MALANG, KOMPAS — Warga Malang ataupun wisatawan yang sedang berkunjung ke Kota Malang tak perlu bingung mencari tempat untuk jeda sesaat di tengah berkeliling kota tersebut. Duduk santai di bangku taman di bawah pohon rindang bisa menjadi alternatif.
Salah satu lokasi tempat jeda ialah di sepanjang Jalan Besar Ijen yang membentang lebih kurang 1 km. Di kanan-kiri jalan tersebut, tersedia puluhan bangku taman yang bisa digunakan siapa saja, kapan saja dan cuma-cuma.
Kaki-kaki dan sandaran lengan bangku taman tersebut terbuat dari besi padat. Ini membuat bangku terasa kokoh saat diduduki. Setiap bangku mampu diduduki maksimal tiga orang.
Bangku-bangku tersebut tidak diletakkan di trotoar, tetapi di taman yang berada di antara trotoar dan tembok pembatas rumah warga. Dengan demikian, pejalan kaki pengguna trotoar tidak terganggu.
Arah bangku taman tersebut menghadap Jalan Besar Ijen. Dengan demikian, warga yang duduk di bangku taman masih dapat melihat kendaraan yang lalu lalang di jalan raya.
Posisi tersebut juga memudahkan warga yang membawa kendaraan untuk mengawasi kendaraannya yang terparkir di pinggir jalan raya.
Tak perlu khawatir kendaraan yang terparkir membuat macet, lebar Jalan Besar Ijen yang mencapai 6 meter masih cukup untuk digunakan pengguna kendaraan lain.
Kendati berada di kanan-kiri jalan protokol, duduk di bangku taman Jalan Besar Ijen masih menyuguhkan kesejukan. Pasalnya, aneka pepohonan yang rindang memberikan kesegaran tersendiri.
Kesejukan itu yang membuat Adinda, mahasiswi asal Sumatera, kerap duduk-duduk di bangku taman Jalan Besar Ijen. ”Kalau nongkrong di kos sumpek, kalau nongkrong di kafe atau kantin kampus bawaannya pengin makan terus. Kalau di sini enak, sejuk, santai, dan gratis,” katanya.
Adinda mengaku kerap menghabiskan waktu sekitar 1-2 jam hanya untuk duduk, membaca buku, atau bermain gawai di sana. Biasanya siang hari ia berada di sana.
Kesejukan yang ditawarkan di sekitar bangku taman di Jalan Besar Ijen didukung dengan kebersihannya. Walaupun berada di pusat kota dan di pinggir jalan besar, hampir tidak ditemukan sampah menumpuk. Mungkin salah satu penyebabnya ialah tidak adanya pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar sana.
Apabila tak ada pedagang kaki lima yang berjualan, bagaimana dengan warga yang haus dan membutuhkan minum. Tak perlu khawatir, sejumlah instalasi air matang siap minum telah tersedia di sepanjang Jalan Besar Ijen. Warga tinggal membuka keran dan membuka mulutnya. Dahaga pun hilang.
Tak hanya dijadikan tempat untuk jeda dari rutinitas, bangku taman di Jalan Besar Ijen juga kerap dijadikan lokasi perjumpaan. Lokasinya yang berada di tengah kota dan terbuka membuat orang mudah bertemu dengan kerabatnya.
”Kalau bertemu di kafe atau restoran itu susah, terlalu banyak sehingga tidak hafal nama dan lokasinya. Kalau di sini (Jalan Besar Ijen) semua orang sudah tahu. Tinggal jalan pelan dari ujung ke ujung pasti ketemu,” ujar Sulistiawan (58), pensiunan guru yang menunggu rekannya untuk bisnis burung berkicau.
Harapannya fasilitas umum tersebut juga tidak disalahgunakan. ”Suatu ketika malam-malam saya lihat ada anak muda pacaran di sini,” kata Sulistiawan.
Ia berharap pemerintah kota melalui Satpol PP juga rutin berpatroli untuk sekadar mengawasi warga agar tidak buang sampah sembarangan, merusak bangku taman, atau menggunakan fasilitas publik itu untuk hal-hal yang tidak baik.
Jalan Besar Ijen merupakan satu dari beberapa titik penempatan puluhan hingga ratusan bangku taman. Semoga masyarakat juga sadar untuk menjaga keberadaan bangku taman tersebut.
Bagi Anda yang sedang di Malang, jangan lupa mengambil jeda dari hiruk-pikuk kota di bangku taman Jalan Besar Ijen.