Menjelang perayaan hari raya Nyepi, salah satu tempat yang ramai dikunjungi di wilayah Malang, Jawa Timur, adalah Pura Patirtan Taman Pasupati Giri Kawi. Masyarakat memercayai air suci Patirtan yang berasal dari Gunung Kawi tersebut mampu menyembuhkan sakit, membuat awet muda, dan mengabulkan berbagai pengharapan.
”Gunung Kawi dipercaya merupakan salah satu gunung suci. Oleh karena itu, air dari Gunung Kawi pun dianggap suci. Umat Hindu Bali, pada saat-saat tertentu, akan mengambil air suci tersebut dalam rangkaian ibadah mereka,” kata Kepala Desa Sukodadi Susilo Wahyu, Rabu (14/3).
Lokasi Pura Patirtan tersebut berada di Dusun Jengglong, Desa Sukodadi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Jalan menuju pura tersebut cukup mudah karena melewati jalan utama Desa Sukodadi hingga ada papan penunjuk arah menuju lokasi.
Pura Patirtan tersebut berada di lahan menurun dengan dikelilingi rumpun bambu di bagian atas. Keberadaan rumpun bambu tersebut dipercaya sebagai penjaga debit air di sana sebab tanaman bambu dikenal mampu menyimpan air.
Di Pura Patirtan, terdapat tiga bagian bangunan. Bangunan pertama merupakan pura persembahyangan utama dengan sebuah air yang mengalir tak ada habisnya. Di sinilah sumber air utama berada. Air tersebut dipercaya mampu menyembuhkan sakit, atau menjadi perantara keinginan lainnya.
”Orang yang sakit biasanya minum air tersebut, dan berharap diberikan kesembuhan. Dan banyak orang meyakini hal itu benar,” kata Kepala Dusun Jengglong Sarmidi. Bagian kedua adalah patung Dewi Saraswati yang terletak di samping pura utama. Dewi Saraswati adalah dewi ilmu pengetahuan. Banyak anak sekolah, termasuk mahasiswa perguruan tinggi, datang ke sana untuk berdoa.
”Anak sekolah biasanya datang ke sini untuk berdoa menjelang ujian. Harapannya agar diberi kemudahan dalam menyerap ilmu pengetahuan,” kata Sarmidi. Adapun bagian ketiga adalah patung Nyai Ratu di tengah kolam ikan. Kolam berisi ikan yang melambangkan air di sana sangat bersih dan sehat sehingga ikan-ikan bisa tumbuh dengan sehat.
Selama ini, orang Bali datang ke pura tersebut berombongan dengan sembilan bus sekali datang. Oleh karena tidak ada lahan parkir di dekat Pura Patirtan, mereka harus memarkir bus di pinggir jalan, lalu berjalan turun ke lokasi Patirtan.
Adapun dalam rangkaian perayaan Nyepi, umat Hindu setempat biasanya akan datang ke Pura Patirtan untuk berdoa dan bersuci, sehari setelah perayaan Nyepi. Pada musim pemilihan kepala daerah seperti saat ini, salah satu calon gubernur Jawa Timur pun sempat singgah ke pura ini untuk berkenalan dengan warga setempat, sekaligus menengok pura tersebut.
”Biasanya orang yang datang akan bilang kepada romo pemangku atau juru kuncinya untuk mengambil air ke sini. Atau, cukup meminta romo pemangku yang mengambilkan,” kata Sarmidi menjelaskan.
Masyarakat Dusun Jengglong benar-benar mendapatkan manfaat dari keberadaan Pura Patirtan. Selain dianugerahi air suci yang mengalir tanpa henti, mereka juga mendapat berkah dikunjungi ribuan orang setiap saat.
Emanuel, warga asal Blitar, yang sempat singgah dan merasakan air dari Pura Patirtan tersebut berharap kebersihan dan kesucian Patirtan tetap terjaga. ”Dengan kepercayaan yang masih terjaga akan kesucian mata air itu, semoga saja sumber air itu tetap terjaga dengan baik,” katanya.