Sri Mulyani Menteri Keuangan Pertama yang Kunjungi Ambon
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·2 menit baca
AMBON, KOMPAS — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengunjungi Kota Ambon, Maluku, untuk menghadiri sejumlah kegiatan di daerah itu pada Rabu (7/3) pagi hingga siang. Inilah kunjungan menteri keuangan pertama ke Ambon sejak Indonesia merdeka 73 tahun silam.
”Sejak Indonesia merdeka, saya adalah menteri keuangan yang pertama kali datang ke sini,” ujar Sri Mulyani saat membawakan kuliah umum di Kampus Universitas Pattimura (Unpatti).
Turut hadir Penjabat Gubernur Maluku Zeth Sahuburua, Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy, dan Rektor Unpatti MJ Sapteno.
Kesan serupa disampaikan Sri Mulyani ketika menjadi pembicara kunci pada pembukaan Konferensi Musik Indonesia (Kami) di Taman Budaya Ambon. Ini merupakan konferensi musik pertama di Indonesia yang dihadiri ratusan peserta. Sesuai rencana, kegiatan Kami akan berakhir Jumat (9/3).
Kendati baru pertama kali ke Ambon, Sri Mulyani terkesan dengan penyanyi asal Ambon, seperti Broery Marantika. Ia mengungkapkan kekagumannya atas suara merdu orang Ambon. Ia mendukung Ambon menuju kota musik dunia yang telah dicanangkan pada Oktober 2016.
Sri Mulyani mengungkapkan kekagumannya atas suara merdu orang Ambon. Ia mendukung Ambon menuju kota musik dunia yang telah dicanangkan pada Oktober 2016.
Selain di dua acara itu, arakan mobil yang membawa Sri Mulyani juga masuk ke Pasar Mardika. Sayangnya, ia tak sempat turun untuk menyapa pedagang. Arakan mobil terus berlalu, sementara pedagang kebingungan.
”Pejabat siapa itu,” ujar beberapa pedagang. Ini berbeda dengan gaya Presiden Joko Widodo yang biasanya turun menyapa atau berdialog dengan masyarakat.
Anggaran untuk Maluku
Dalam kuliah umum itu, Sri Mulyani memaparkan kondisi perekonomian nasional dan pengaruh ekonomi global. Ia berharap, masyarakat tetap optimistis dengan kondisi perekonomian saat ini yang mulai membaik.
Sri Mulyani juga memaparkan data tentang transfer dana ke daerah yang terus bertambah. Sayangnya, banyak kepala daerah mengorupsi anggaran yang seharusnya untuk pembangunan itu.
Pada sesi tanya jawab, peserta menanyakan kepada Sri Mulyani tentang alokasi anggaran untuk Maluku dan daerah kepulauan lain yang dianggap jumlahnya terlalu kecil. Perspektif pemerintah dianggap masih terlalu kental dengan nuansa kontinental. Sejumlah aspek termasuk tingkat kemahalan seperti biaya transportasi tidak dipertimbangkan.
Maluku akan tetap miskin jika anggaran untuk pembangunan hanya dihitung berdasarkan luas wilayah darat dan jumlah penduduk.
Mantan Wakil Menteri Perindustrian era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Alex Retraubun, yang hadir dalam kuliah umum itu mengatakan, Maluku akan tetap miskin jika anggaran untuk pembangunan hanya dihitung berdasarkan luas wilayah darat dan jumlah penduduk. Alex berharap ada perubahan.