Unsur Kelalaian Diusut
Hasil penelusuran sementara, diketahui ada dua pekerja di proyek Rusun Pasar Rumput tengah membongkar bekisting di lantai 10 sesaat sebelum besi hollow jatuh dan menimpa Tarminah.
JAKARTA, KOMPAS — Pascajatuhnya besi hollow sepanjang 4 meter yang menimpa Tarminah (53) di sisi selatan proyek pembangunan Rumah Susun Pasar Rumput, Jakarta Selatan, proyek dihentikan sementara. Polres Jakarta Selatan memeriksa lima saksi, di antaranya dua pedagang pasar, dua pekerja konstruksi, dan seorang wakil mandor.
Di lokasi proyek, tidak terlihat ada aktivitas pembangunan. Material bangunan, seperti besi-besi, dibiarkan berserakan di areal proyek. Hanya ada beberapa petugas di dalam lokasi proyek, tetapi tidak mengerjakan konstruksi. Padahal, biasanya buruh bangunan bekerja hingga malam hari. Pada malam hari, warga biasa mendengar suara alat berat ataupun besi beradu dengan alat-alat konstruksi.
”Biasanya, proyek dikerjakan hingga malam hari. Terkadang mereka (buruh bangunan) juga bekerja 24 jam,” ujar Lina (40), warga yang tinggal dan berjualan tak jauh dari lokasi proyek.
Dedi (40), pekerja proyek, mengatakan, proyek dihentikan dan pekerja libur. Ia belum tahu sampai kapan proyek dihentikan. Pada saat kejadian, Dedi sedang mengerjakan bangunan di sisi sebelah utara. Ia hanya mendengar selentingan tentang kejadian di sisi sebelah selatan.
”Katanya sih sedang membongkar bekisting (cetakan beton, yang dibongkar setelah beton mengeras sempurna). Cuma saya tidak tahu persisnya,” kata Dedi.
Proyek Rumah Susun Pasar Rumput dibangun di atas bangunan pasar yang sudah lama. Akibat pembangunan itu, para pedagang direlokasi ke tempat penampungan sementara tak jauh dari lokasi proyek. Setiap hari, pedagang sayur-mayur dan kebutuhan pokok menggelar dagangannya.
Di atas, para buruh bangunan mengerjakan pekerjaan konstruksi. Saat berbelanja di penampungan sementara pedagang itulah Tarminah tertimpa besi hollow, Minggu pukul 09.25. Kejadian itu tepatnya di Jalan Lingkar Pasar Rumput, di sisi selatan proyek rusun.
Meskipun sudah dipasang jaring pengaman dan seng pembatas yang cukup tinggi, pedagang mengaku kerap terganggu dengan aktivitas pembangunan di proyek rusun tersebut.
Nurhayati (38), pedagang sayuran di tempat kejadian perkara, kemarin, mengatakan, dirinya kadang waswas berjualan di bawah proyek konstruksi. Namun, ia tidak memiliki pilihan karena harus mencari nafkah. ”Saya biasa berjualan dari dini hari pukul 02.00-13.00. Selama ini aman, tapi kalau serpihan material dan debu memang banyak,” katanya.
Kepala Bidang Pengawasan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kadik Triyanto mengatakan, berdasarkan hasil penyelidikan sementara oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Disnakertrans, saat kejadian diketahui ada dua pekerja inisial B dan N yang sedang mengerjakan pembongkaran bekisting lantai 10.
Dua pekerja itu, kata Kadik, mencongkel besi hollow yang ada pada bekisting lantai. Saat pembongkaran, hollow terjatuh pada jaring pengaman, tetapi sempat membentur pengikat tower crane yang ada di lantai 7. Besi hollow terpental keluar pagar batas proyek sejauh 10,6 meter dari bangunan. Besi itu menimpa Tarminah.
”Untuk penyelidikan apakah ada unsur kelalaian atau tidak, itu menjadi ranahnya polisi. Sampai saat ini, kami mendalami terutama dari pihak kontraktor proyek PT Waskita Karya. Mereka sudah kami panggil tetapi belum bisa datang,” kata Kadik.
Wakil Kepala Polres Metro Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Budi Sartono mengatakan, hingga kemarin sudah ada lima saksi yang dimintai keterangan. Kelima saksi itu adalah dua pedagang Pasar Rumput, dua pekerja bangunan, dan satu orang wakil mandor. Namun, polisi belum bisa menyimpulkan apa penyebab jatuhnya besi hollow. Polisi akan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) ulang.
”Kami akan gelar perkara lagi. Apakah ada unsur kelalaian atau tidak, kami dalami,” kata Budi.
Tidak hati-hati
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno juga menegaskan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Tenaga Kerja harus melakukan evaluasi atas penerapan aturan keselamatan kerja pada proyek konstruksi, khususnya proyek yang dilakukan Waskita Karya. Itu karena kecelakaan kerja konstruksi di proyek garapan Waskita di Jakarta sudah terjadi beberapa kali sehingga memerlukan evaluasi dan bila perlu diberikan sanksi.
