JAKARTA, KOMPAS — Para pengguna aplikasi peta dalam jaringan Google Maps penasaran dengan fitur rute khusus sepeda motor, pendeteksi sistem ganjil-genap, dan hari bebas kendaraan bermotor. Sebelum pembaruan, warga terbantu karena dapat mencari jalur alternatif menghindari macet. Namun, perjalanan masih kerap terganggu karena aplikasi tersebut belum menyesuaikan layanan dengan kebijakan lalu lintas.
Richard Jaya Prijanto (22), karyawan swasta, pernah kebingungan saat menumpang ojek dalam jaringan (daring) dari Pluit, Jakarta Barat, menuju Kelapa Gading, Jakarta Utara. Ia dan sopir ojek daring itu menggunakan Google Maps karena sama-sama tidak mengetahui rute yang harus ditempuh. Namun, di tengah jalan, aplikasi tersebut mengarahkan mereka melewati jalan tol.
”Kami jadi bingung karena diminta masuk ke jalan yang dilarang untuk motor,” ujar Richard di Jakarta, Kamis (22/3). Oleh karena itu, mereka pun harus mencari rute lain yang tidak ditunjukkan di dalam aplikasi tersebut.
Pengalaman serupa dialami Astri Utami (20), mahasiswi Universitas Indonesia. Ia yang sehari-hari berkegiatan di Depok, Jawa Barat, memerlukan bantuan Google Maps saat berkendara ke Jakarta Pusat. Namun, di perjalanan, ia kerap diarahkan untuk masuk jalan tol karena memilih rute khusus mobil.
”Ketika pilih rute pejalan kaki, malah ditunjukkan ke gang-gang kecil yang hanya cukup untuk berjalan satu orang,” ujarnya.
Sebelum meluncurkan tiga fitur baru dua hari lalu, Google Maps memang hanya memiliki pilihan rute khusus mobil, pejalan kaki, dan informasi transportasi publik yang tersedia, dari titik berangkat hingga titik tujuan. Para pengendara sepeda motor harus mengombinasikan rute mobil dan pejalan kaki selama menempuh perjalanan.
Berdasarkan Statistik Transportasi DKI Jakarta 2016, Badan Pusat Statistik 2017, jumlah pengendara motor di Indonesia tujuh kali lebih banyak ketimbang pengendara mobil.
Vice President Product Management Google Maps Dane Glasgow mengatakan, dominasi pengendara sepeda motor itu sejalan dengan permintaan terbanyak atas pembaruan aplikasi, yaitu menghadirkan rute khusus motor.
”Kami ingin memberikan pengalaman yang paling cocok dengan situasi setempat dan paling sesuai untuk memenuhi kebutuan masyarakat lokal,” kata Glasgow.
Kabar itu disambut dengan antusias oleh masyarakat. Richard segera memperbarui aplikasi Google Maps di telepon genggamnya dari versi lama ke menjadi Google Maps 9.3.7 saat mengetahui informasi tersebut. Ia pun mencoba rute khusus motor dari rumahnya di Tanjung Duren, Jakarta Barat, menuju Lippo Mal Puri, Jakarta Barat.
Ia terkesima, Google Maps mengarahkannya pada jalur alternatif yang tidak dilalui mobil, tetapi juga tidak hanya cukup untuk pejalan kaki.
Group Product Manager Google Maps Krish Vitaldevara mengatakan, terdapat 29.000 jalur alternatif yang telah ditambahkan. Menurut dia, tingkat akurasinya mencapai 90 persen. ”Kami terbuka terhadap laporan dari para pengguna mengenai kesalahan jalur yang ditunjukkan, dari laporan itu kami akan memperbaiki kekurangan,” ucapnya.
Ia menambahkan, rute khusus sepeda motor membantu pengendara untuk memastikan waktu perjalanan dan mencakup jalan pintas serta jalan sempit bagi sepeda motor tanpa harus melewati jalan tol. Selain itu, Google Maps juga membuka dukungan API bagi pegiat usaha di bidang pengangkutan barang atau layanan.
Khusus untuk di Indonesia, Google Maps juga menambahkan fitur pendeteksi sistem ganjil-genap. Pada aplikasi, pengendara mobil dapat mencentang pilihan ganjil atau genap terakhir di nomor polisinya. Berdasarkan informasi tersebut, Google Maps akan mengarahkan mobil untuk menghindari ruas jalan yang dilarang.
”Fitur ganjil-genap ini pertama kali kami luncurkan di Indonesia. Nantinya akan disusul negara lain yang memilki kebijakan sejenis,” kata Vitaldevara.
Fitur ganjil-genap ini pertama kali kami luncurkan di Indonesia. Nantinya akan disusul oleh negara lain yang memilki kebijakan sejenis.
Menurut Richard, fitur tersebut amat membantu pengendara mobil. Ia sehari-hari lebih banyak berkegiatan dengan mengendarai mobil. Namun, masih kerap ragu ketika melewati ruas jalan yang menerapkan sistem ganjil-genap, antara lain Jalan Sudirman, MH Thamrin, dan Gatot Subroto. Jika melintas tak sesuai jadwal, pengendara akan ditilang.
”Fitur ini sangat membantu karena masih banyak yang tidak tahu jalan yang menerapkan sistem ganjil-genap itu di mana saja,” ucap Richard.
Selain rute khusus motor dan pendeteksi sistem ganjil-genap, ada pula fitur untuk menghindari daerah Hari Bebas Kendaraan Bermotor (car free day). Hingga saat ini, sudah ada 30 daerah car free day yang ada di bank data Google Maps.
Perubahan sosial
Selain memberi kemudahan, kehadiran Google Maps juga mengubah pola perjalanan masyarakat. Suhandi Wijaya (46), warga Jakarta, mengatakan, ia telah mengunduh aplikasi peta daring tersebut tidak lama setelah diluncurkan. Setelah mempelajari cara penggunaannya, ia mulai menggunakannya ke mana pun ia hendak pergi.
”Sebelum ada Google Maps, saya mempunyai buku peta yang saya bawa ke mana-mana. Akan tetapi sekarang entah di mana buku itu, karena sudah tidak saya pakai,” kata Suhandi.
Sebelum ada Google Maps, saya mempunyai buku peta yang saya bawa ke mana-mana. Akan tetapi sekarang entah di mana buku itu, karena sudah tidak saya pakai.
Penggunaan aplikasi peta daring juga mengurangi intensitas komunikasi Suhandi dengan masyarakat. Ia tidak perlu bertanya kepada orang-orang di sekitarnya ihwal patokan jalan yang akan dilewati. ”Saya cukup fokus pada petunjuk Google Maps saja,” ujarnya.
Hal serupa dialami oleh Iis Yuliati (38). Pegawai negeri sipil (PNS) di Jakarta ini tidak khawatir jika ditugaskan ke wilayah-wilayah perdesaan di luar Jakarta. Meski tidak ada kenalan di tempat tujuan, ia tetap bisa sampai dengan bantuan Google Maps.
Menurut Iis, di tengah kemacetan Jakarta, ia tetap bisa memastikan durasi perjalanan dan waktu kedatangan karena sudah bisa diperkirakan oleh Google Maps.
Aplikasi ini juga memperlihatkan tingkat kemacetan di setiap jalur yang bisa dilalui sehingga ia bisa memilih kondisi terbaik. Sebelumnya, kemacetan dan jadwal transportasi publik yang tidak konsisten membuat perjalanannya menjadi tak menentu.