SLEMAN, KOMPAS — Bencana tanah longsor terjadi di sekitar lokasi penambangan pasir dan batu di lereng Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (2/4/2018) pagi. Bencana itu menyebabkan dua orang meninggal dan empat orang lain luka-luka.
Bencana tanah longsor itu terjadi di tebing di Dusun Kalitengah Kidul, Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman. Tebing yang longsor itu berlokasi di dekat area pertambangan pasir dan batu di wilayah aliran Kali Gendol.
Bencana tanah longsor terjadi dua kali, yakni sekitar pukul 06.30 dan sekitar pukul 10.00. Bencana tanah longsor pertama mengakibatkan dua orang meninggal dan dua orang luka-luka serta menimbun empat truk pengangkut pasir. Sementara itu, longsor susulan menyebabkan dua orang luka-luka.
Kepala Kepolisian Sektor Cangkringan Ajun Komisaris Sutarman menjelaskan, longsor pertama terjadi saat sejumlah petambang pasir beraktivitas di lokasi tersebut. Beberapa di antara mereka tengah berada di dekat truk pengangkut pasir yang terparkir di lokasi.
”Salah seorang korban saat itu memasang terpal untuk menutup bak truk,” kata Sutarman di lokasi kejadian.
Sutarman menambahkan, empat korban pada longsor pertama merupakan petambang pasir. Keempat korban itu sudah selesai dievakuasi sekitar pukul 09.00. Namun, saat petugas tengah mencoba mengevakuasi truk yang tertimbun, terjadi longsor susulan sekitar pukul 10.00.
Longsor susulan tersebut menyebabkan dua warga terluka. Menurut Sutarman, kedua warga itu tengah menonton proses evakuasi dari atas bukit di sekitar lokasi longsor. Namun, tanpa disangka, bukit di sekitar lokasi mereka juga longsor sehingga mereka pun menjadi korban.
Sutarman menyatakan, dua korban longsor kedua telah dievakuasi ke rumah sakit di Sleman. Sementara itu, hingga pukul 10.30, dua dari empat truk yang terkena material longsor belum dievakuasi.
Upaya evakuasi truk itu kemungkinan dihentikan sementara karena hujan turun di lokasi kejadian sehingga potensi longsor kian besar. Petugas pun mengimbau warga agar menjauhi lokasi kejadian untuk mencegah jatuhnya korban susulan.