JAKARTA, KOMPAS-Martabak Markobar milik putra sulung presiden, Gibran Rakabuming, berencana akan ekspansi dengan membuka cabang di Manila, Filipina pada tahun ini. Rasa martabak manis aneka rasa Markobar diyakini cocok dengan lidah warga Filipina.
Pemilik Markobar Gibran Rakabuming mengatakan, tahun ini pihaknya berencana memperluas jaringan bisnisnya dengan membuka cabang gerai di Manila tahun ini.
"Bisnis berekspansi itu kan biasa. Kami melihat peluang disana ya kenapa tidak," ujar Gibran pada acara pembukaan cabang Sang Pisang yang berdampingan dengan warung Markobar di Jalan Raden Saleh, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (11/3).
Turut hadir dalam acara itu adik bungsunya, Kaesang Pangarep yang merupakan pemilik Sang Pisang.
Gibran menjelaskan, lidah warga Filipina menyukai kuliner yang manis-manis. Hal tersebut sesuai dengan menu martabak manis dengan variasi rasa seperi cokelat, keju, hingga martabak 8 rasa yang jadi menu andalan Markobar. Harga jual seporsi martabaknya yang Rp 50 ribu - Rp 110 ribu atau setara dengan 189 peso Filipina - 416 Peso Filipina cukup terjangkau untuk warga disana.
Dengan rencana pembukaan cabang di Manila itu akan menambah jumlah gerai Markobar yang saat ini sudah mencapai 33 cabang. Markobar tersebar di kota-kota besar di seluruh Indonesia seperti Surakarta, Yogyakarta, Medan, Surabaya, dan Jakarta. Di ibukota sendiri ada tujuh gerai Markobar antara lain di Cikini, Kelapa Gading, dan arteri Pondok Indah.
Selain berencana berekspansi keluar negeri, Gibran juga membuka bisnisnya untuk menjalin kemitraan dalam bentuk waralaba. Berdasarkan situs resmi Markobar, untuk membuka waralaba Markobar diperlukan biaya Rp 300 juta belum termasuk investasi awal dan Pajak Penambahan Nilai (PPN).
Sang Pisang
Mengikuti jejak kakaknya yang terlebih dahulu terjun di dunia kuliner bersama Markobar sejak 2015, Kaesang pun terjun di bisnis kuliner melalui Sang Pisang sejak 2017.
Kaesang menjelaskan, saat ini bisnisnya sudah memiliki 10 cabang di berbagai daerah seperti Jakarta, Palembang, Bandung, dan Semarang. Sang Pisang hadir dengan total 40 varian rasa dari Chocolate Chesse, Tiramisu, dan Green Tea. Dengan berbagai varian rasa, Kaesang percaya bisa menggaet konsumen.
"Pisang goreng lain itu enak. Tetapi pisang goreng Sang Pisang itu luar biasa enak," ujar Kaesang.
Terjun di dunia kuliner, jelas Kaesang sangat menjanjikan. Sebab, pasar kuliner Indonesia sangat besar. Adapun pemilihan pisang goreng, karena pisang mudah diperoleh di Indonesia sehingga mempermudah pasokan bahan baku.
Sebelum terjun di dunia kuliner, Kaesang sudah memiliki usaha busana seperti Jas Hujan Busana "Tugas Negara Bos" pada 2017, produk kaos "Sang Javas" pada 2017, dan Produk Gim Hompimpah pada 2018.
Memiliki banyak bisnis, kakak beradik ini juga kompak enggan membeberkan omzet yang diperolehnya.
"Rahasia. Kalau sampai triliunan ya doakan saja," ujar Kaesang.
Meski menjadi putra presiden keduanya mengaku tidak pernah meminta bantuan dari \'keistimewaanya\' itu. Mereka juga tidak pernah meminta bantuan modal dari ayahnya.
"Bapak itu urusannya sudah banyak. Enggak perlu urus martabak dan pisang goreng. Nanti bapak bisa tambah pusing," ujar Gibran.
Tak tertarik politik
Dengan rentetan usaha yang dikembangkan, makin menegaskan darah pengusaha di keluarga ini. Sebelum terjun ke dunia politik dan pemerintahan, presiden Jokowi dikenal sebagai pengusaha meubel dari Surakarta. Namun, kedua putra presiden ini mengatakan tidak tertarik dengan dunia politik.
"Enggaklah (terjun ke dunia politik). Jadi pengusaha saja. Enak, banyak waktu dengan keluarga," ujar Gibran yang sudah dikaruniai seorang putra bernama Jan Ethes.
Pada kesempatan itu Kaesang mengajak kaum muda untuk tidak ragu terjun ke dunia usaha. Kaum muda tidak perlu takut risiko kegagalan dalam bisnis, karena hal itu biasa dalam membangun usaha.
"Enak usaha sendiri itu. Dapat uang jajan tambahan sendiri dan tidak merepotkan orangtua," ujar Kaesang.