Suasana Konsultasi Publik Hasil Pemantauan JKN-PBI yang digelar di Kantor Kelurahan Jatinegara Kaum, Selasa (20/3)
JAKARTA, KOMPAS – Peran perempuan terutama ibu-ibu rumah tangga dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara sangat penting. Salah satunya ditunjukkan para ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Jatinegara Kaum, Jakarta Timur, DKI Jakarta, saat melakukan pemantauan Jaminan Kesehatan Nasional untuk Penerima Bantuan Iuran di kelurahan tersebut.
Selain memastikan apakah jaminan kesehatan yang disediakan pemerintah benar-benar dimanfaatkan masyarakat, pemantauan tersebut juga mengedukasi masyarakat terutama para ibu dan perempuan mengenai pentingnya kesehatan reproduksi.
Pemantauan yang dilakukan 16 ibu rumah tangga yang tergabung dalam Sekolah Perempuan DKI Jakarta pada bulan Oktober-Desember 2017, menemukan sejumlah data dan informasi terkait Jaminan Kesehatan Nasional untuk Penerima Bantuan Iuran (JKN-PBI) di Kelurahan Jatinegara Kaum.
Pemantauan yang didukung Institut Lingkaran Pendidikan Alternatif Perempuan (Kapal Perempuan) menjadi masukan bagi pemerintah dalam pelaksanaan program tersebut.
Hasil pemantauan JKN-PBI di Kelurahan Jatinegara Kaum tersebut disampaikan dalam acara Konsultasi Publik Hasil Pemantauan JKN-PBI yang digelar di Kantor Kelurahan Jatinegara Kaum, Selasa (20/3).
Kegiatan yang dibuka Darsito, Lurah Jatinegara Kaum dihadiri Direktur Institut Kapal Perempuan Misiyah, dan dihadiri oleh Sekolah Perempuan Jatinegara Kaum, Bidara China dan Rawajati, Lurah beserta staf Kelurahan Jatinegara Kaum, RT, RW dan Tokoh Masyarakat.
Ini sejarah baru pertama pemantauan dilakukan oleh kelompok sasaran program
“Hari ini istimewa bagi perempuan Jatinegara Kaum dan seluruh perempuan di Jakarta. Istimewa karena pemantauan biasanya dilakukan konsultan, pakar akademisi, kali ini sejarah baru pertama pemantauan dilakukan oleh kelompok sasaran program,” ujar Misiyah yang memberikan apresiasi kepada para ibu dan perempuan Sekolah Perempuan DKI Jakarta yang terlibat dalam proses pemantauan tersebut.
Kompas/Sonya Hellen Sinombor
Suasana Konsultasi Publik Hasil Pemantauan JKN-PBI yang digelar di Kantor Kelurahan Jatinegara Kaum, Selasa (20/3)
Para ibu terlibat mulai dari persiapan pemantauan, melakukan transek, survei dan diskusi grup terarah, dan melalukan verifikasi dan validasi data atau informasi hasil pemantauan. Mereka melakukan wawancara 249 informan dari 826 orang penerima Program Raskin/Rastra tahun 2017.
Hasilnya mereka menemukan sejumlah informasi, misalnya, sebanyak 79 persen dari masyarakat yang diwawancarai tidak pernah dirawat inap. Dari yang pernah, sebagian besar mengatakan mendapatkan kamar kurang dari 1 hari . Alasan tidak kamar adalah kamar penuh.
Sebagian besar mengatakan mendapatkan kamar kurang dari 1 hari . Alasan tidak kamar adalah kamar penuh.
Soal kepesertaan JKN misalnya mereka menemukan masih ada ketidaksesuaian identitas Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan kartu peserta. Meskipun di dalam survei 96,4 persen menyatakan kartu peserta sudah memasukkan NIK tapi pada tanggal lahir semua ditulis tanggal 1 meski bulan berbeda.
