu kehadiran 31 rangkaian kereta. Pengiriman kereta akan dikirim bertahap pada Maret-Oktober 2019. Adapun, satu rangkaian kereta dapat menampung 800 penumpang.
Sementara itu, pemerintah dan kontraktor sedang mengusahakan untuk memulai pengerjaan Dukuh Atas-Kuningan yang merupakan bagian dari Dukuh Atas-Cawang. Mereka masih menunggu penentuan lokasi dan koordinasi dengan Pemerintah Daerah DKI Jakarta.