Kepala BNN: Calon Rektor dan Dekan Harus Dites Urine
Oleh
Dahlia Irawati
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba bisa dilakukan di sejumlah tempat, termasuk kampus. Kampus harus mampu menjadi benteng generasi muda dan mampu menyebarkan semangat penanggulangan penyalahgunaan narkoba kepada masyarakat luas.
Hal itu dikatakan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Heru Winarko, Selasa (10/4/2018) di dalam kuliah umum dan penandatanganan nota kesepahamam antara Universitas Brawijaya Malang dan BNN dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan peredaran gelap narkotika (P4GN).
”Negara kita darurat narkoba. Semua tempat kalau ada penyalahgunaan narkoba, siapa pun bisa menangkapnya. Peran kampus dalam penanggulangan bahaya narkoba penting. Kampus harus hadir, yaitu dengan mengembangkan edukasi pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkotika (P4GN). P4GN harus dilakukan di kampus,” kata Heru.
Dalam program P4GN, kampus diharapkan memberi perhatian khusus dalam penanganan dan penanggulangan bahaya narkoba, misalnya dengan melakukan tes narkoba, memberikan pendidikan antinarkoba, dan menyebarkan semangat penanggulangan narkoba kepada masyarakat. Salah satu bentuk nyatanya adalah adanya unit kegiatan mashasiswa (UKM) terkait P4GN.
Program P4GN, menurut Heru Winarko, akan dirancang secara khusus setiap tahun. ”Mulai tahun ini kami akan membantu melakukan perencanaan tahunannya. Saya ajak semuanya, agar dalam tri-darma perguruan tinggi, bisa dimasukkan program P4GN,” katanya.
Selain itu, Heru berharap program P4GN tidak hanya berhenti di internal kampus. ”Program juga harus dibawa ke luar kampus, misalnya saat pengabdian masyarakat. Akademisi kampus harus menjadi semacam relawan pemberantasan dan penanggulangan bahaya narkoba,” katanya.
Heru menambahkan, masyarakat perlu tahu mengenai penggolongan pengguna narkoba, yaitu mulai dari coba-coba, rekreasional, hingga pencandu. Adapun untuk jumlah pencandu, saat ini di Indonesia ada 200.000 orang. Menurut Heru, mereka butuh menjalani rehabilitasi.
Rektor Universitas Brawijaya (UB) Malang Mohammad Bisri mengatakan bahwa UB telah berusaha menjadi kampus yang berperan aktif terhadap penanggulangan narkoba.
Kami melakukan tes urine kepada para dekan, presiden eksekutif mahasiswa, dan badan eksekutif mahasiswa. Calon rektor pun juga ada tes narkoba.
”Kami melakukan tes urine kepada para dekan, presiden eksekutif mahasiswa, dan badan eksekutif mahasiswa. Calon rektor pun juga ada tes narkoba,” katanya.
Namun untuk bisa melakukan tes narkoba rutin pada 60.000 mahasiswa UB, Bisri mengaku kampus tidak memiliki dana.
”Untuk melakukan tes narkoba bagi 60.000 mahasiswa rutin setiap 6 bulan sekali tentu berat. Namun, kami akan mengundang BNN Kota Malang untuk bekerja sama mewujudkan dan menggunakan alat deteksi psikotropika buatan akademisi kami. Sebab, alat deteksi diabetes pun kami sudah bisa buat, sudah ada izin edar dan menunggu izin pemasaran,” kata Bisri. (DIA)