Jatiluhur ”Ngos-ngosan” Pasok Listrik ke Jakarta
Oleh
·2 menit baca
Dalam jumpa pers di depan wartawan, 15 September 1951, Wali Kota Jakarta Raya Sjamsuridjal mengajukan tiga program kerja, yaitu pembagian aliran listrik, penambahan air minum, dan urusan tanah.
Jakarta mengalami pemadaman listrik tiga hari sekali karena defisit listrik. Dari pemerintah pusat hanya diberikan jatah 240 kilowatt, padahal kebutuhan 272 kilowatt.
Jakarta di awal kemerdekaan dituntut untuk segera membangun berbagai sarana dan prasarana, apalagi statusnya sebagai ibu kota negara. Berbagai proyek raksasa menjelang pelaksanaan Asian Games IV, 24 Agustus-4 September 1962, juga memiliki konsekuensi akan ketersediaan pasokan listrik yang cukup.
Pemerintah pun membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Priok unit I tahun 1960 dan unit II tahun 1964. Sebelumnya, listrik Jakarta dipasok oleh PLTU Gambir, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Ancol, dan PLTD Karet, kata Ir Bambang Sarah, pemimpin PLN Eksploitasi XII. (Kompas, Senin, 7 Agustus 1967)
Untuk mengimbangi kebutuhan pasokan listrik yang terus meningkat, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Ir H Djuanda, atau yang dikenal sebagai Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, dibangun pemerintah. Waduk yang peresmiannya pada 26 Agustus 1967 ini saat itu memiliki kapasitas total 150 megawatt (MW) dan sebagian besar pasokannya disalurkan ke Jakarta dan Bandung.
Kondisi Jakarta tahun 1969, dari 600.000 rumah yang ada, baru sekitar 20 persen yang teraliri listrik. Dari kebutuhan masyarakat sebesar 225 MW, hanya tersedia 75 MW.
Peningkatan kebutuhan listrik yang rata-rata 15 persen per tahun membuat Bambang melukiskan keadaan perlistrikan di Jakarta akhir tahun 1971 berada pada kondisi kritis sekali. Bisa terjadi kembali pemadaman listrik bergilir mengingat kemampuan PLN hanya menyediakan 110 MW dari kebutuhan yang mencapai 240 MW. Hampir 80 persen kapasitas Jatiluhur dikirim ke Jakarta.
Pemerintah hingga kini masih perlu terus membangun pusat-pusat pembangkit listrik dengan energi alternatif dan terbarukan untuk memenuhi kebutuhan listrik yang terus meningkat. (JPE)