Peran Perempuan Sangat Penting untuk Melawan Radikalisasi
Oleh
B Josie Susilo Hardianto
·2 menit baca
NEW YORK, RABU — Perempuan memiliki peran penting untuk melawan segala bentuk kekerasan, termasuk radikalisme dan ekstremisme. Hal itu dikatakan Wakil Tetap RI untuk PBB di New York Duta Besar Dian Triansyah Djani pada Diskusi Panel bertema ”Preventing Violent Extremism through Women’s Empowerment at the Community Level: Lessons Learned through Peace and Security Programming”.
Perempuan tiang bagi pendidikan anak serta pelindung keluarga dalam menumbuhkan nilai perdamaian dan mencegah budaya kekerasan yang dapat mengancam masa depan generasi muda.
Dalam pernyataan pers Perwakilan Tetap Republik Indonesia (PTRI) di New York disebutkan, diskusi panel itu diselenggarakan atas kerja sama Perwakilan Tetap RI dan Perwakilan Tetap Jepang di New York, UN Women, serta World Assembly for Women. Diskusi tersebut digelar di sela-sela pertemuan ke-62 Commission on the Status of Women di New York pada 14 Maret 2018.
Menurut Dian Triansyah Djani, peran perempuan akan lebih optimal jika perempuan diberi kesempatan dan akses yang lebih luas terhadap pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Untuk itu diperlukan ide-ide inovatif yang menstimulasi dan mengakomodasi peran-peran perempuan sebagai aktor, inisiator, dan penjaga perdamaian.
Indonesia telah berupaya keras dan terlibat aktif dalam misi itu. Salah satunya lewat pengiriman pasukan penjaga perdamaian. Di antara mereka, ada sejumlah personel militer perempuan yang turut berperan aktif menjaga perdamaian. Tak hanya itu, di wilayah tempat mereka ditugaskan, mereka aktif memberdayakan perempuan-perempuan setempat.
Indonesia sangat bangga telah menerjunkan sekitar 80 perempuan penjaga perdamaian dalam misi-misi perdamaian PBB. Menurut pernyataan PTRI New York, mereka terbukti efektif memupuk budaya perdamaian di kalangan penduduk di wilayah konflik.
Dalam diskusi panel itu, salah satu tokoh perempuan Indonesia, Yenny Wahid, dari The Wahid Foundation memaparkan hasil penelitian tentang kaitan jender dan kekerasan ekstremisme. Salah satu hasil penelitian itu menunjukkan bahwa semakin seorang perempuan berdaya, sikap lakunya akan semakin toleran dan moderat.
Oleh karena itu, penting bagi para perempuan atau ibu membina jejaring dengan sesama orangtua untuk mendeteksi lebih dini pertumbuhan sikap radikal dan ekstrem di antara anak-anak dan remaja.
Selain Yenny, hadir pula sejumlah pembicara dari Georgetown Institute for Women, Peace and Security, dan Asia University Tokyo. Mereka menekankan esensi pemberdayaan perempuan dalam keluarga dan masyarakat, terutama untuk memerangi ancaman ekstremisme dan radikalisme.