Obyek Wisata Baru Yogyakarta, Kebun Plasma Nutfah Pisang dengan Koleksi 346 Varian
Oleh
Bambang Sigap Sumantri
·3 menit baca
Sekitar 1.500 rumpun pisang terhampar di lahan seluas 2 hektar lebih. Jika satu rumpun berjumlah sekitar 5 tanaman, berarti lahan tersebut menampung 7.500 tanaman pisang. Hampir semuanya masih berupa pohon pisang yang belum berbuah, baru berusia beberapa bulan. Ribuan tanaman pisang itu terdapat di Kebun Plasma Nutfah Pisang Kota Yogyakarta.
Letaknya di Jalan Malangan, Kalurahan Giwangan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Jika Anda berminat menengok kebun pisang ini, paling mudah mencari Terminal Bus Giwangan, ia berada di sebelah selatan terminal bus Yogyakarta itu. Kalau dari Malioboro, kebun pisang itu berjarak sekitar 7 kilometer ke arah selatan,
”Kebun kami memang bukan untuk produksi, tetapi lebih ke arah konservasi dan pembibitan. Tentu ada musim panen pisang. Ada pisang yang bisa langsung dimakan. Kalau rasanya tidak terlalu enak, biasanya kami mengolahnya menjadi kripik atau nugget,” kata Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Imam Nurwahid, yang ditemui sedang berada di tengah kebun bersama dengan stafnya, Kamis (15/3).
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengungkapkan, sekarang ini sedang dikembangkan varian pisang raja bagus, yaitu perpaduan pisang raja dan pisang ambon.
”Rasanya lebih manis, ada seratnya berwarna kuning kemerahan, dan sekarang sudah banyak juga ditanam di Bantul. Di kebun plasma untuk pengembangan pisang hias adalah pisang songgo buwono, selama ini sering digunakan Keraton Yogyakarta untuk hiasan pada setiap upacara adat,” kata Heroe.
Varian pisang songgo buwono di kebun plasma tumbuh dengan cukup baik. Walaupun masih kecil, pohon pisang itu sudah berbuah. Pisang raja bagus yang banyak ditanam di kebun belum berbuah. Menurut Imam, bibit pisang songgo buwono dan raja bagus berasal dari Keraton Yogyakarta.
Heroe mengatakan, kebun plasma nutfah pisang di Giwangan itu akan dijadikan sebagai pusat edukasi masyarakat tentang segala hal mengenai pisang. Kebun plasma tersebut mempunyai koleksi 346 jenis varian pisang, ditargetkan tahun ini akan mencapai 350 varian pisang.
”Kita arahkan kebun plasma nutfah pisang ini di samping sebagai pusat pembibitan dan pengembangan varian pisang, juga pusat pendidikan dan belajar tentang pisang, juga sebagai pusat pengolahan bahan makanan dari pisang,” katanya.
Dengan jumlah koleksi yang hampir mencapai 350 varian pisang, kebun plasma di Yogyakarta tersebut merupakan kebun plasma nutfah pisang terbesar di Indonesia.
”Terutama dari kelengkapan koleksinya karena hampir semua varitas pisang lokal di Indonesia ada di kebun ini, bahkan juga beberapa dari luar negeri, seperti Filipina, yaitu pisang abaka (Musa textilis) yang biasa diambil kulitnya, juga pisang cavendish (Musa cavendishii) dari Brasil,” ujar Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Imam Nurwahid.
Dengan luas kebun yang mencapai 2 hektar lebih, lahan tersebut setapak demi setapak dilengkapi dengan berbagai bangunan penunjang. Kebun yang mulai dibangun sejak tahun 1988 itu kini mempunyai tempat pembibitan dan penyilangan varietas pisang berupa laboratorium kultur jaringan, laboratorium olahan, laboratorium holtikultura, hingga lahan penanaman berbagai macam jenis varian pisang.
Heroe mengatakan, selain sebagai konservasi tanaman pisang, kini juga dikembangkan makanan dari olahan pisang, mulai dari minuman, keripik, kerupuk, nugget, dan tepung pisang. ”Produk itu menjadi unggulan dari kebun plasma pisang kita,” ujarnya.
Imam menuturkan, makin banyak masyarakat yang berkunjung ke kebun plasma walaupun diakuinya kebun tersebut masih membutuhkan penataan yang lebih rapi.
”Mulai dari anak-anak SD sampai mahasiswa, bahkan juga dosen perguruan tinggi, datang dengan berbagai kepentingan,” katanya.
Koordinator Pengelola Kebun Plasma Bambang Dwihatmoko menambakan, petani atau masyarakat biasa juga bisa membeli bibit tanaman pisang dengan harga murah.
”Satu bibit tanaman pisang Rp 8.000. Kalau anak-anak sekolahan yang berwisata di kebun, biasanya akan membeli berbagai hasil olahan buah pisang. Kami langsung menggoreng sendiri keripik pisang yang kemudian dikemas dengan higienis,” katanya sambil menawarkan keripik pisang.