SIDOARJO, KOMPAS — Tim dari satuan tugas pangan menggembok gudang beras impor milik Bulog Divre Jawa Timur di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jatim, Kamis (1/3). Hal itu dilakukan untuk memastikan beras impor tidak diselewengkan hingga merembes di pasar lokal Jatim.
Penggembokan dilakukan di gudang 5C yang berisi 8.700 ton beras impor dari Thailand. Rencananya penggembokan akan dilakukan di semua gudang penyimpanan beras impor setelah proses pembongkaran rampung.
Anggota tim Satgas Pangan Jatim, Kepala Unit III Industri dan Perdagangan Direktorat Kriminal Khusus Polda Jatim Komisaris Ernesto Saiser mengatakan, gembok akan disimpan Perum Bulog dan polisi. Pembukaan gudang dilakukan atas sepengetahuan satgas.
”Pengawasan beras impor ini sudah dilakukan sejak kapal bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan Tanjungwangi Banyuwangi,” ujar Ernesto.
Pemerintah pusat memutuskan mengimpor 500.000 ton beras untuk memperkuat cadangan pangan nasional, menjaga stabilitas harga, dan bantuan bencana. Saat ini 45.250 ton beras impor tiba di Jatim, rinciannya 25.250 ton di Pelabuhan Tanjungwangi dan 20.000 ton di Pelabuhan Tanjung Perak.
Pembongkaran beras di Pelabuhan Tanjung Perak sudah selesai dan sekarang proses memasukkan ke gudang Bulog di Sidoarjo. Sementara pembongkaran beras impor di Pelabuhan Tanjungwangi masih berlangsung dan kurang sekitar 5.000 ton lagi.
Kepala Bulog Divre Jatim Muhammad Hasyim mengatakan, beras impor ini akan didistribusikan ke Indonesia timur seperti Papua, NTT, dan Maluku.
Namun, waktu pendistribusiannya menunggu perintah Kementerian Perdagangan. Pihaknya menjamin beras impor tidak akan beredar di Jatim karena merupakan lumbung pangan nasional dan saat ini berlangsung panen.