Hujan lebat dan minimnya resapan air hujan membuat banjir bandang dan longsor terjadi di tiga kecamatan di Kabupaten Bogor dan tiga kecamatan di Kota Bogor, Sabtu (7/4/2018).
Oleh
Ratih Prahesti Sudarsono
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS - Satu warga Desa Sukawangi, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, meninggal setelah terseret banjir bandang. Sejumlah kendaraan juga hanyut, rumah longsor, dan jembatan antarkampung putus.
Korban tewas bernama Ny Mari (68), warga Kampung Cibitung, Sukamakmur. "Jasad korban ditemukan Minggu dini hari, terimpit puing-puing rumah yang diterjang banjir bandang," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Budi Pranowo, Minggu (8/4/2018).
Selain rumah korban, enam rumah dan warung warga setempat juga rusak diterjang banjir bandang Sungai Cisarua, anak Sungai Cipamingkis.
Tujuh rumah warga yang dihuni 27 jiwa itu berupa rumah merangkap warung semipermanen yang berlokasi di lahan milik Perum Perhutani di tepi Sungai itu. Delapan motor dan empat mobil pengunjung warung warga tersebut terbawa arus banjir bandang masuk ke sungai. Di lokasi itu juga ada objek Wisata Alam Sukawangi.
"Belum jelas berapa motor yang belum ditemukan. Yang pasti, sampai siang ini belum ada yang dievakuasi dari sungai. Airnya masih deras," tutur Budi.
Ia memastikan Tim Reaksi Cepat BPBD bersama polisi, tentara, Tagana, aparat Desa, dan masyarakat bahu membahu menolong para korban dan memperbaiki kerusakan yang bisa dilakukan secara kedaruratan. Ini termasuk mengangkut dan membersihkan material longsor, seperti lumpur, bebatuan, dan sampah kayu pohon tumbang, dari badan jalan kabupaten, sepanjang 100 meter, yang mengghubungkan Desa Sukawangi dengan Cianjur.
Longsor di Dramaga
Camat Dramaga Adi Henryana mengatakan, hujan deras Sabtu malam membuat sempadan jalan antar-RT atau kampung di Desa Neglasari longsor sekitar 50 meter dengan kedalaman 25 meter.
"Sempadan jalan yang longsor sebelah kiri sejajar Sungai Cihideung Ilir. Material longsor menutupi aliran sungai itu," katanya.
Menurut Adi Henryana, sisi sebelah kanan jalan, yang merupakan lahan sawah kering, juga terjadi retakan tanah. Kedalaman retakan bervariasi ada yang lebih 50 cm. Bentangan retakan itu sekitar satu sampai dua meter dari tepi aspal jalan, dengan panjang sekitar 150 meter.
"Saat ini jalan tersebut kami tutup untuk lintasan mobil. Kemungkinan jalan tidak bisa digunakan lagi. Khawatir terjadi longsor susulan, apalagi kalau hujan lebat lagi. Paling tidak, kami mau menunggu kajian dari Pemkab dulu," katanya.
Sampai ada kepastian, aktivitas lalu lalang warga dialihkan ke jalan alternatif, yang tidak terlalu jauh dari jalan tersebut, tambah Adi.
Di Kecamatan Cisarua, empat jembatan penghubung antarkampung serta turap tebing, roboh. Jembatan itu adalah Jembatan Batukasur dan Acreut di Kampung Batukasur serta Jembatan Arraudah di Kampung Jaipah, Desa Batulanyang; dan Tonjong di Kampung Tonjong, Desa Tugu Utara.
"Turap penahan tebing di Jembatan Acreut juga ambrol kena terjangan arus air. Padahal tebingan itu baru dibuat tahun lalu pakai dana desa sebesar Rp 30 juta. Kalau yang di Tonjong, sebelum jembatannya roboh, jalan lingkungannya yang duluan hancur, pada bencana banjir sebelumnya," kata Iman Sukarya, warga Cisarua.
Iman, yang juga aktivis Aliansi Masyarakat Penyelamat Bogor, sangat prihatin atas kondisi lingkungan di Cisarua. Menurut dia, kalau hujan, air dari hulu di Puncak, bisa cepat masuk Sungai Ciliwung dan anak-anak sungai yang mengisi Sungai Ciliwung. Akibatnya, permukaan air langsung meluap atau terjadi banjir bandang.
"Dulu mah, hujan, kami tenang-tenang saja. Sekarang was-was. Kali-kali kecil tiba-tiba penuh, meluap, banjir bandang. Jalan-jalan lingkungan, jembatan, dan rumah warga rusak diterjang banjir. Malah perbaikannya nunggu anggaran tahun depan. Paling cepat anggaran rehabilitasi itu turun, delapan bulan setelah bencana," katanya.
Di Kota Bogor, banjir bandang lintas juga terjadi di kampung di Kelurahan Cibogor di Bogor Tengah, Kebon Pedes di Tanah Sareal, dan Kedung Halang di Bogor Utara. "Tidak ada korban jiwa atau luka-luka. Hanya satu rumah di Ciwaringin (Cibogor) yang rusak bagian depannya karena kena material longsor saat hujan deras. Air banjir hanya melintas. Kecuali yang di Rawa Bebek (Kedung Halang), dua rumah terendam air Sungai Ciliwung. Tapi tidak lama, surut lagi," kata Budi Hendrawan dari BPBD Kota Bogor.