”Kami tahu investigasi atas kecelakaan kerja di proyek Pasar Rumput itu masih berlangsung. Namun, Dinas Tenaga Kerja mesti melakukan evaluasi atas penerapan aturan keselamatan dan pengawasan pekerjaan konstruksi itu,” ujar Sandi.
Ditegaskan Sandi, karena kecelakaan kerja terus berulang beberapa kali, mesti ada yang bertanggung jawab. ”Mesti ada sanksi yang diberikan dan akan diumumkan kepada publik supaya mendorong kejadian berulang ini tidak terjadi lagi ke depan,” ujar Sandi.
Kepala Dinas Tenaga Kerja DKI Jakarta Priyono menjelaskan, mengenai aspek keselamatan dan pengawasan pekerjaan itu masih ditelusuri satu per satu aspek kelalaiannya.
Direktur Pembinaan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Herman Prakoso Hidayat mengatakan, pihaknya pernah memanggil PT Waskita Karya (Persero) Tbk pada 23 Februari 2018. Pada pemanggilan itu, Kemnaker sudah mengarahkan agar perusahaan negara itu melaksanakan persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan baik, baik ke personal pekerja maupun peralatan.
”Pasti ada persyaratan K3 tidak dilaksanakan oleh mereka. Kecelakaan yang terjadi menyasar khusus pada subcontruction. Sejauh ini belum ada keputusan final karena kami masih melakukan proses pendalaman kasus, termasuk kecelakaan Rusun Pasar Rumput,” ujar Herman yang dihubungi, kemarin.
Menaker M Hanif Dhakiri dalam pencanangan Hari K3 Nasional beberapa waktu lalu mengemukakan, salah satu penyebab kecelakaan kerja adalah belum optimalnya pengawasan perilaku K3 di tempat kerja. Oleh sebab itu, dia imbau agar pemerintah daerah, akademisi, masyarakat, dan organisasi pekerja terlibat langsung mengawasi.
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Sri Hartoyo yang juga Ketua Subkomite Bangunan Gedung dari Komite Keselamatan Konstruksi mengatakan, kecelakaan kerja yang terjadi di proyek pembangunan Rusun Pasar Rumput terjadi karena ketidakhati-hatian pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya entah disengaja atau tidak disengaja. ”Untuk detailnya kami masih melakukan penelitian lapangan lebih lanjut,” kata Sri Hartoyo.
Sri Hartoyo mengatakan, dalam pertemuan antara Komite Keselamatan Konstruksi dengan pihak kontraktor dan konsultan dijelaskan tentang terjadinya kecelakaan tersebut. Selanjutnya, Komite Keselamatan Konstruksi meminta kontraktor dan konsultan untuk mengusulkan penyempurnaan metode pelaksanaan yang menjamin kecelakaan kerja seperti itu tidak terulang.
Sementara itu, Kementerian BUMN sudah melaksanakan rekomendasi Kementerian PUPR terkait sejumlah kasus pengerjaan proyek infrastruktur yang ambruk. Seperti disampaikan Staf Khusus Menteri BUMN Wianda Pusponegoro, Kementerian BUMN menekankan kepada para direktur utama perusahaan BUMN karya yang melaksanakan pembangunan infrastruktur meningkatkan pengawasan.
Aturan keselamatan
Wakil Ketua Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional Rudiyanto menyoroti langkah antisipasi dan mitigasi obyek jatuh dalam suatu proyek konstruksi mesti tersedia sejak awal. Prosedur operasi standar untuk langkah tersebut sudah ada. Artinya, jatuhnya besi hollow di proyek Rusun Pasar Rumput menunjukkan implementasi prosedur lemah.
”Perlu penguatan aspek kualitas pengawasan dan mitigasi risiko sesuai aturan,” katanya.
Menurut Rudiyanto, pemeriksaan yang saksama dan rinci diperlukan terhadap bagaimana upaya kontraktor proyek mematuhi ketentuan standar keselamatan di konstruksi sebelum kejadian.
Ia menambahkan, investigasi kasus ini perlu melihat bagaimana identifikasi bahaya proyek dari sisi pemetaan risikonya oleh pelaksana proyek, termasuk jarak aman serta ekspose risiko menyangkut pejalan kaki atau sisi lingkungan lainnya. ”Seharusnya, areanya diamankan dengan memindahkan pedagang pasar, meletakkan crane dengan radius di luar pasar ” ujarnya.
Pelaksana proyek mesti memberikan pemahaman bahaya kepada masyarakat dengan rambu atau penanda lain.
Rudiyanto menambahkan, contoh antisipasi dan mitigasi bahaya obyek jatuh dalam proyek konstruksi bangunan bertingkat yaitu menambahkan toe board pada rancang bangun perancah. Perancah adalah batang-batang logam, kayu, atau bambu yang disambung-sambung ke atas dan ke samping yang jadi tempat bertumpu para pekerja ataupun menjadi penahan kalau ada obyek yang jatuh. Penggunaan jaring pengaman juga bisa membuat obyek jatuh tidak mengenai pekerja atau masyarakat sekitar.