Proyek pembangunan MRT tidak dihentikan saat perhelatan Asian Games, bulan Agustus mendatang. Presiden Joko Widodo meminta area proyek dibersihkan agar tidak mengganggu Asian Games.
Oleh
Nina Susilo
·3 menit baca
Jakarta, Kompas - Pengerjaan konstruksi angkutan massa berbasis rel yaitu mass rapid transit (MRT) diminta tak mengganggu penyelenggaraan Asian Games pada pertengahan Agustus mendatang. Namun, proyek ini tetap dilanjutkan sampai MRT beroperasi secara komersial pada Maret 2019.
Presiden Joko Widodo meninjau pengerjaan proyek MRT di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI) dan Bundaran Senayan, Jakarta, Rabu (7/3) sore. Gubernur DKI Anies Baswedan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh juga ikut mendampingi Presiden.
Di Stasiun Bundaran HI, Presiden turun ke kedalaman 19 meter dan memantau terowongan stasiun. Hal serupa dilakukan Presiden saat berada di Stasiun Bundaran Senayan. Presiden juga turun ke terowongan dan memantau kondisi bakal stasiun bawah tanah tersebut.
Presiden meminta kepastian bahwa kereta MRT ini rampung dan bisa dimanfaatkan masyarakat sesuai jadwal.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar pun menegaskan, Maret 2019, MRT sudah bisa dinikmati warga Jakarta. Ia juga menjelaskan berbagai kemajuan konstruksi dan penyiapan MRT.
Selain itu, Presiden Joko Widodo meminta supaya lokasi-lokasi pengerjaan MRT sudah bersih saat penyelenggaraan Asian Games pada pertengahan Agustus mendatang.
“Saya ingin memastikan bahwa nanti di atas tanah sudah tidak ada seng-seng, sudah bersih. Bapak Gubernur juga menyampaikan, penataan trotoar di wilayah Semanggi dan Senayan akan selesai sehingga ketika sekitar 30.000 tamu Asian Games tiba di Jakarta, semua sudah dalam keadaan bersih, indah, dan tepat waktu,” tutur Presiden.
Kemajuan 91,86 persen
Pembangunan konstruksi fase 1 proyek kereta Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta dimulai pada 10 Oktober 2013, ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Presiden Joko Widodo.
MRT rute Lebak Bulus-Bundaran HI ini terbentang sepanjang 16 kilometer, meliputi 10 kilometer jalur layang dan enam kilometer jalur bawah tanah.
Tujuh stasiun layang adalah Lebak Bulus (lokasi depo), Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja. Sedangkan enam stasiun bawah tanah dimulai dari Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran HI.
Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta Tubagus Hikmatullah menjelaskan, pembangunan MRT secara keseluruhan per Februari 2018, mencapai 91,86 persen. Kemajuan pembangunan itu terdiri atas konstruksi bawah tanah 95,36 persen dan konstruksi layang 87,99 persen. Ditargetkan, konstruksi sepenuhnya rampung pada Juli 2018.
Rel yang sudah terpasang sepanjang 11.314 meter untuk jalur rel ganda.
Adapun kereta MRT rencananya tiba di depo Lebak Bulus, 26 Maret. Untuk tahap pertama, akan tiba dua rangkaian kereta MRT. Setiap rangkaian terdiri atas enam kereta. Kereta ini dibuat Nippon Sharyo, perusahaan yang juga memproduksi kereta cepat Shinkansen di Jepang.
Setelah kereta tiba, lanjut Hikmatullah, uji coba kereta, sistem persinyalan, maupun rel kereta akan dilakukan bertahap mulai Mei ini. Uji coba dilakukan sepanjang 10 bulan.
Proyek MRT ini, menurut Gubernur DKI Anies Baswedan, juga akan menjadi upaya membentuk kedisiplinan warga.
Sebab semua pengguna harus disiplin dan antre. “Ibu kota melatih minimal 173.000 orang per hari untuk tepat waktu, antre, dan disiplin. Jadi MRT bukan hanya alat transportasi tapi alat untuk meningkatkan peradaban bangsa,” ujarnya.
Ketika ditanya mengenai kehadiran Surya Paloh di peninjauan ini, Presiden mengatakan, sudah lama tidak bertemu dengan Surya Paloh. Ketika ada kesempatan bertemu, kendati sambil meninjau proyek MRT, terjadilah pertemuan di tengah kesibukan keduanya.