Korban meninggal akibat mengonsumsi minuman beralkohol oplosan, masih bertambah. Petugas juga menemukan minuman berbahaya ini disimpan di jok motor.
Oleh
JOG/WAD/FLO/DEA/UTI/PIN/DD17
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Husni Mubarok (33), warga Duren Sawit, Jakarta Timur, meninggal di RS Islam Pondok Kopi, Rabu (4/4/2018) pukul 11.00. Meninggalnya Husni menambah panjang daftar korban meninggal akibat minuman beralkohol oplosan ini. Total, 23 orang meninggal di Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Depok, dan Tangerang sejak akhir pekan lalu.
Di Rumah Sakit Tugu Ibu Depok, masih 14 orang yang dirawat akibat keracunan minuman oplosan itu. Wahyudi, dari Kesekretariatan RS Tugu Ibu, Rabu, mengatakan, delapan orang tiba pada Selasa dan enam orang pada Rabu. Di luar jumlah tersebut, ada satu pasien yang meninggal.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar RP Argo Yuwono mengungkapkan, dua penjual minuman oplosan di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur ditetapkan sebagai tersangka. Namun, Argo tidak menyebutkan identitas kedua tersangka. “Kami cek bahan apa yang menyebabkan kematian. Ada korban yang diotopsi untuk mengetahui penyebab kematian.”
Kepala Polres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Indra Jafar mengatakan, RS, penjual minuman oplosan di Jagakarsa, Jakarta Selatan, ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat dengan Pasal 204 KUHP karena menjual barang yang membahayakan nyawa atau kesehatan serta tidak memiliki izin edar. RS juga terancam dijerat Undang-Undang tentang Pangan.
“Tersangka belajar sendiri dan mencampur sendiri. Menurut dia, selama ini minuman oplosan buatannya aman dikonsumsi. Tersangka telah berjualan selama dua tahun,” ujarnya.
Jumlah korban meninggal di Jakarta Selatan 8 orang.
Kepala Polres Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Yoyon Tony Surya Putra mengatakan, korban meninggal dunia di Jakarta Timur 8 orang.
Di Depok, 4 orang meninggal akibat minuman oplosan beralkohol. Adapun di Kabupaten Tangerang, minuman serupa menewaskan 3 orang.
Seorang korban selamat, Endra (20), mengaku membeli sendiri minuman oplosan seharga Rp 20.000 di sebuah kios di Jagakarsa. Warga Beji, Depok, ini tidak mengonsumsi minuman yang disebut Ginseng itu di tempat pesta.
Di Duren Sawit, Jakarta Timur, Satuan Polisi Pamong Praja Jakarta Timur dibantu Garnisun TNI merazia warung dan gerobak jamu. Hasilnya, petugas mendapati minuman oplosan yang diduga bernama Ginseng. Minuman dibuang ke tumpukan sampah serta disembunyikan di bawah jok sepeda motor.
“Minuman oplosan itu tajam baunya, dan kena tangan perih,” tutur Kepala Satpol PP Kecamatan Duren Sawit Andik Sukaryanto.
Sejak Januari hingga April, 19 orang tewas setelah mengonsumsi minuman oplosan beralkohol di Papua.