Jakarta, Kompas - Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jakarta mengklaim, logistik pencetakan KTP elektronik di Jakarta masih aman. Baik tinta, blangko, maupun pita yang digunakan untuk mencetak KTP elektronik ini masih tersedia.
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) DKI Jakarta Edison Sianturi mengatakan, pihaknya sedang mencetak KTP elektronik (KTP-el) milik warga yang sudah memiliki surat keterangan (suket). Warga yang sudah merekam data KTP-el di kelurahan, datanya akan diuji ketunggalan oleh Kementerian Dalam Negeri. Jika lolos uji ketunggalan, KTP siap dicetak.
"Sesuai aturan, kami berusaha menyelesaikan mulai dari perekaman data, hingga cetak blangko maksimal 14 hari kerja. Namun, biasanya proses yang lama itu di Kementerian Dalam Negeri. Itu tidak bisa kami pastikan," ujarnya, Senin (5/3).
Proses verifikasi yang lama, lanjut Edison, biasanya terjadi pada warga yang pindah domisili. Setiap tahun, rata-rata 270.000 warga pindah ke Jakarta. Warga yang pindah harus menyertakan surat pindah dari daerah asal, serta membawa surat pengantar dari RT di tempat tinggalnya sekarang.
"Banyak kami temukan di lapangan, data yang dikumpulkan warga itu salah. Mereka tinggal di Johar Baru, misalnya, tapi bilangnya di Galur. Data yang dikumpulkan saja salah makanya lama proses cetaknya," ujar Edison.
Menurut Edison, tidak terkendalanya pengadaan blangko dan tinta KTP-el di Jakarta salah satunya karena ada alokasi APBD yang cukup besar untuk kebutuhan pelayanan publik itu. Tahun 2018, Disdukcapil menggangarkan Rp 16 miliar untuk KTP-el.
Selain itu, menurut Edison, Disdukcapil sedang menyelesaikan distribusi blangko KTP-el yang sudah dicetak. Blangko itu didistribusikan sampai ke RW. Disdukcapil berencana segera menyelesaikan pendistribusian KTP-el. Pasalnya, Pemprov DKI Jakarta juga menargetkan seluruh warga mendapatkan asuransi kesehatan dari BPJS Kesehatan. Pembuatan asuransi ini mensyaratkan KTP-el. "Pelayanan KTP-el di Jakarta terus ditingkatkan. Dari total wajib KTP-el 7,8 juta, yang sudah tercetak sebanyak 94,8 persen. Adapun yang sudah terekam (data) sudah 100 persen," kata Edison.
Di Kelurahan Pulo, Kebayoran Baru, sehari petugas melayani rata-rata lima pemohon KTP-el. Menurut seorang petugas operator, pemohon KTP-el kini tidak sebanyak dulu. Rata-rata, warga membawa suket untuk mencetak blangko KTP-el. Namun, kelurahan tidak memiliki alat pencetak blangko. Petugas meminta tolong ke Kelurahan Cipete Utara bila ada warga hendak mencetak KTP-el.
Kepala Satuan Pelaksana Disdukcapil Pasar Minggu Sri Kuntari mengatakan, pita, tinta, maupun blangko KTP-el, persediaannya masih aman.