Sebanyak 24 pemain terbaik dan seorang pelatih terbaik dari gelaran LKG musim 2017-2018 yang akan menjalani pemusatan latihan guna mengikuti Gothia Cup 2018 di Swedia berfoto bersama dengan Menpora Imam Nahrawi, Pemimpin Redaksi Harian Kompas Budiman Tanuredjo, dan mantan pelatih timnas U-19 Indra Sjafri di Lapangan Trisila Mabes TNI AL, Jakarta, Sabtu (24/3/2018).
JAKARTA, KOMPAS — Kompetisi sepak bola usia dini dinilai menjadi fondasi dasar agar sepak bola Indonesia dapat berprestasi di kancah internasional. Hari ini, Sabtu (24/3/2018) di Lapangan Trisila Markas Besar TNI Angkatan Laut, Jakarta, Liga Kompas Gramedia (LKG) Panasonic U-14 melangsungkan upacara penutupan musim 2017-2018.
Sebanyak 24 pemain terbaik dari 16 sekolah sepak bola peserta LKG dipilih untuk menjalani pemusatan latihan jelang keberangkatan ke Swedia mengikuti Gothia Cup 2018.
LKG U-14 musim 2017-2018 yang merupakan musim ke-8, diikuti 16 sekolah sepak bola (SSB) dengan total 240 pertandingan menghasilkan tim Jakarta Football Academy sebagai juara. JFA mengungguli Asiop Apacinti dan Mandiri SS yang secara berturut-turut menempati posisi kedua dan ketiga.
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi hadir langsung untuk menyerahkan piala kepada JFA sebagai juara. Direktur Teknik PSSI Danurwindo, Pemimpin Redaksi Harian Kompas Budiman Tanuredjo, mantan pelatih tim nasional Indonesia U-19 Indra Sjafri, dan perwakilan sponsor LKG, yaitu Ahmad Razaki (Panasonic), Nyoman Trimantara (SKF Indonesia), Agus Alfenlie dan Enny Wahyuni (Garuda Food), serta Yuyun (Joma), turut hadir dalam acara tersebut.
Aris Setiawan Yodi
Acara penyerahan piala kepada juara LKG 2017-2018 JFA yang diserahkan langsung oleh Menpora Imam Nahrawi di Lapangan Trisila Mabes TNI AL, Jakarta, Sabtu (24/3/2018).
Direktur LKG U-14 Adi Prinantyo mengatakan, ke-24 pemain terpilih nantinya akan melakukan pemusatan latihan selama satu pekan. Kemudian dari pemusatan latihan tersebut dipilih 18 pemain yang nantinya akan diberangkatkan ke Swedia mengikuti Gothia Cup pada Juni 2018.
”Perolehan poin SSB di klasemen Liga bukan semata pada aspek hasil pertandingan, melainkan juga berlandaskan pada aspek sikap. Sikap pemain misalnya mematuhi keputusan wasit, betapapun pahitnya keputusan itu, juga menyalami pemain dan pelatih lawan, meski laga berakhir dengan kekalahan tim. Faktor sikap itu pula yang mendasari pemilihan pemain menuju Piala Gothia,” ujar Adi.
Kompas
Liga Kompas Gramedia U-14
Adapun ke-24 pemain tersebut adalah tiga untuk posisi penjaga gawang, yaitu Dimas R (Siaga Pratama), Dimas M (Mandiri SS), dan Theopanic (Villa 2000).
Terdapat empat pemain belakang atau center back, yaitu M Uchida (Asiop Apacinti), Raffi H (Siaga Pratama), Michael P (Ragunan Soccer School), dan Rakha S (Buperta Cibubur).
Untuk posisi wing back, terdapat empat pemain, yaitu Fitra R (Kabomania), Al Khadafi (Asiop Apacinti), Turangga (Asiop Apacinti), dan M Farhan (Ragunan Soccer School).
Sementara itu, terdapat tujuh pemain tengah, yaitu Jovanni (Asiop Apacinti), Evan S (Matador Mekarsari), M Reza (Bina Taruna), Rafli R (Mandiri SS), Amara A (JFA), Nzech Ulrich (Villa 2000), dan Jordan (Asiop Apacinti).
