Nyawa Ibu Muda Tangguh Itu Direnggut Sopir Perampok
Oleh
RTS/DD17
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tidak ada kecurigaan yang dirasakan oleh keluarga dari korban pembunuhan Yun Siska Rochani (29) ketika almarhumah tidak pulang ke rumah pada Sabtu (17/3) malam. Keluarga memaklumi pekerjaan korban sebagai karyawan wedding organizer yang sering kali lembur dan terkadang harus menginap.
Saudara kandung Yun, Aris M Daryani (38), mengatakan, dirinya tidak merasa ada kecurigaan apa pun ketika adik bungsunya itu tidak pulang ke rumah pada Sabtu malam. ”Biasanya kalau tidak pulang, berarti ada kerjaan. Kami tidak curiga karena biasanya wedding organizer seperti itu sudah biasa. Sampai minggu siang kami tidak curiga,” kata Aris ketika ditemui di rumahnya, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan, didampingi ibu kandung korban, Ny Supandi (66).
Walaupun begitu, Aris menceritakan ada sedikit kejadian yang di luar kebiasaan. Dari informasi yang ia dapatkan dari rekan kerja Yun, Aris mengatakan bahwa adiknya sempat meminta izin ke atasannya untuk meninggalkan kantor lebih awal pada pukul 18.00.
Ny Supandi mengatakan, Yun secara tidak biasa pamit hingga mencium tangan sebelum berangkat kerja pada Sabtu pukul 09.30. ”Biasanya hanya ngomong saja kalau mau berangkat kerja. Kali ini sampai cium tangan,” kata Ny Supandi. Keluarga baru mengetahui nasib ibu satu anak balita itu, lanjut Aris, setelah lebih dari 10 petugas kepolisian dari Resor Kabupaten Bekasi dan Jakarta Selatan tiba di rumah pada Minggu pukul 14.00. Setelah memberi tahu keluarga mengenai nasib Yun, petugas kepolisian lalu menggeledah kamar korban untuk mencari petunjuk.
Korban dikenal sebagai pribadi yang tangguh, tegas, dan ceria. Ny Supandi mengatakan, ”Atasan (dari Yun) bilang ke saya bahwa almarhumah adalah orang yang tangguh. Biasanya pegawai wedding organizer hanya bertahan satu tahun, Yun sudah 3,5 tahun.” Sementara itu, Ika Wariatun (31), tetangga dan teman masa kecil korban, menceritakan bahwa korban adalah orang yang mudah diajak berbincang-bincang. Walaupun sudah jarang bertemu langsung, Melly dan Yun kadang-kadang masih berkomunikasi melalui aplikasi chatting.
Aris mengatakan, sepengetahuannya, adiknya tidak memiliki perseteruan dengan siapa pun. Namun, ia menambahkan, adiknya memang sedikit tertutup mengenai masalah pribadinya. ”Biasanya selain ke keluarga, ya, almarhumah akan curhat ke teman-temannya yang seumuran,” kata Aris.
Pelaku sopir taksi daring
Sebelumnya, Minggu pagi, jasad Yun ditemukan oleh warga di lahan kosong di tengah pertokoan Cibinong Griya Asri, Bogor. Selasa kemarin, Kepolisian Resor Bogor, Jawa Barat, menangkap dua orang, FH dan FD, yang diduga terlibat dalam kasus pembunuhan Yun.
”Dua orang yang diduga terlibat kasus tewasnya Siska sudah ditangkap,” kata Kepala Subbagian Humas Polres Bogor Ajun Komisaris Besar Ita Puspita Lena.
Keterangan resmi dari Kapolres Bogor AKBP Andi M Dicky Pastika, kedua tersangka bersaudara dan salah satunya adalah sopir taksi daring. Mereka berdua diduga sudah berniat jahat ingin merampok konsumennya. Ketika ada pesanan taksi daring dari korban, pelaku langsung menyambar. Jadi korban yang hendak pulang justru dilarikan ke arah Bogor dan diminta menelepon keluarganya agar mengirimkan sejumlah uang. Akan tetapi, rencana gagal dan korban justru dibunuh, dirampas telepon genggamnya, dan jasadnya dibuang di Cibinong.
Polisi dapat menangkap pelaku berkat melacak jejak lokasi dari telepon genggam korban yang dibawa tersangka.