Perempuan Berperan Penting dalam Program Pembangunan Berkelanjutan
Oleh
DD16
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS—Perempuan memiliki peranan penting dalam program pembangunan berkelanjutan. Perempuan yang cenderung dikaitkan pada sektor domestik dapat membantu pengentasan kemiskinan secara mendasar.
“Perempuan adalah pendekar yang mendampingi masyarakat dalam berbagai bidang, seperti Pendidikan, kesehatan, ekonomi masyarakat, dan segala hal yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat,” kata Ketua Umum Yayasan Wadah Titian Harapan Anie Hashim Djojohadikusumo, dalam Wadah Global Gathering, di Jakarta, Kamis (22/3).
Acara itu diikuti lebih dari 200 peserta yang berasal dari 16 negara dari berbagai belahan dunia. Adapun peserta-peserta itu berasal dari Bhutan, Haiti, India, Indonesia, Malaysia, Nepal, Filipina, Perancis, Amerika Serikat, JErman, Inggris, Korea Selatan, Lebanon, Myanmar, Singapura, dan Switzerland.
Anie mengatakan, perempuan itu memiliki peran sentral dalam kehidupan masyarakat. Mereka adalah orang yang memastikan anak-anaknya mendapat asupan gizi terbaik, pendidikan terbaik, keamanan, dan lain-lain.
“Tetapi, perempuan kerap menjadi kelompok yang termarjinalkan. Masih banyak perempuan itu kurang mendapat akses pendidikan yang cukup,” kata Anie. Padahal, ia menilai, pendidikan adalah kunci utama agar seseorang itu dapat berdaya dan bebas dari belenggu kemiskinan.
Perempuan kerap menjadi kelompok yang termarjinalkan. Masih banyak perempuan itu kurang mendapat akses pendidikan yang cukup
Anie menambahkan, pendidikan menjadi cara memberdayakan perempuan. Hal itu adalah salah satu cara menjalankan agenda pembangunan berkelanjutan global atau Sustainable Development Goals (SDG) 2030. Hal itu merupakan agenda Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan Indonesia, termasuk satu dari 193 negara yang ikut mengupayakannya.
Acara yang diselenggarakan oleh Yayasan Wadah Titian Harapan itu pun membahas persoalan-persoalan terkait agenda pembangunan berkelanjutan. Persoalan-persoalan yang dibahas adalah pengentasan kemiskinan, kelaparan, peningkatan mutu pendidikan, kesehatan, energi yang terjangkau dan bersih, serta kesetaraan gender.
Neeru Singh, Chairperson Wadah International Committee, mengatakan, komitmen untuk menjalankan agenda pembangunan berkelanjutan itu tidak bisa dilakukan sendirian oleh pemerintah. Organisasi yang peduli dengan urusan kemanusiaan harus ikut terlibat dalam agenda itu.
“Tidak bisa pemerintah mengerjakan sendiri program itu. Semua organisasi yang concern dengan kemanusiaan harus terlibat dalam program SDG itu,” ujar Neeru.
Neeru menyampaikan, dalam konteks itu, acara ini mempertemukan para perempuan dan penggiat sosial yang berasal dari berbagai tempat untuk saling berbagi tentang upaya mencapai pembangunan yang berkelanjutan.
“Mereka saling bertemu untuk membahas permasalahan sosial dan saling bertukar pengalaman untuk mencari solusi yang tepat. Hasil diskusi dalam forum ini akan dirangkum dan menjadi rekomendasi yang disampaikan kepada PBB,” kata Neeru.
Hal tersebut terkait dengan diperolehnya status konsultatif untuk Dewan Ekonomi dan Sosial PBB oleh Yayasan Wadah Titian Harapan. “Perempuan punya posisi penting dan strategis untuk berkontribusi dalam memecahkan persoalan dunia,” kata Neeru. (DD16)