Dalam pesan tradisional ”Urbi et Orbi” (Untuk Kota dan Dunia), Paus menyatakan, pesan kebangkitan Yesus Kristus adalah harapan. Harapan itu secara nyata dibutuhkan dunia yang ditandai oleh aneka ketidakadilan dan kekerasan.
”Hal itu mewujud buah-buah harapan dan martabat pada tempat-tempat di mana ada perampasan dan pengecualian, kelaparan dan pengangguran; di mana ada migran dan pengungsi yang begitu sering ditolak oleh budaya sampah hari ini, dan korban perdagangan narkoba, perdagangan manusia dan bentuk-bentuk perbudakan kontemporer,” kata Paus.
Umat berjumlah puluhan ribu hadir dalam puncak perayaan Paskah di Lapangan Santo Petrus. Mereka dengan sabar mengantre untuk dicek oleh tim keamanan sebelum mengikuti upacara misa. Pemerintah Belanda menyumbang lebih dari 50.000 tangkai bunga, seperti tulip, mawar, dan anggrek.
Dalam pesannya, Paus mendesak penghentian sesegera mungkin konflik di Suriah. Ia pun sangat berharap bantuan yang dibutuhkan warga di sana dapat dikirim sebaik dan secepat mungkin. Seiring dengan hal itu, Paus ingin semua pihak dapat memastikan warga yang harus mengungsi dari tempat tinggalnya ataupun mereka yang pulang dari pengungsian.
Paus mendorong segera tercapainya rekonsiliasi di Israel dan berharap ditegakkannya sikap saling menghormati di Yaman. Sikap itu dinilai perlu untuk menyatukan aneka perbedaan di negara tersebut. Harapan yang sama dilambungkan untuk seluruh Timur Tengah.
Paus Fransiskus juga menyampaikan harapannya atas perdamaian di Semenanjung Korea. Perundingan yang sedang berlangsung untuk menyikapi dinamika di kawasan itu diharapkan dapat berujung terciptanya perdamaian. Para pihak yang secara langsung terlibat dalam perundingan-perundingan di Semenanjung Korea diharapkan bertindak dengan penuh tanggung jawab dan bijaksana demi kebaikan warga Korea secara keseluruhan.
Paus juga menyerukan perlunya langkah-langkah untuk menghadirkan harmoni di Ukraina. Dia mendesak perlunya perdamaian di Sudan Selatan dan Republik Demokratik Kongo. Paus juga menyerukan agar dunia tidak melupakan para korban konflik, terutama anak-anak.
Dalam Misa Malam Paskah pada Sabtu malam, Paus mendesak umat Kristiani tidak berdiam diri menghadapi ketidakadilan di sekitar mereka. Umat Kristiani harus mampu keluar dari rutinitas mereka, bersuara atas ketidakadilan, dan membiarkan Tuhan hadir dalam kegiatan bagi manfaat orang lain. Seruan itu disampaikan Paus sebelum membaptis delapan orang dewasa. Salah satu yang dibaptis itu adalah pengemis dan imigran gelap asal Nigeria yang melumpuhkan pencuri di Roma, Italia, dengan tangan kosong.
Misa di Tanah Air
Di Tanah Air, umat Kristiani diajak untuk menjaga kebinekaan dan tidak ikut-ikutan menyebarkan berita bohong. Ajakan tersebut disampaikan Pastor Cosmas Boli Tukan MSF pada perayaan Misa Malam Paskah di Gereja Paroki Keluarga Kudus Katedral Banjarmasin.
”Sebelum menyebarluaskan berita yang belum tentu kebenarannya, marilah menggunakan pikiran dan hati untuk menilainya, apakah itu baik, benar, dan berguna,” ujarnya.
Pastor Kapelan Gereja Katolik Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Vitalis Cp mengatakan, Paskah adalah momen kebangkitan gereja. Maka, gereja tidak boleh tinggal diam melihat persoalan di masyarakat. ”Gereja yang hanya mencari aman dan memisahkan diri dari persoalan akan tertinggal jauh,” katanya.
Menurut Vitalis, persoalan di masyarakat, seperti ujaran kebencian, penyebaran berita bohong, dan kekerasan, sedang mendera bangsa ini. Untuk itu, gereja perlu menguatkan umatnya di setiap kelompok basis gereja, lingkungan, organisasi pemuda, untuk ikut ambil bagian dalam mengentaskan masalah itu. (AP/AFP/JUM/IDO/BEN)