Untuk posisi penyerang, terdapat enam pemain yang dipilih, yaitu M Afif (Mandiri SS), Cois A (Matador Mekarsari), Revano (Asiop Apacinti), Nestor (JFA), Rabbani (Mandiri SS), dan Nadhif (Asiop Apacinti). Sementara itu, pelatih Matador Mekarsari, Iskandar, ditunjuk sebagai pelatih yang akan memimpin tim LKG berlaga di Piala Gothia 2018.
Aris Setiawan Yodi
Mantan pelatih timnas Indonesia U-19, Indra Sjafri (tengah), dan Direktur LKG Adi Prinantyo (kanan) saat membacakan ke-24 pemain terpilih yang akan menjalani pemusatan latihan guna mengikuti Gothia Cup 2018 di Swedia. Jakarta, Sabtu (24/3/2018).
Danurwindo menilai, kompetisi usia muda sebagai prasyarat bagi sebuah negara dapat berprestasi di bidang sepak bola.
”Kita tidak akan punya prestasi kalau tidak punya grassroot kompetisi di usia muda. Pemain ini (pemain terbaik hasil kompetisi LKG) harus dibina terus agar menjadi pemain elite karena ini sambungan dari grassroot ke liga profesional. Kompetisi usia muda sebagai fondasi dasar untuk kita bisa tetap berprestasi ke depan,” tutur Danur.
Prestasi
Menurut Danur, jika struktur sepak bola di Indonesia mampu konsisten membina pemain usia muda, mampu menciptakan edukasi kepelatihan yang baik, serta membangun fasilitas dan infrastruktur yang memadai, Indonesia akan menuai hasil prestasi di kancah internasional dalam kurun waktu 10-15 tahun ke depan.
Sementara itu, Indra Sjafri berharap, ke depan pemain bintang di Indonesia dapat ditemukan sejak dini, yakni sejak umur 12 tahun. Dengan demikian, pemain dapat dilatih sikap dan mentalnya agar dapat menjadi pesepak bola yang baik. Termasuk pola hidup dan pola makannya.
”Selama ini pemain seperti Evan Dimas dan lainnya muncul ketika usianya di atas 16 tahun,” ujar Indra.
Menurut Indra, terdapat empat kriteria yang harus dimiliki setiap pemain untuk menjadi pesepak bola yang baik, yaitu skill, kemampuan taktikal dan kecerdasan, kemampuan fisik, serta mental. Ia menilai, selama ini kultur sepak bola di Indonesia hanya memacu tiga kriteria selain mental. Padahal, di dunia sepak bola internasional, agar dapat berprestasi, mental pemain menjadi faktor utama yang harus dibina.
Meski begitu, jika kultur sepak bola Indonesia dapat terus dibenahi, prestasi akan muncul walaupun hal itu tidak dapat didapatkan dalam kurun waktu yang singkat.
aris.setiawan
-
”Yang membuat kita bahagia di Indonesia itu potensi banyak, sekarang mulai menggeliat pembinaan usia muda, juga pembinaan pelatih muda. Kompetisinya mulai ditata. Tentu butuh waktu (untuk berprestasi),” kata Indra.
Dia lalu melanjutkan, ”Jepang saja ingin juara piala dunia tahun 2050. Masa kita yang tidak berbuat apa-apa mau juara dunia besok pagi, tentu tidak mungkin. Kita harus punya program jangka panjang dan punya komitmen.”
Indra mengapresiasi gelaran LKG yang konsisten menyumbang pemainnya ke timnas Indonesia. Ia mencontohkan, salah satu talenta muda terbaik timnas Indonesia saat ini, Eggy Maulana Vikri yang kini berlaga di kasta tertinggi kompetisi sepak bola Polandia bersama Lechia Gdansk juga pernah berlaga di LKG.
Adapun Imam Nahrawi berharap, kompetisi usia muda dapat terus digencarkan penyelenggaraannya. Bahkan, ke seluruh pelosok Tanah Air.
”Kompetisi usia dinilah yang akan melahirkan pesepak bola elite yang baik. Kuncinya di usia dini,” tutur Imam.
Menurut Imam, para pemain terbaik LKG 2017-2018 yang akan berlaga di Piala Gothia 2018 dapat menimba ilmu dari pesepak bola negara lain. ”Itu harus dimaknai sebagai pencarian pengalaman baru sehingga bisa beradaptasi di ajang internasional,” kata Imam.