Timnas Boling Tetap Berpotensi Raih Emas Meskipun Sulit
Oleh
DD15
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Tim nasional boling berpotensi meraih medali pada Asian Games Agustus nanti. Namun, persentase meraih emas lebih kecil dibandingkan perak atau perunggu. Pengurangan nomor pertandingan dan lawan yang semakin berat menjadi alasan emas sulit diraih.
Terakhir kali Indonesia meraih emas cabang boling yakni pada Asian Games Doha, Qatar, 2006 dari Ryan Lalisang yang turun di nomor perorangan putra. Sejak saat itu, Indonesia belum pernah meraih emas kembali. Pada Asian Games Guangzhou, China, 2010, Indonesia hanya meraih satu perak dari nomor tim 5 orang putri. Sedangkan pada Asian Games Incheon, Korsel, 2014, Indonesia meraih dua perunggu dari nomor ganda putra dan tim 5 orang putri.
Dalam Asian Games tahun ini, pertandingan boling diselenggarakan di kompleks olahraga Jakabaring, Palembang. Timnas boling masih sulit dalam meraih emas. Hal tersebut diakui oleh pelatih tim nasional boling Indonesia Thomas Tan.
Timnas boling masih sulit dalam meraih emas.
Menurut Thomas, peluang peraih medali emas lebih kecil karena nomor yang dipertandingkan jauh lebih sedikit dari Asian Games sebelumnya. Pada Asian Games nanti, Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia (Inasgoc) dan Dewan Olimpiade Asia (OCA) memutuskan untuk mengurangi nomor pertandingan di cabang boling.
Nantinya, cabang boling akan memainkan enam nomor yakni trio, tim 6 orang, dan master, baik untuk putra maupun putri. Sebelumnya, boling selalu memainkan 12 nomor yakni tunggal, ganda, trio, tim 5 orang, master, dan all events, baik putra maupun putri.
“Kita tetap optimistis akan dapat medali, tetapi kita belum bisa menargetkan medali apa yang akan diperoleh nanti. Lawan-lawan yang akan kita temui juga semakin berat dan berkembang seperti Korea Selatan dan Singapura. Selain itu, Jepang juga berpotensi memberi kejutan,” ujar Thomas di Jakarta, Rabu (28/2).
Thomas menambahkan, peluang meraih emas bagi timnas masih ada karena peboling mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Hal itu terlihat dari hasil uji coba di Palembang yang diadakan sejak 25-28 Februari. Sebanyak 14 peboling timnas rata-rata mampu mencetak skor tinggi di setiap nomor.
Selain hasil uji coba tersebut, pada Desember lalu, peboling timnas Tannya Roumimper, Sharon Limansantoso dan Putty Armein juga berhasil mencetak sejarah baru boling Indonesia. Mereka sukses meraih perunggu pada nomor trio putri di Kejuaraan Dunia Boling Las Vegas, Amerika Serikat.
Nama-nama peboling senior seperti Ryan Lalisang di sektor putra dan Tannya Roumimer di sektor putri masih menjadi tumpuan untuk mendapatkan medali. Tannya saat ini berada di peringkat kelima dunia.
Program pelatnas
Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Boling Indonesia (PB PBI) Gatot Aryo Nugroho mengatakan, penghapusan nomor pertandingan boling tidak mengubah program pelatnas.
Namun, terjadi perubahan jadwal dan tempat pemusatan pelatihan di luar negeri karena keterbatasan anggaran yang diberikan oleh pemerintah. Dari anggaran Rp 26,8 miliar yang diajukan, pemerintah hanya menyetuji sebesar Rp 8,7 miliar.
Usai menjalani uji coba, timnas akan kembali menjalani pelatnas di Arena Boling Ancol, Jakarta dengan arahan pelatih asing Purvis James Granger dari AS. Pada awal April, tim putra akan menjalani pemusatan pelatihan di AS dan mengikuti turnamen Sirkuit Pro. Adapun tim putri akan menjalani pemusatan pelatihan di Thailand dan mengikuti turnamen Thailand Terbuka pada pertengahan April.
Belum terima gaji
Kendala anggaran juga dirasakan oleh atlet dan pelatih. Menurut Thomas, sudah dua bulan atlet dan pelatih tidak menerima gaji. Bahkan, sebagian atlet seperti Tannya melakukan pelatihan sendiri di AS menggunakan dana pribadi.
“PBI bilang mereka ada kendala di surat keputusan. Kami harap persoalan ini segera diselesaikan agar tidak menggangu fokus atlet dan pelatih,” ujarnya.
Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora Mulyana menyatakan, anggaran pelatnas untuk PBI sudah dicairkan sejak 15 Februari. Menurutnya, persoalan anggaran lebih mengarah pada kondisi di internal PBI. (DD15)