JAKARTA,KOMPAS — Partai Keadilan Sejahtera atau PKS tetap akan mengajukan sembilan kadernya untuk menjadi calon presiden atau calon wakil presiden pada Pemilu Presiden 2019 sekalipun hingga kini elektabilitas para kader PKS itu belum menggembirakan.
Sembilan kader PKS itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid, mantan Presiden PKS Anis Matta, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring, Ketua DPP PKS Al Muzammil Yusuf, dan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.
Menurut Hidayat Nur Wahid, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (6/3), sekalipun hasil survei sejumlah lembaga survei tak ada yang memperlihatkan satu pun kader PKS itu memiliki elektabilitas tinggi, PKS tetap yakin satu dari sembilan nama itu layak menjadi capres ataupun cawapres, dan jika maju, memiliki peluang memenangi Pemilu Presiden 2019.
Keyakinan ini berdasarkan pengalaman pemilu selama ini di mana hasil survei sering kali berbeda dengan hasil pemilu. Dia mencontohkan saat Pilkada DKI Jakarta 2017.
Oleh karena itu, PKS tetap akan mengajukan sembilan kader itu menjadi capres ataupun cawapres saat berkomunikasi untuk membangun koalisi dengan partai politik lainnya.
”Kami komunikasikan dengan partai lain, mana dari sembilan figur itu yang bisa jadi capres ataupun cawapres,” katanya.
PKS diharuskan berkoalisi karena jumlah kursi PKS di parlemen ataupun jumlah suara PKS di pemilu sebelumnya tidak memenuhi syarat untuk bisa mengusung capres-cawapres sendiri.
Terkait partai yang akan berkoalisi dengan PKS, Hidayat mengatakan, PKS masih mengkaji dan menjalin komunikasi dengan partai lain. Namun, dengan melihat sejauh ini PKS terbiasa berkoalisi dengan Gerindra dan Partai Amanat Nasional (PAN), sangat mungkin koalisi tiga partai ini berlanjut untuk 2019.
Melihat sejauh ini PKS terbiasa berkoalisi dengan Gerindra dan Partai Amanat Nasional (PAN), sangat mungkin koalisi tiga partai ini berlanjut untuk 2019.
Namun, kalaupun PAN nantinya membentuk poros koalisi baru dan menghadirkan capres-cawapres lain bersama Partai Demokrat dan Partai Kebangkitan Bangsa, PKS sudah cukup berkoalisi dengan Gerindra untuk bisa mengusung pasangan capres-cawapres.
”Yang jelas PKS akan melahirkan satu poros koalisi. PKS dan minimal dengan Gerindra. Apakah tiga partai lain akan melahirkan poros lainnya, kita tunggu saja,” katanya.
Adapun kemungkinan untuk berkoalisi dengan lima partai politik yang telah mendeklarasikan akan mengusung kembali presiden petahana Joko Widodo sudah tertutup bagi PKS.
”Sampai hari kami memahami Pak Jokowi sudah mempunyai begitu banyak partai mendukungnya. Bahkan, begitu banyak yang ingin menjadi cawapres dari Pak Jokowi. Ya sudah, biarlah yang mendukung Pak Jokowi itu, itu hak politik mereka. Namun, kami jangan disuruh-disuruh atau diprovokasi untuk ikut mengusungnya yang kemudian nanti hanya ada calon tunggal. Kalau hanya ada calon tunggal buat apa ada pemilu presiden,” katanya.