Perang Dagang Bisa Picu Depresi Besar
WASHINGTON DC, SABTU – Presiden AS Donald Trump, Jumat (9/3) pukul 15.30 waktu di Washington, akan menggelar pertemuan yang diduga sebagai momen ia akan meneken penerapan tarif impor baja dan aluminium. Sejumlah negara khawatir, tarif itu bisa memicu perang dagang.
Pada Kamis (8/3), Trump telah memastikan lagi rencana untuk memasang tarif 25 persen bagi impor baja dan 10 persen bagi impor aluminium. Sebenarnya, hal itu sudah diisyaratkannya sejak pekan lalu.
Negara-negara produsen, pemasok utama AS, menilai tarif itu sangat tinggi. Jika Trump sampai meneken pemberlakukan tarif impor baja dan aluminium, mereka akan balik membalas langkah AS.
Pasar saham seluruh dunia merespons negatif dengan turun tajam, bahkan itu sudah terjadi sebelum Trump mengeluarkan ancaman akan memberlakukan tarif impor pada mobil-mobil Eropa.
Trump mengatakan, tarif yang akan diberlakukan dua minggu setelah ditandatangani, tidak akan berlaku untuk Kanada dan Meksiko. Perdagangan dengan mereka bisa dinegosiasikan.
Beijing mengeritik dan mengecam soal tarif tersebut sebagai \'serangan serius terhadap tatanan perdagangan internasional yang normal\'.
Salah satu sekutu AS, Jepang, langsung bereaksi keras terhadap rencana penerapan tarif baja dan aluminium tersebut. Tokyo mengatakan, langkah tersebut "dapat berdampak serius pada hubungan ekonomi Jepang dan AS". Jepang dan AS masing-masing negara dengan ekonomi terbesar ketiga dan pertama dunia.
Ekonomi terbesar kedua di dunia, China, juga vokal menentang pengumuman Trump. Beijing mengeritik dan mengecam soal tarif tersebut sebagai "serangan serius terhadap tatanan perdagangan internasional yang normal."
Mitra dagang utama Uni Eropa dan Brasil juga mengeluarkan pernyatakan menentang tarif 25 persen untuk impor baja dan 10 persen impor aluminium.
Kanada, tetangga AS di utaranya, merupakan satu-satunya sumber baja terbesar bagi AS tahun lalu, diikuti Brasil, Korea Selatan, Rusia, Meksiko, Jepang, dan Jerman.
Kanada merupakan pemasok terbesar aluminium yang diikuti oleh China, Rusia, dan Uni Emirat Arab.
Banyak pengamat khawatir. Langkah AS soal tarif impor baja dan aluminium ini bisa memicu perang dagang. Aksi balas dendam bisa saja dilakukan oleh negara-negara yang merasa dirugikan.
Jika itu terjadi, volume perdagangan internasional bisa saja berkurang drastis, begitu pula dengan pendapatan perseorangan, pendapatan pajak, harga, dan keuntungan.
Langkah AS soal tarif impor baja dan aluminium ini bisa memicu perang dagang.
Persis seperti yang pernah dialami AS pada era 1930-an. Ekonomi AS memasuki masa resesi besar selama musim panas 1929, ketika belanja konsumen menurun dan mengakibatkan penumpukan barang, sehingga produksi pun melambat. Itu berlangsung hingga 1939.
Selama itu dunia pun mengalami Depresi Besar (Great Depression) atau zaman malaise, yakni sebuah peristiwa menurunnya tingkat ekonomi secara dramatis di seluruh dunia.
Sepertinya Presiden Trump tidak mengingat soal itu. Ia beralasan, selama berpuluh-puluh tahun AS telah dihancurkan oleh praktik-praktik perdagangan asing yang agresif. Industri baja dan aluminium AS sangat terpukul.
“Ini benar-benar sebuah serangan terhadap negara kita," katanya.
Baja dan aluminium digunakan sebagai materi utama pembuatan mobil dan untuk berbagai keperluan pada proyek konstruksi, jaringan rel hingga kereta api.
Bersandar pada klausul keamanan nasional yang jarang digunakan dan juga sudah usang pada UU Perdagangan AS, Trump mengatakan, dia ingin memenuhi sebuah janji kampanye.
"Saya sudah lama membicarakan hal ini, jauh lebih lama dari karir politik saya," katanya. "Kami diperlakukan sangat buruk oleh pemerintahan masa lalu, oleh presiden yang mewakili kami yang tidak tahu apa yang mereka lakukan."
Trump telah mengindikasikan bahwa dia akan bersikap fleksibel terhadap \'teman-teman sejati\' AS.
Presiden ke-45 AS itu membandingkan tindakannya dengan pendahulu George Washington, Abraham Lincoln, dan William McKinley.
Trump telah mengindikasikan bahwa dia akan bersikap fleksibel terhadap "teman-teman sejati" AS.
Jika Trump jadi meneken tarif itu, ia memastikan Kanada dan Meksiko akan dikecualikan secara permanen jika negosiasi ulang Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) berhasil.
Namun, Kanada dan Meksiko melihat dua isu itu sebagai soal yang berbeda.
Pejabat tinggi perdagangan Uni Eropa, Cecilia Malmstroem menegaskan bahwa seluruh blok 28 negara itu "harus dikecualikan" dari tarif baru AS itu karena hubungan "sekutu dekat" dan berjanji untuk "mencari kejelasan lebih jauh" dari Washington. (AFP/REUTERS/AP/CNN)