Albert Einstein tidak hanya merumuskan teori relativitas. Ia juga pernah mengatakan, sejumlah kecil massa bisa menghasilkan sejumlah besar energi. Maka tahun 1939 ia berpidato di Departemen Fisika, Universitas Princeton, Amerika Serikat. "Anda harus berolahraga seminggu untuk membuang lemak dari sebatang Snickers."
Lemak, dari mana pun asalnya, memang harus dikelola. Selain diperlukan dalam sistem metabolisme, lemak menjadi sumber energi cadangan. Namun, bila berlebih lemak tidak baik bagi tubuh. Lemak bisa membentuk plak yang mengganggu peredaran darah, fungsi jantung, maupun organ tubuh lainnya.
Simpanan cadangan energi berlebih membuat tubuh gemuk. Memang ada kontroversi dalam hal kegemukan ini karena banyak juga yang berpendapat, tubuh langsing adalah hasil konstruksi budaya. Kenyataannya, tubuh dengan berat ideal diperlukan agar metabolisme dan organ tubuh berfungsi baik.
Maka para peneliti di Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard, berupaya memperbaiki pola makan yang dulu direkomendasikan Departemen Pertanian AS, USDA. Pola ini diharapkan bisa mengurangi obesitas yang terus meningkat di AS.
Disebut Healthy Eating Plate, pola makan ini ternyata mirip Empat Sehat Lima Sempurna yang diperkenalkan Bapak Gizi Indonesia, Prof Poorwo Soedarmo. Harvard membagi isi piring menjadi empat: biji-bijian, protein, sayur, dan buah. Di sisi piring, tersedia air putih dan minyak zaitun.
Biji-bijian, kalau dalam empat sehat lima sempurna bertumpu pada nasi—belakangan kembali ke sagu, ubi, singkong, sukun, dan beragam bahan pangan lain sumber karbohidrat—sebaiknya dimakan dalam bentuk biji-bijian utuh (whole grain).
Beberapa pemahaman yang salah juga dikoreksi. Minum susu dan jus misalnya, cukup 1-2 gelas sehari. Teh, kopi, tidak masalah. Yang penting tidak manis. Protein sehat berasal dari ikan, ayam, dan kacang-kacangan. Hindari daging merah, apalagi daging olahan. Untuk sayuran dan buah, semakin beragam semakin baik. Namun, kentang tidak termasuk kategori sayuran sehat.
Hati-hati memilih pola makan
Dalam perkembangannya, ada berbagai pola makan yang dipercaya bisa menjaga berat badan maupun kesehatan. Akan tetapi, Asosiasi Pola Makan Inggris (BDA) baru-baru ini mengingatkan agar menghindari lima jenis pola makan atau diet selebriti. Seperti dipublikasikan BBC News, diet tersebut adalah vegan mentah, alkalin, pioppi, ketogenik, dan suplemen.
Artis Hollywood seperti Gwyneth Paltrow, Megan Fox, dan Sting, percaya makan sayur dan buah mentah lebih sehat karena tak ada vitamin dan mineral yang rusak. Namun, Sian Porter dari BDA mengatakan, tidak semua kebutuhan vitamin dan mineral dapat dipenuhi dari nabati mentah.
Atlet AS Tom Brady dan mantan istri Pangeran Andrew dari Inggris, Duchess of York, menganut diet alkali. Diet ini berbasis teori bahwa setiap makanan mengandung asam atau basa, yang dapat mengubah pH tubuh. Menurut Pusat Riset Kanker Inggris, asam basa makanan tidak memengaruhi pH tubuh.
Pioppi mengadopsi pola makan Mediterania dengan karbohidrat, ikan dan minyak zaitun, buah dan sayuran, serta alkohol. BDA mengatakan, diet ini cukup sehat asal konsumsi karbohidrat dan alkohol dikurangi.
Selanjutnya diet ketogenik mengganti karbohidrat dengan buah, sayur, dan protein. Tujuannya agar tubuh memecah lemak karena tidak punya sumber energi. Tetapi, sebaiknya jangan ikuti aktor Alec Baldwin atau Kim Kardashian, karena tanpa sumber karbohidrat, lambung kehilangan serat dan vitamin mineral.
Terakhir, mengganti menu makan dengan suplemen kocok. BDA tak menyarankan kecuali dengan pengawasan ketat.
Lalu harus bagaimana? Sebaiknya memang kembali ke pola diet konvensional: Empat Sehat atau Healthy Eating Plate. Isi setengah piring dengan sayuran, seperempat karbohidrat, dan seperempat bagian lagi protein. Mengemil harus dihindari, apalagi sambil mengerjakan pekerjaan lain.