Soal pelayanan kesehatan reproduksi (kespro), mereka menemukan bahwa 82,5 persen responden tidak tahu bahwa kartu JKN-PBI dapat digunakan untuk periksa kespro. Ada 17 persen responden pernah menggunakan kartunya tapi karena ada indikasi sakit terkait kespro.
Hasil pemantauan tersebut mendapat apresiasi dari Darsito, Lurah Jatinegara Kaum. Ia mengatakan bahwa pemerintah kelurahan juga terus berupaya mensosialisasikan program-program pemerintah kepada masyarakat, seperti Kartu Indonesia Sehat.
Namun, dia mengakui di lapangan sering menemukan sejumlah persoalan, misalnya ada kartu yang tidak sesuai dengan alamatnya. Ketika dicek ada yang alamatnya tidak ada. Karena itu, dia berterima kepada Kapal Perempuan dan Sekolah Perempuan yang melakukan pemantauan tersebut.
Kompas/Sonya Hellen Sinombor
Suasana Konsultasi Publik Hasil Pemantauan JKN-PBI yang digelar di Kantor Kelurahan Jatinegara Kaum, Selasa (20/3)
Hasilkan data mendalam
Musriyah, Ketua Sekolah Perempuan DKI Jakarta mengungkapkan gembira karena kerja para ibu-ibu tersebut menghasilkan data-data yang tajam dan mendalam.
"Kami anggota Sekolah Perempuan berasal dari berbagai agama dan suku yang beragam. Keragaman ini juga kami tunjukkan dengan pakaian kami penuh warna-warni beragam. Ini ingin menunjukan bahwa kami berasal dari agama, suku dan identitas yang beragam dapat bekerja sama,"katanya.
Adapun tujuan pemantauan JKN-PBI ialah mendapatkan data pemantauan program JKN PBI khususnya aspek sosialisasi, kepesertaan, pelayanan umum, dan pelayanan kesehatan reproduksi di Kelurahan Jatinegara Kaum.
Juga untuk memberikan rekomendasi untuk memperbaiki penyelenggaraan program JKN-PBI untuk perbaikan layanan kesehatan khususnya di Kelurahan Jatinegara Kaum dan menerapkan model pemantauan partisipatif yang responsif gender, yang terintegrasi dengan proses pemberdayaan perempuan.
Kompas/Sonya Hellen Sinombor
Musriyah, Ketua Sekolah Perempuan DKI Jakarta saat membawa sambutan.
Kemarin, selain presentasi hasil pemantauan JKN-PBI di Kelurahan Jatinegara Kaum, empat ibu mewakili petugas pemantau yakni Sariani, Sriatun, Sri Mulyati, dan Yayah Setiawati berbagai pengalaman mereka saat turun melakukan pemantauan dan survei.
“Tantangan di lapangan, pertama kali ikut kegiatan ini tantangannya ada informan yang tidak ada di rumah. Kami tungguin sampai pulang kerja, besok datang lagi, ada yang tidak paham dan dijelaskan. Ada juga yang kabur, ngumpet, karena dikira kami mau nagih hutang,”ujar Sri Mulyati,
Ada juga yang kabur, ngumpet, karena dikira kami mau nagih hutang.
Pada akhir acara tersebut juga dilakukan dialog mengenai JKB-PBI maupun pelaksanaan kebijakan pemerintah terkait pelayanan kesehatan terhadap masyarakat di DKI Jakarta.
Sekretaris Sekolah Perempuan DKI Ning Setyani mengungkapkan tidak mudah mengajak ibu-ibu untuk bergabung dalam sekolah perempuan. Namun, setelah memberi pengertian betapa pentingnya ibu-ibu dan perempuan belajar tentang pengetahuan terkait perempuan, akhirnya banyak yang ikut bergabung.
Selain mempelajari hal-hal terkait kesehatan reproduksi, para ibu juga mendapat informasi tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan seksual, dan penghapusan perkawinan anak, serta berbagai informasi lain.