Rumah Panggung Minahasa, dari Tomohon hingga Uni Emirat Arab
Oleh
Videlis Jemali
·3 menit baca
Di pinggir jalan di luar Kota Tomohon, Sulawesi Utara, pada awal Maret lalu, rumah-rumah panggung dari kayu berwarna coklat kemerahan berjejer. Ada rumah yang sudah selesai konstruksi, tak sedikit pula rumah yang masih digarap. Rumah tersebut untuk dijual.
Rumah-rumah tersebut berjejer sepanjang hampir 200 meter di jalan Kelurahan Woloan Satu, Kecamatan Tomohon Barat, Kota Tomohon. Pemandangan khas itu hanya sekitar 5 kilometer arah barat Kota Tomohon.
Rumah panggung tersebut bentuknya mirip. Ada bagian teras dengan satu tangga untuk masuk. Tangga bisa dibangun di kiri teras, bisa juga di kanan bagian depan rumah. Tinggi panggung dari tanah 1-1,5 meter.
Semua elemen rumah dibuat dari kayu besi yang dibeli dari Sulawesi Selatan atau daerah Kalimantan dengan harga Rp 3 juta per meter kubik kayu batang olahan. Rumah dibangun dengan sistem bongkar-pasang (knock down).
Rumah-rumah panggung tradisional Minahasa, suku terbesar di Sulawesi Utara, tersebut bervariasi dari segi ukuran. ”Ada yang ukurannya ditentukan pemesan (pembeli), ada juga rumah dengan ukuran berdasarkan pangsa pasar yang umumnya selama ini,” ujar Dolfi (42), salah satu pengusaha rumah panggung.
Dolfi menyebutkan, dirinya menyediakan rumah berukuran sedang, 8 meter x 11 meter. Rumah seukuran itu terdiri dari teras, ruang tamu, dua kamar tidur, satu kamar mandi, dan dapur. ”Namun, sangat dimungkinkan diubah sesuai dengan keinginan pembeli,” ujarnya saat ditemui pada Sabtu (3/3).
Rata-rata harga rumah panggung tersebut Rp 2,5 juta per meter persegi. Dengan demikian, satu rumah berukuran 8 m x 11 m dihargai Rp 220 juta. Harga rumah tersebut mencakup biaya pengiriman dan pemasangan ke tempat penjual.
”Setiap penjual biasanya membawa empat tukang untuk pemasangan rumah. Pembeli hanya menanggung biaya konsumsi dan akomodasi selama pemasangan rumah,” ujar Dolfi yang bergerak di usaha penjualan rumah karena warisan orangtua.
Tahun lalu, Dolfi berhasil menjual 4 rumah. Pembelinya, antara lain, dari Kabupaten Tangerang, Banten, dan Halmahera, Maluku Utara. Saat ini, bersama tiga tukang, ia merampungkan satu rumah berukuran 8 m x 11 m. Rumah tersebut belum ada pemesannya.
Bisnis rumah panggung tradisional Minahasa di Tomohon sudah lama berlangsung. Meski tak banyak lagi ditemukan rumah-rumah model tersebut di tanah asalnya, minat dari luar daerah membuat pelaku usaha terus memproduksi rumah. Pelaku usaha ditaksir berjumlah 100 orang.
Di Tomohon, jarang ditemukan rumah panggung murni. Model rumah panggung masih ada, tetapi sudah dimodifikasi. Rumah panggung dipadukan dengan beton untuk menutup kolong. Beton itu menjadi lantai satu rumah.
Bagaimana prospek usaha pembuatan rumah panggung Minahasa? Dolfi tak menyebutkan angka. ”Jelas ada keuntungannya. Itu sebabnya kami bertahan,” ucapnya.
Tak hanya peminat dalam negeri, elegannya rumah panggung juga disukai hingga ke luar negeri. Julius F Kowaas (52) pada tahun 2017 mengirimkan satu rumah ke Uni Emirat Arab. Dia bermain di rumah dengan ukuran besar dan panggung tinggi.