BNN Bongkar Jaringan Internasional, Tersangka Diduga Palsukan Identitas
Oleh
DD12
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -- Badan Narkotika Nasional bersama Bea Cukai berhasil meringkus pengedar narkotika jenis sabu di kawasan Jakarta Utara. Dari penangkapan ini petugas mengamankan 51,4 kg Sabu (methampetamine) yang disinyalir berasal dari sindikat pengedar narkotika asal Taiwan.
Deputi Bidang Pemberantasan Narkoba Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Arman Depari dI Jakarta, Jumat (16/3), menjelaskan, penangkapan jaringan dari sindikiat pengedar narkotika internasional ini dilakukan di Jalan Lodan Raya Pintu Air Ancol, Jakarta Utara.
Dari penangkapan ini, petugas menyita 51,4 kilogram (kg) sabu. Narkotika ini diletakkan dalam kemasan teh Cina, dan disimpan di dalam dua koper. "Paket ini mampu meracuni lebih dari 250.000 jiwa," ujarnya.
Dalam penangkapan ini, petugas meringkus dua tersangka jaringan, yaitu HJW, seorang warga negara Taiwan, dan SA. Arman menyatakan, HJW mencoba melarikan diri sehingga petugas terpaksa menembak.
"Kami terpaksa melumpuhkan dengan senjata api akibat pelaku berusaha melarikan diri. HJW meninggal dunia dalam perjalanan ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati," tuturnya.
Paket ini, tutur Arman, rencananya akan diantarkan ke salah satu apartemen di Jakarta Barat sebagai pusat aktivitas tersangka. Dalam pengembangannya, petugas menggeledah dua unit apartemen di Apartemen Taman Anggrek menara 8, dengan nomor unit 22G dan 26A.
Hasilnya, tutur Arman, petugas menyita berkas-berkas dan buku rekening, baik dari bank dalam negeri maupun bank yang dari Taiwan. Salah satu rekening yang disita memiliki uang senilai 250.000 dollar AS atau lebih dari Rp 3,5 miliar.
Atas perbuatannya, tersangka mendapatkan ancaman maksimal hukuman mati. Arman berujar, para tersangka juga sedang diselidiki aliran keuangannya karena dicurigai melakukan tindak pidana pencucian uang (TPPU).
Identitas dipertanyakan
BNN mencurigai tersangka SA memiliki kewarganegaraan palsu. Ia berujar, dengan perkambangan teknologi yang ada dan dana yang cukup, tidak sulit bagi seorang penjahat untuk memalsukan identitasnya.
Arman mengatakan, BNN melakukan profiling (pengenalan karakteristik), dan ada kemungkinan SA bukanlah WNI. Ia berujar, SA selalu ditemani oleh orang-orang yang berasal dari Taiwan selama jangka waktu tertentu, dan rekan terakhir adalah HJW.
"Kami curiga karena ini sindikat Internasional. Bahasa bisa dilatih, identitas bisa dipalsukan. Apalagi dia selalu ditemani oleh rekan-rekanbya yang berasal dari Taiwan," katanya saat berada di Apartemen Taman Anggrek.
Jalur tikus
Bersama Arman, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi menjelaskan, pemantauan sindikat ini telah dilakukan sejak Desember 2017. Dalam dua bulan pengawasan ini, petugas Bea Cukai bersama BNN memantau jalur pengangkutan paket narkotika setengah kuintal ini.
Heru menjelaskan, paket ini berada dalam kapal kargo dari Malaysia. Setelah transit dari Jakarta, Paket kemudian diangkut ke Jawa Timur. Paket ini sendiri disamarkan dalam mesin cuci dan pendingin ruangan. Kemudian, paket diangkut melalui jalur darat hingga ke Jakarta.
"Mereka memanfaatkan jalan tikus. Oleh karena itu, pengamanan harus diperketat untuk menghindari hal-hal yang serupa. Beberapa waktu lalu kami juga menangkap pengedar yang menggunakan jalan tikus dari Singkawang, Kalimantan Barat," tuturnya. (DD12)